Gunung Berapi di Islandia Meletus, Kota Nelayan di Sekitar Terancam Dampaknya
Sebuah gunung berapi memuntahkan lava dan asap ketika meletus di Semenanjung Reykjanes, Islandia 14 Januari 2024 (Sumber: REUTERS)
21:03
14 Januari 2024

Gunung Berapi di Islandia Meletus, Kota Nelayan di Sekitar Terancam Dampaknya

 

 – Gunung berapi di barat daya Islandia meletus pada Minggu (14/1) pagi waktu setempat.

Letusan tersebut berpeluang menjadi ancaman langsung bagi kelangsungan kota nelayan kecil di sekitarnya, meskipun kota tersebut telah dievakuasi sebelumnya.

Menurut pihak berwenang setempat, seluruh warga sudah diamankan dan tidak ada yang berada dalam zona bahaya.

Berdasarkan rekaman video pada Minggu pagi dari lokasi tersebut, nampak semburan lava oranye menyembur dari celah tanah disaat langit Islandia masih cukup gelap.

“Tidak ada nyawa yang terancam, meskipun infrastruktur (kota) mungkin akan terancam,” tulis Presiden Islandia Gudni Johannesson di sosial media X.

Johannesson juga menyebut bahwasannya letusan gunung berapi tidak berdampak apa-apa terhadap jadwal penerbangan negara mereka.

Letusan gunung berapi dimulai pada Minggu pagi di utara kota Grindavik, dimana sehari sebelumnya warga sekitarnya sudah dievakuasi untuk kedua kalinya dalam waktu sebulan.

Upaya preventif ini dilakukan pihak berwenang agar kerusakan akibat lava tidak merembet ke tempat lain di tengah serangkaian aktivitas seismik.

Untuk melindungi infrastruktur kota, pemerintah setempat sudah membangun penghalang dari tanah dan batu dalam sepekan terakhir untuk menahan lava memasuki Grindavik, sekitar 40 km dari ibu kota Reykjavik.

Namun, letusan terbaru dalam beberapa jam terakhir nampaknya berhasil menghancurkan penghalang tersebut.

“Menurut gambar pertama (yang didapat) dari penerbangan pengawasan penjaga pantai, sebuah celah telah terbuka di kedua sisi penghalang yang dibangun di utara Grindavik. Lava tersebut berhasil mengalir menuju kota dan mencapai kedalaman 450 meter,” ungkap Kantor Meteorologi Islandia IMO.

Meskipun demikian, masih dibutuhkan waktu beberapa jam bagi lava untuk mencapai Grindavik apabila mereka terus mengalir menuju kota.

Bukan Pertama Kali Terjadi di Islandia

Islandia dikenal sebagai negara yang sering alami letusan gunung berapi. Mengingat negara tersebut terletak di antara lempeng tektonik Eurasia dan Amerika Utara.

Dua lempeng tersebut merupakan yang terbesar di bumi, maka wajar saja apabila Islandia disebut sebagai hotspot seismik dan vulkanik karena kedua lempeng itu bergerak ke arah yang berlawanan.

Fenomena alam yang terjadi di utara kota Grindavik pada Minggu (14/1) pagi merupakan yang kedua kalinya di semenanjung Reykjanes dalam waktu kurang dari satu bulan.

Bulan lalu, tepatnya 18 Desember, letusan terjadi di sistem vulkanik Svartsengi. Evakuasi menyeluruh pun dilakukan terhadap 4000 penduduk Grindavik, termasuk penutupan wisata air panas bumi Bluee Lagoon yang populer di negara tersebut.

Dalam beberapa pekan terakhir, lebih dari 100 warga Grindavik perlahan kembali ke tempat tinggal masing-masing. Namun dengan adanya ancaman letusan terbaru, perintah evakuasi pun dilakukan pada Sabtu (13/1) kemarin.

Pada 2010 silam, letusan gunung berapi Eyjafjallajokull di selatan Islandia memuntahkan awan abu besar dan menyebar ke sebagian besar Eropa.

Aktivitas itu memaksa lebih dari 100.000 penerbangan di benua biru itu harus dihentikan. Sementara ratusan warga Islandia mengungsi dari rumah mereka.

Berbeda dengan Eyjafjallajokull, jenis gunung berapi Reykjanes tidak terperangkap di bawah gletser sehingga diperkirakan tidak memuntahkan awan abu serupa.

***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #gunung #berapi #islandia #meletus #kota #nelayan #sekitar #terancam #dampaknya

KOMENTAR