NATO Terbelah, Tiga Negara Pentolan Ogah Ikut Aksi AS-Inggris Gempur Yaman Buat Hentikan Houthi
"Tiga negara pentolan NATO itu bahkan tidak menandatangani pernyataan yang dikeluarkan oleh 10 negara lain yang membenarkan serangan tersebut," tulis laporan Reuters.
Sikap tiga negara ini makin menyoroti perpecahan di blok Barat mengenai cara aliansi tersebut menangani kelompok Houthi.
Sebagai bentuk solidaritas terhadap perlawanan Gaza atas agresi militer Israel, Angkatan Bersenjata Yaman dan kelompok Houthi diketahui menargetkan kapal-kapal sipil di Laut Merah selama berminggu-minggu.
Dilaporkan, pesawat tempur, kapal, dan kapal selam AS dan Inggris melancarkan lusinan serangan udara di seluruh Yaman semalam sebagai pembalasan atas serangan berulang-ulang Houthi di Laut Merah, salah satu rute pelayaran komersial tersibuk di dunia.
"Belanda, Australia, Kanada, dan Bahrain memberikan dukungan logistik dan intelijen untuk operasi tersebut," kata para pejabat AS.
Selain itu, Jerman, Denmark, Selandia Baru, dan Korea Selatan menandatangani pernyataan bersama dengan keenam negara lainnya untuk membela serangan semalam dan memperingatkan tindakan lebih lanjut untuk melindungi arus bebas perdagangan Laut Merah jika Houthi tidak mundur.
Rudal AS menyerang sasaran di Yaman terkait dengan Milisi Houthi. Serangan yang dipimpin Amerika Serikat ini terjadi sebagai respons terhadap lebih dari dua lusin serangan drone dan rudal Houthi terhadap kapal komersial menuju Israel di Laut Merah sejak perang Israel-Hamas dimulai. (Tangkapan layar Twitter)Italia Mengaku Tak Diajak, Prancis Cemas Aksi Ilegal, Spanyol Tak Mau Perang Makin Besar
Ketiga negara NATO yang tidak ikut aksi penyerbuan AS dan Inggris ke Yaman dilaporkan memiliki argumen masing-masing.
Sebuah sumber di kantor Perdana Menteri Giorgia Meloni mengatakan Italia menolak menandatangani pernyataan tersebut karena tidak diminta untuk berpartisipasi dalam serangan terhadap Houthi.
Namun, sumber pemerintah mengatakan Italia sebenarnya telah diminta untuk ambil bagian, namun menolak karena dua alasan.
"Alasan pertama karena keterlibatan Italia memerlukan persetujuan parlemen, yang akan memakan waktu, dan kedua karena Roma lebih memilih untuk menerapkan kebijakan yang “menenangkan” dalam konflik Laut Merah," kata sumber di pemerintahan Italia.
Soal perdamaian di Laut Merah, Prancis juga mengutarakan alasan sejenis.
Berbicara tanpa mau disebutkan namanya, seorang pejabat Perancis mengatakan Paris khawatir kalau dengan bergabung dalam serangan yang dipimpin AS, mereka akan kehilangan pengaruh dalam pembicaraan untuk meredakan ketegangan antara Hizbullah dan Israel.
Perancis telah memfokuskan sebagian besar diplomasinya dalam beberapa pekan terakhir untuk menghindari eskalasi dan front pertempuran besar di Lebanon.
Meski tak ikut aksi AS, Prancis mengindikasikan dukungan diam-diam terhadap tindakan AS.
Indikasi itu terlihat saat Kementerian Luar Negeri Perancis mengeluarkan pernyataan yang mengatakan kalau Houthi bertanggung jawab atas eskalasi tersebut.
Namun, seorang diplomat yang mengetahui posisi Prancis mengatakan Paris tidak percaya serangan itu dianggap sah untuk membela diri.
Menteri Pertahanan Spanyol, Margarita Robes mengatakan Madrid tidak ikut aksi militer di Laut Merah karena ingin mendorong perdamaian di kawasan.
“Setiap negara harus memberikan penjelasan atas tindakannya. Spanyol akan selalu berkomitmen terhadap perdamaian dan dialog,” katanya kepada wartawan di Madrid.
Awal pekan ini, Menteri Pertahanan Italia, Guido Crosetto, menegaskan keengganannya untuk menargetkan kelompok Houthi.
Berbicara kepada Reuters Crosetto menilai agresi Houthi harus dihentikan tanpa memicu perang baru di wilayah tersebut.
Sebuah kapal rudal angkatan laut Israel berpatroli di Laut Merah di lepas pantai kota pelabuhan Eliat di selatan Israel pada 26 Desember 2023. (Alberto PIZZOLI / AFP)Ogah-ogahan Sejak Awal
Perbedaan pendapat di negara-negara Barat mengenai cara mengatasi ancaman Houthi sudah muncul bulan lalu ketika Amerika Serikat dan sejumlah sekutunya meluncurkan “Operasi Penjaga Kemakmuran” untuk melindungi kapal-kapal sipil di jalur pelayaran Laut Merah yang sibuk.
Italia, Spanyol dan Perancis tidak ikut serta dalam misi tersebut, karena tidak mau menempatkan kapal angkatan laut mereka di bawah komando AS.
Ketiganya telah berpartisipasi dalam operasi anti-pembajakan Uni Eropa di lepas pantai Tanduk Afrika, dan Menteri Pertahanan Spanyol mengatakan pada hari Jumat bahwa Uni Eropa mungkin akan segera memutuskan inisiatif baru.
“UE dapat memutuskan… dalam waktu beberapa hari bahwa harus ada misi (angkatan laut). Kami belum mengetahui sejauh mana misi tersebut disetujui, namun sementara itu, posisi Spanyol di luar rasa tanggung jawab dan komitmen terhadap perdamaian adalah tidak melakukan intervensi di Laut Merah,” ujarnya.
(oln/rtrs/memo/*)
Tag: #nato #terbelah #tiga #negara #pentolan #ogah #ikut #aksi #inggris #gempur #yaman #buat #hentikan #houthi