Cerita Pilu Bocah Palestina Usia 12 Tahun Tewas Ditembak Mati Polisi Israel Gegara Nyalakan Kembang Api Saat Buka Puasa
Seorang bocah Palestina tewas dibunuh tentara Israel [Foto: Antara]
12:12
18 Maret 2024

Cerita Pilu Bocah Palestina Usia 12 Tahun Tewas Ditembak Mati Polisi Israel Gegara Nyalakan Kembang Api Saat Buka Puasa

Rami al-Halhouli adalah seorang anak laki-laki Palestina berusia 12 tahun. Dia lahir dan besar di Shuafat, sebuah kamp pengungsi di Yerusalem Timur yang diduduki Israel. Kamp itu menampung sekitar 16.000 orang.

melansir laman BBC Indonesia, pada Selasa (12/3/2024) malam, Rami sedang bermain dengan saudara laki-laki dan teman-temannya di depan rumah keluarganya. Ketika itu, mereka mendesak Rami untuk menyalakan kembang api.

Rami lantas menyalakan dan mengarahkan kembang api itu menjauh darinya. Dia mengangkatnya ke arah ke langit, tapi dia dituduh juga mengarahkan kembang api itu ke beberapa polisi perbatasan Israel.

Berdasarkan video kejadian tersebut, bahkan sebelum kembang api menyala, Rami terkena peluru yang ditembakkan oleh polisi perbatasan Israel yang berada agak jauh darinya.

Dalam sebuah pernyataan, Israel membuat klaim bahwa satu tembakan dilepaskan ke arah Rami yang mereka sebut sebagai "pelaku yang membahayakan pasukan karena menembakkan kembang api".

Kepolisian belum melepas jenazah Rami kepada pihak keluarga. Mereka juga tidak menjawab pertanyaan spesifik mengenai penembakan tersebut. Keluarganya berkata kepada BBC pada Rabu (13/3/2024) bahwa peluru tersebut mengenai jantung Rami.

“Tidak ada harapan,” kata kakak laki-lakinya, Mahmoud, berusia 19 tahun, yang bergegas menemui Rami saat dia ditembak.

"Dia sudah meninggal saat itu," katanya penuh kesedihan.

Ibu Rami yang bernama Rawia, 50 tahun, sedang berada di dalam rumah keluarga ketika dia mendengar suara tembakan. Malam itu, ketika dia mendengar seseorang meneriakkan namanya, dia langsung berlari keluar.

“Saya tidak berpikir terlalu buruk pada awalnya karena tidak ada bentrokan dengan polisi atau demonstrasi apa pun di sekitar rumah, tidak ada suara tembakan atau granat,” katanya.

“Kemudian saya melihat tubuh Rami tergeletak di tanah dan saya pikir dia terjatuh dari permainan yang dimainkan anak-anak.

“Saat mereka membalikkan tubuhnya, saya melihat lubang di dadanya. Pelurunya ada di jantungnya. Lalu saya berteriak," kata Rawia.

Rami adalah satu dari enam warga Palestina yang ditembak mati oleh pasukan keamanan Israel di Yerusalem Timur dan Tepi Barat pada 12 Maret lalu. Itu adalah awal yang suram untuk bulan suci Ramadan yang berlangsung dalam suasana yang sudah kelam karena konflik bersenjata di Jalur Gaza.

Pada konferensi pers 13 Maret lalu, Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir, memuji petugas yang menembak Rami sebagai "pahlawan dan pejuang".

Dia berkata, petugas itu telah melakukan "pekerjaan yang patut dicontoh" dan akan menerima dukungan penuh dari pemerintah.

Ben-Gvir menuduh Rami al-Halhouli, anak berusia 12 tahun itu, sebagai "teroris".

Seorang anggota pasukan keamanan Israel berdiri di samping barikade terbakar yang didirikan oleh pengunjuk rasa Palestina di Kota Tua Yerusalem, pada (8/5/2021). [EMMANUEL DUNAND / AFP]Seorang anggota pasukan keamanan Israel berdiri di samping barikade terbakar yang didirikan oleh pengunjuk rasa Palestina di Kota Tua Yerusalem, pada (8/5/2021). [EMMANUEL DUNAND / AFP]

Tidak jauh dari kantor polisi tempat menteri berbicara, pada Rabu (13/3), Rawia al-Halhouli sedang duduk di ruang tamunya dikelilingi oleh teman, kerabat, dan pelayat yang menangis datang satu per satu untuk memberikan penghormatan.

Di luar halaman, ayah Rami yang bernama Ali (60 tahun), sedang duduk bersama keluarga dan teman-temannya. Dia tidak mampu menahan air matanya selama lebih dari beberapa menit.

“Saya bertanya kepada Anda, seorang anak berusia 12 tahun, bagaimana dia bisa menjadi teroris?” kata Ali.

"Dia sedang berpuasa dan berbuka, lalu keluar rumah dan bermain dengan anak-anak lain. Ini bulan Ramadan, mereka pantas menyalakan kembang api. Mereka sedang bermain," ujar Ali.

Ali berkata, Rami adalah anak yang baik. “Dia pandai di sekolah, dia pintar, dia membantu tetangga kami. Ini adalah lingkungannya dan dia tidak pernah pergi lebih jauh. Dia bukan pembuat onar.”

Menurutnya, pasukan Israel yang membunuh Rami “hanya orang yang mengikuti perintah.

“Itu semua benar-benar perintah yang berasal dari Ben-Gvir,” kata Ali.

“Dia tidak akan membiarkan warga Palestina merasakan perdamaian.” katanya.

Editor: Bangun Santoso

Tag:  #cerita #pilu #bocah #palestina #usia #tahun #tewas #ditembak #mati #polisi #israel #gegara #nyalakan #kembang #saat #buka #puasa

KOMENTAR