Houthi Ngamuk seusai AS dan Inggris Bombardir Yaman: Musuh Siap-siap Tanggung Konsekuensi Serius
Houthi dikabarkan melatih 20.000 tentara cadangan untuk ditempatkan di Jalur Gaza, guna membantu milisi Hamas melawan serangan tentara Israel. Kelompok Houthi Yaman meradang usai negaranya diserang oleh Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Sebut musuh siap-siap terima akibatnya 
16:20
12 Januari 2024

Houthi Ngamuk seusai AS dan Inggris Bombardir Yaman: Musuh Siap-siap Tanggung Konsekuensi Serius

- Amerika Serikat (AS) dan Inggris dilaporkan melakukan serangan ke kawasan Yaman, Kamis (11/1/2024).

Menurut saluran TV Al-Masirah, yang berafiliasi dengan kelompok Houthi, ibu kota Yaman, Sanaa, telah menjadi sasaran 'agresi Amerika'.

Secara terpisah, kantor berita Saba, yang juga berafiliasi dengan Houthi, melaporkan bahwa pesawat AS dan Inggris melakukan serangan udara di provinsi Sanaa dan Al Hudaydah, Sa'ada dan Dhamar.

Serangan itu terjadi beberapa jam setelah pemimpin kelompok Houthi di Yaman, Abdul Malik al-Houthi, memberikan peringatan terhadap siapapun yang memuali peperangan dengan Yaman.

Abdul Malik al-Houthi memperingatkan bahwa siapa pun yang mengambil risiko melakukan tindakan militer terhadap Yaman akan membayar akibatnya, mengutip Anadolu Agency.

Termasuk upaya 'agresi militer' AS, jika itu terjadi pihaknya menyebut Houthi tidak akan membiarkannya.

Sementara Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Yaman Hussein al-Azzi mengatakan Yaman sedang menghadapi serangan permusuhan yang luas dari pasukan AS dan Inggris.

Adanya hal tersebut, Hussein al-Azzi menegaskan Washington dan London harus siap menanggung akibatnya.

“Negara kita telah menjadi sasaran serangan musuh yang luas dari kapal perang, kapal selam, dan pesawat militer AS dan Inggris, dan tidak diragukan lagi, Amerika dan Inggris harus siap membayar harga yang mahal dan menanggung semua konsekuensi serius dari agresi terang-terangan ini,” Al-Azzi berkata pada X.

Di sisi lain pasukan Yaman sedang merespons kapal perang AS dan Inggris di Laut Merah, kata pemimpin Houthi Ali al-Qahoum pada Jumat pagi (12/1/2024).

“Angkatan bersenjata Yaman merespons dengan keras kapal perang AS dan Inggris di Laut Merah, (hal ini) memicu perang sengit di Laut Merah dan (Houthi) menargetkan situs serta pangkalan militer Amerika dan Inggris, dan apa yang akan terjadi lebih besar lagi,” cuitan Al-Qahoum di X.

Klaim Inggris

Inggris mengatakan serangan di Yaman adalah tindakan membela diri.

Menteri angkatan bersenjata Inggris, James Heappey, pun membenarkan soal serangan Inggris di Yaman tersebut.

“Tindakan kami dan tindakan AS tadi malam adalah untuk membela diri untuk mempertahankan diri dari serangan lebih lanjut terhadap kapal perang kami saat mereka menjalankan bisnis mereka yang sah dan masuk akal,” katanya, mengutip Al Jazeera.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps mengatakan ancaman terhadap nyawa orang tak berdosa dan perdagangan global menjadi begitu besar.

Sehingga London, lanjutnya, memiliki tugas untuk melindungi kapal dan kebebasan navigasi.

Diketahui serangan AS dan Inggrii merupakan respons langsung terhadap serangan Houthi ke kapal maritim internasional yang melintas di Laut Merah.

Kelompok Houthi tercatat telah melancarkan 27 kali serangan di Laut Merah terhitung sejak 19 November 2023 silam.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

Editor: Facundo Chrysnha Pradipha

Tag:  #houthi #ngamuk #seusai #inggris #bombardir #yaman #musuh #siap #siap #tanggung #konsekuensi #serius

KOMENTAR