Jadi Wali Kota Muslim Pertama di New York, Zohran Mamdani Sempat Janji akan Tangkap Netanyahu jika Terpilih
- Wali Kota terpilih New York, Zohran Mamdani, tengah menjadi sorotan internasional. Sebabnya karena beberapa hal, pertama dia adalah seorang Muslim pertama yang menjabat Wali Kota New York dan kedua, dia merupakan keturunan imigran dan bukan merupakan 'Native American'.
Kini, setelah dia terpilih, publik diingatkan akan janjinya saat kampanye pemilihan beberapa waktu lalu. The New York Times dalam laporannya mencatat, jika terpilih, ia berjanji akan memerintahkan Kepolisian New York (NYPD) untuk menangkap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, jika pemimpin itu menginjakkan kaki di kota tersebut.
Dalam wawancaranya dengan The New York Times September lalu, Mamdani menyebut Netanyahu sebagai penjahat perang yang melakukan genosida di Gaza. Ia menegaskan, bila ada surat perintah penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC), maka dirinya akan menghormati mandat hukum itu dan memerintahkan NYPD untuk menahan Netanyahu begitu ia tiba di bandara.
“Ini adalah sesuatu yang saya niatkan untuk penuhi. Kita tidak bisa terus menunggu kepemimpinan dari pemerintah federal. Kota dan negara bagian harus menunjukkan bagaimana menegakkan nilai-nilai kita sendiri,” ujar Mamdani tegas dalam wawancara tersebut.
Pernyataan Mamdani itu segera mengguncang panggung politik nasional AS, terutama karena New York dikenal sebagai rumah bagi komunitas Yahudi terbesar di dunia di luar Israel.
Meski jajak pendapat terbaru menunjukkan banyak warga New York kini lebih bersimpati pada Palestina dibanding Israel dalam perang Gaza, janji tersebut tetap dianggap langkah ekstrem oleh sebagian kalangan.
Beberapa ahli hukum menilai tindakan seperti itu mustahil secara praktik dan berpotensi melanggar hukum federal, mengingat AS bukan anggota ICC dan tidak mengakui yurisdiksinya.
Namun, bagi pendukung Mamdani, pernyataannya menjadi simbol moral keberanian, di saat pemerintah federal dianggap diam terhadap kekerasan di Gaza.
Mamdani juga membandingkan sikapnya dengan tindakan Gavin Newsom saat menjadi Wali Kota San Francisco pada 2004, ketika Newsom menantang hukum federal dengan mengeluarkan surat nikah bagi pasangan sesama jenis.
Menurut Mamdani, contoh itu menunjukkan bahwa pemerintah lokal bisa bertindak lebih progresif dibanding pemerintah federal dalam menegakkan nilai kemanusiaan.
“Ini adalah saat di mana kota dan negara bagian harus menunjukkan seperti apa berdiri untuk rakyatnya,” ujar Mamdani, mengutip keputusan Newsom sebagai inspirasi.
Namun, pernyataan itu memicu reaksi keras dari sejumlah kelompok Yahudi dan politisi konservatif, yang menuduh Mamdani menyulut kebencian dan menormalisasi anti-Semitisme.
Meski demikian, Mamdani, saat itu, menolak mundur dan menyatakan dirinya tidak menentang agama atau bangsa mana pun, melainkan menentang kejahatan perang dan pelanggaran HAM.
Sebagaimana diketahui, menjadi Muslim pertama yang terpilih menjadi Wali Kota New York, Mamdani dikenal dengan pandangan democratic socialist dan vokal dalam isu keterjangkauan hidup, perumahan, serta keadilan sosial.
Namun, dukungannya terhadap Palestina dan kritik keras terhadap Israel telah menjadi bagian paling kontroversial dari karier politiknya.
Ia juga sempat menolak mengecam frasa 'globalize the intifada', meski kemudian mengatakan bahwa ia tidak mendorong penggunaan istilah itu, dan tetap berpendapat bahwa pemimpin Israel adalah penjahat perang.
Pernyataan Mamdani kala itu juga muncul di tengah ketegangan global yang meningkat akibat perang Gaza, serta meningkatnya sentimen Islamofobia dan anti-Semitisme di Amerika.
Sementara banyak pihak menganggap langkah Mamdani terlalu jauh, sebagian lainnya melihatnya sebagai titik balik moral yang menuntut akuntabilitas global tanpa pandang bulu.
Tag: #jadi #wali #kota #muslim #pertama #york #zohran #mamdani #sempat #janji #akan #tangkap #netanyahu #jika #terpilih