Ucapan Biden Dianggap Ancaman, Jenderal Iran Siap Ladeni Agresi AS: Kami Tidak Takut Perang
Ia menilai ucapan pejabat AS dan Biden sebagai ancaman di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, usai kematian tiga pasukan AS.
“Kami mendengar kata-kata ancaman dari para pejabat Amerika. Anda telah menguji kami, dan kami tidak akan membiarkan ancaman tanpa jawaban," ucap Jenderal Salami saat berbicara di Kongres Nasional dalam rangka peringatan 24.000 Martir dari Teheran, seperti dikutip IRNA, kantor berita resmi Iran.
Pangkalan militer AS di wilayah tersebut telah menghadapi lebih dari 160 serangan sejak dimulainya perang rezim Israel di Jalur Gaza pada tanggal 7 Oktober karena dukungan Washington terhadap perang genosida rezim pendudukan.
Sementara itu, serangan pesawat tak berawak di sepanjang perbatasan Yordania-Suriah pada hari Minggu menewaskan tiga tentara Amerika.
Ini pertama kalinya dalam beberapa bulan terakhir pasukan Amerika terbunuh.
Biden mengatakan pihaknya akan merespons ulah kelompok militan yang didukung Iran yang bertanggung jawab atas serangan itu.
"Tidak ada keraguan, kami akan meminta pertanggungjawaban semua pihak yang bertanggung jawab atas peristiwa tersebut pada waktu dan cara kami pilih," kata Biden seperti dikutip CNN.
Bahkan anggota Partai Republik yang berhaluan keras juga menyerukan tindakan militer yang lebih langsung terhadap Iran.
Iran sendiri menolak kaitan apa pun dengan serangan tersebut, dan siap mengambil tindakan tegas jika terjadi agresi AS.
“Kami tidak ingin berperang, tapi kami juga tidak takut akan perang,” tegas Jenderal Salami.
Ia menambahkan bahwa pihaknya bukan penghasut perang.
"Tapi kami membela diri dan kejayaan kami,” tandasnya.
Inggris minta Iran redakan ketegangan
Harus diakui ketegangan di Timur Tengah kian meningkat setelah 3 tentara AS tewas dan puluhan lainnya luka-luka di Yordania, dekat perbatasan Suriah.
Diduga pihak yang bertanggung jawab adalah kelompok militan yang didukung oleh Iran.
Pejabat Amerika Serikat pun berang dan meminta Biden untuk tegas. Bahkan menyerukan melancarkan serangan langsung ke Iran.
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak cemas dengan situasi di Timur Tengah.
Ia meminta Iran untuk melakukan deeskalasi atau menurunkan ketegangan di kawasan.
Sunak juga mengutuk serangan pesawat tak berawak (drone) yang menurut Presiden AS Joe Biden dilakukan oleh militan yang didukung Iran.
“Kami prihatin dan akan mendesak Iran untuk terus mengurangi ketegangan di kawasan Timur Tengah,” kata Sunak kepada media penyiaran, Senin (29/1/2024).
“Kami berdiri teguh bersama sekutu kami untuk mewujudkan stabilitas dan perdamaian di kawasan dan itulah yang terus kami upayakan,” sambungnya.
Sebelumnya telah diberitakan bahwa tiga anggota militer AS tewas dan sedikitnya 25 lainnya terluka dalam serangan drone di timur laut Yordania dekat perbatasan Suriah.
Serangan itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut, di mana Israel melanjutkan perangnya di Gaza sebagai tanggapan atas serangan kelompok militan Palestina Hamas di Israel selatan yang menewaskan sedikitnya 1.139 orang.
Dalam pernyataan resmi pertama mengenai serangan itu, Yordania mengatakan pihaknya akan bekerja sama dengan Amerika Serikat untuk menyelidiki serangan tersebut.
“Kami mengutuk keras serangan teroris terhadap pasukan Amerika Serikat yang terjadi di pos perbatasan kami dengan Suriah,” kata Muhannad Mubaidin, juru bicara pemerintah Yordania.
Di sisi lain, misi Iran untuk PBB menepis kabar bahwa pihaknya terlibat dalam serangan itu, meskipun kelompok-kelompok bersenjata regional yang bersekutu dengan Iran menanggapi “agresor Amerika” sesuai kebijaksanaan mereka sendiri.
Tag: #ucapan #biden #dianggap #ancaman #jenderal #iran #siap #ladeni #agresi #kami #tidak #takut #perang