Tergiur Gaji Tinggi, Ratusan Warga India Rela Antre Panjang demi Kerja di Israel
Warga India yang mengantri untuk mendapatkan pekerjaan yang bertujuan untuk menutup kesenjangan pekerjaan pada masa perang di Israel 
16:00
27 Januari 2024

Tergiur Gaji Tinggi, Ratusan Warga India Rela Antre Panjang demi Kerja di Israel

Warga India berbondong-bondong datang ke Israel untuk mendapatkan pekerjaan.

Meskipun perang di Gaza belum berakhir, warga India ini tak menghiraukan keselamatan demi mendapatkan pekerjaan agar tidak kelaparan.

Diketahui, Israel saat ini kekurangan tenaga pekerja hampir empat bulan sejak perang Hamas-Israel meletus.

Oleh karena itu, para perekrut nantinya akan memberikan pekerjaan kepada warga India yang datang ke Israel.

Sebenarnya, India merupakan negara dengan perekonomian terbesar kelima di dunia.

Namun, India sulit memberikan kesempatan kerja bagi warganya.

Tidak hanya itu, penghasilan yang didapatkan di India hanya sedikit dan tidak sebanding dengan pekerjaannya.

Ratusan warga India yang mengantre mayoritas laki-laki.

Mereka mengaku lebih mudah mendapatan pekerjaan konstruksi di Israel.

Selain itu, gaji yang diberikan juga banyak sekitar 18 kali lebih tinggi daripada gaji bekerja di negaranya.

Mereka rela mempertaruhkan keselamatannya demi mendapatkan gaji yang besar untuk keluarga.

“Jika sudah tertulis dalam takdir kita untuk mati, kita akan mati di sana–setidaknya anak-anak kita akan mendapatkan sesuatu,” kata mekanik sepeda motor Jabbar Singh di antara kerumunan orang yang memadati pusat pelatihan dan lokasi perekrutan di Lucknow, ibu kota negara tersebut, dikutip dari Al Arabiya.

Jabbar Singh mengatakan bekerja di Israel lebih baik daripada kelaparan di negaranya.

“Ini lebih baik daripada kelaparan di sini," katanya.

Tingkat pengangguran di India cenderung tinggi, yaitu 6,6 persen.

Namun, pada periode Juli 2022-2023 jumlah pengangguran di India menurun menjadi 5,1 persen.

Pada periode yang sama, hampir 22 persen tenaga kerja India digolongkan sebagai "pekerja lepas".

Akan tetapi, mereka hanya mendapatkan upah sebanyak Rp1,5 juta.

Sementara itu, Kedutaan Besar India di Tel Aviv mengatakan ada sekitar 18.000 warga negara India di Israel.

Kebanyakan mereka adalah perawat lansia, pedagang berlian, dan profesional TI.

Namun, para perekrut telah meluncurkan dorongan baru bagi para pencari kerja.

Kepala Institut Pelatihan Industri Lucknow, Raj Kumar Yadav mengatakan, pihaknya memfasilitasi perekrut dari Israel untuk mencari 10.000 pekerja konstruksi terampil.

Nantinya, mereka akan mendapatkan penghasilan 1,685 dollar per bulan.

Mereka juga mendapatkan banyak benefit lainnya seperti tiket pesawat dan visa.

“Mereka akan memberi mereka visa dan membawa orang-orang tersebut bersama mereka dengan pesawat sewaan,” katanya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri India Randhir Jaiswal mengatakan kepada wartawan pekan lalu bahwa ada perjanjian kerja yang sudah lama ada antara kedua negara.

“Kami sudah memiliki banyak orang, terutama di sektor pengasuhan anak di Israel,” kata Jaiswal.

Ketika orang-orang tersebut mengantre di Lucknow, sekitar 4.500 kilometer jauhnya, Israel meningkatkan serangannya di kota Khan Yunis di Gaza.

Sebagai informasi, Israel meluncurkan serangan di Gaza pada 7 Oktober.

Saat ini korban tewas di Gaza telah mencapai 26.083 orang.

Mayoritas korban adalah anak-anak dan perempuan.

Sementara itu, warga yang mengalami luka-luka akibat serangan Israel mencapai 64.487 orang.

Serangan Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi.

Selain itu, 60 persen infrastruktur di Gaza rusak dan hancur akibat serangan Israel.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel

Editor: Febri Prasetyo

Tag:  #tergiur #gaji #tinggi #ratusan #warga #india #rela #antre #panjang #demi #kerja #israel

KOMENTAR