Pengungsi Gempa Myanmar Terancam Wabah Penyakit
Tim INASAR mengevakuasi jenazah korban reruntuhan akibat gempa di Myanmar. (Basarnas)
02:39
8 April 2025

Pengungsi Gempa Myanmar Terancam Wabah Penyakit

–Peningkatan intensitas hujan di wilayah Myanmar yang dilanda gempa menambah tantangan proses evakuasi. Tak hanya itu, cuaca buruk tersebut telah menambah risiko penyebaran penyakit.

Dikutip dari The Straits Times, Kepala bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa Tom Fletcher mengatakan, masalah hujan harus dicarikan solusi. Pihaknya memperingatkan, kombinasi hujan yang tidak sesuai musim dan panas yang ekstrim dapat menyebabkan wabah penyakit.

Di antaranya kolera terhadap para penyintas gempa yang berkemah di tempat terbuka.

"Keluarga-keluarga tidur di luar reruntuhan rumah mereka sementara jenazah orang-orang terkasih dikeluarkan dari puing-puing. Benar-benar ketakutan akan gempa susulan lagi," kata Tom.

Dia menilai, diperlukan lebih banyak tenda untuk melindungi mereka yang kehilangan tempat tinggal.

“Kita perlu menyediakan tenda dan harapan bagi para penyintas saat mereka membangun kembali kehidupan mereka yang hancur,” ujar Tom.

Saat ini, Negara-negara tetangga Myanmar, seperti Tiongkok, India, dan negara-negara Asia Tenggara, telah mengirimkan pasokan bantuan. Amerika Serikat, yang sampai saat ini merupakan donor kemanusiaan terbesar di dunia, telah menjanjikan setidaknya US$ 9 juta kepada Myanmar untuk membantu masyarakat yang terkena dampak gempa bumi.

Namun para pejabat dan mantan pejabat AS mengatakan penghentian program bantuan luar negeri telah mempengaruhi respons negara tersebut. 

"Tiga pekerja Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) yang melakukan perjalanan ke Myanmar setelah gempa diberitahu bahwa mereka akan diberhentikan," kata Marcia Wong, mantan pejabat senior USAID, kepada Reuters.

“Tim ini bekerja sangat keras, fokus untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada mereka yang membutuhkan. Untuk mendapatkan berita tentang pemberhentian Anda yang akan segera terjadi – bagaimana hal itu tidak menurunkan moral?” kata Ms Wong.

Jumlah korban tewas di Myanmar akibat gempa dahsyat yang terjadi pada tanggal 28 Maret meningkat menjadi 3.471 orang. Dengan 4.671 orang terluka dan 214 lainnya masih hilang.

Di negara tetangga Thailand, pihak berwenang mengatakan jumlah korban tewas akibat gempa telah meningkat menjadi 24 orang. Dari jumlah tersebut, 17 orang meninggal di lokasi gedung pencakar langit di ibu kota, Bangkok, yang runtuh saat sedang dibangun. Sebanyak 77 orang lainnya masih hilang di sana.

Tak hanya itu, situasi politik juga mempengaruhi proses penyaluran bantuan. Meskipun gencatan senjata diumumkan pada tanggal 2 April, Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB mengatakan pada junta membatasi bantuan di wilayah yang tidak mendukung pemerintahan. Pihaknya juga mengatakan sedang menyelidiki laporan serangan yang dilakukan junta terhadap lawannya, termasuk setelah gencatan senjata.

Free Burma Rangers, sebuah kelompok bantuan, mengatakan kepada Reuters pada 5 April bahwa militer telah menjatuhkan bom di negara bagian Karenni dan Shan pada tanggal 4 dan 5 April. Meskipun ada pengumuman gencatan senjata, menewaskan sedikitnya lima orang.

Editor: Latu Ratri Mubyarsah

Tag:  #pengungsi #gempa #myanmar #terancam #wabah #penyakit

KOMENTAR