



Kritik Pedas Ide Pelucutan Senjata dan Pengusiran Warga Gaza, Jubir Hamas: Perang Psikologis Konyol
Juru bicara Hamas Hazem Qassem menyebut tujuan Israel untuk mengusir kelompok itu dari Gaza sebagai “perang psikologis yang konyol.”
Ia menegaskan mereka tidak akan menarik diri atau melucuti senjata mereka.
Qassem menambahkan segala keputusan terkait masa depan Gaza harus dicapai melalui konsensus nasional Palestina, bukan melalui tekanan dari pihak luar.
Tuntutan Israel untuk melucuti senjata Hamas dan mengusir mereka dari Gaza semakin memperburuk situasi.
"Setiap perubahan terkait Gaza harus dilakukan dengan kesepakatan nasional Palestina dan bukan dengan tekanan dari luar yang tidak berdasar," kata Qassem.
Sejak gencatan senjata pada 19 Januari 2025, yang mengarah pada pertukaran tawanan antara Israel dan Hamas, ketegangan masih berlanjut.
Meskipun Israel dan Hamas sepakat untuk berhenti bertempur, pejabat Israel tetap mengeluarkan ancaman.
Menurut Perusahaan Penyiaran Israel (KAN), Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berencana untuk secara resmi memulai negosiasi minggu depan, berdasarkan tuntutan Hamas untuk melucuti senjata.
Media itu juga melaporkan bahwa diskusi akan dimulai dengan kedatangan utusan AS Steve Witkoff di Israel.
Sementara itu, Channel 12 Israel menyatakan bahwa Netanyahu berkomitmen pada tahap kedua dari kesepakatan pertukaran, yang mencakup pelucutan senjata Gaza sambil menolak rencana apa pun untuk mentransfer kendali dari Hamas ke Otoritas Palestina.
Laporan tersebut mengindikasikan bahwa otoritas Israel tengah bersiap untuk melanjutkan operasi militer, dengan alasan ketidakpastian atas keberhasilan tahap kedua, Mehr News Agency melaporkan.
Hamas menanggapi ancaman tersebut dengan menegaskan kesiapan untuk melanjutkan proses gencatan senjata, selama itu mengarah pada penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza dan gencatan senjata permanen.
Hamas juga menyatakan akan melanjutkan tahap kedua dari perjanjian gencatan senjata yang mencakup pembebasan lebih banyak tawanan Palestina.
Trump Usul Pengusiran Warga Gaza
Pada 4 Februari 2025, Presiden AS, Donald Trump, mengusulkan pengusiran seluruh penduduk Gaza dalam konferensi pers bersama Netanyahu.
Trump menyarankan agar AS mengambil alih Gaza untuk memastikan stabilitas.
Ia mengusulkan agar negara-negara seperti Yordania dan Mesir menerima pengungsi Gaza yang dipaksa keluar.
Usulan ini mendapat kecaman keras dari Palestina, yang menilai itu sebagai pelanggaran hak asasi manusia dan memperburuk ketegangan.
Mesir dan Yordania juga menolak keras pengusiran paksa ini, menegaskan mereka tidak akan menampung pengungsi Gaza.
Usulan Trump juga mengundang kritik dari sekutu internasional AS, terutama di Eropa, yang melihatnya sebagai langkah mundur dalam upaya perdamaian.
Sementara Israel menyambut baik dukungan AS, beberapa pejabat Israel mempertanyakan kepraktisan dan dampak dari usulan tersebut.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Tag: #kritik #pedas #pelucutan #senjata #pengusiran #warga #gaza #jubir #hamas #perang #psikologis #konyol