Populer Internasional: Milisi Irak Bantu Houthi Yaman - Hamas Sebut Gencatan Senjata 2 Bulan Tipuan
Rangkuman berita populer internasional, di antaranya soal konflik Laut Merah di mana milisi Irak memutuskan untuk bergabung membantu Houthi. 
07:40
25 Januari 2024

Populer Internasional: Milisi Irak Bantu Houthi Yaman - Hamas Sebut Gencatan Senjata 2 Bulan Tipuan

Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.

Kini tak hanya kelompok Houthi Yaman yang mengamankan Laut Merah, milisi Irak pun ikut bergabung.

Aksi itu dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap Gaza atas serangan oleh pasukan Israel.

Sementara itu, Israel mengajukan gencatan senjata 2 bulan dan pembebasan sandera.

Hamas menyebut, usulan itu tipuan karena Hamas ingin mengakhiri perang seterusnya, bukan hanya sementara.

Selengkapnya, berikut berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.

1. Laut Merah Makin Menyala, Milisi Irak Gabung Houthi Yaman: Adang hingga Pelabuhan Israel Mati Total

Sebuah gambar yang diambil selama tur terorganisir oleh pemberontak Houthi Yaman (di atas kapal) pada tanggal 22 November 2023 menunjukkan kapal kargo Galaxy Leader, yang disita oleh pejuang Houthi dua hari sebelumnya, berlabuh di sebuah pelabuhan di Laut Merah di provinsi Hodeida, Yaman, dengan bendera Palestina dan Yaman terpasang di atasnya. Sebuah gambar yang diambil selama tur terorganisir oleh pemberontak Houthi Yaman (di atas kapal) pada tanggal 22 November 2023 menunjukkan kapal kargo Galaxy Leader, yang disita oleh pejuang Houthi dua hari sebelumnya, berlabuh di sebuah pelabuhan di Laut Merah di provinsi Hodeida, Yaman, dengan bendera Palestina dan Yaman terpasang di atasnya. (AFP)

Opsi agresi militer yang dilakukan Amerika Serikat dengan maksud menghentikan pergerakan para milisi perlawanan Irak dan Yaman, justru membuat eskalasi peperangan makin tinggi.

Bak api yang membakar bensin, nyala peperangan kini menjalar ke Laut Merah saat koalisi milisi perlawanan Irak berjanji akan membuat pelabuhan-pelabuhan Israel 'tidak berfungsi' sampai pengepungan terhadap Gaza dicabut.

Sekretaris Jenderal Brigade Sayyid al-Shuhada, Abu Ala al-Walaei, mengumumkan pada dini hari tanggal 24 Januari dimulainya fase kedua operasi pro-Palestina Perlawanan Islam di Irak (IRI), termasuk penerapan blokade laut tentang Israel di Laut Mediterania.

Langkah ini menunjukkan kalau Satgas Laut Pimpinan AS di Laut Merah kini tidak hanya menghadapi kelompok Ansarallah (Houthi) Yaman, tetapi juga koalisi milisi perlawanan Irak.

“Pada saat pendudukan kriminal AS kembali secara terang-terangan menargetkan pasukan keamanan kami… kami mendesak Mujahidin Perlawanan Islam di Irak untuk memulai tahap kedua operasi mereka, yang mencakup pemberlakuan blokade terhadap navigasi maritim Zionis di Laut Mediterania dan membuat pelabuhan entitas tidak dapat digunakan,” kata Walaei melalui media sosial.

BACA SELENGKAPNYA >>>

2. Hamas Tolak Usulan Israel untuk Gencatan Senjata 2 Bulan, Hamas: Ini Tipuan, Kami Ingin Setop Perang

Gerakan Perlawanan Islam atau Hamas menolak usulan Israel untuk membebaskan sandera untuk Gencatan Senjata selama 2 bulan di Gaza.

Kesepakatan yang tampak terdengar mendamaikan adalah ada jeda pertempuran atau gencatan selama 60 hari dan ribuan warga Palestina yang dipenjara sebagai imbalan atas sandera yang tersisa.

Kesepakatan yang didukung Israel yang mencakup gencatan senjata selama dua bulan dan pembebasan semua sandera yang ditahan di Gaza untuk ribuan warga Palestina di penjara-penjara Israel ditolak oleh Hamas pada hari Selasa, menurut laporan media Israel.

Hamas mengatakan, pihaknya tidak akan menyetujui gencatan senjata yang cuma sementara, ataupun menyingkirkannya dalam kepemimpinannya dari Gaza, dan keinginan Israel untuk pengasingan mereka di negara lain.

Israel mengatakan, bahwa gencatan senjata apa pun yang terjadi harus melemahkan Hamas dan memastikan bahwa Hamas tidak lagi menguasai Gaza dan dapat mengancam Israel.

“Ini adalah penipuan, kami tidak akan menerima metode ini. Kami menuntut diakhirinya perang,” kata juru bicara Hamas menurut outlet berita Israel Yediot Ahranot.

BACA SELENGKAPNYA >>>

3. Putin akan Geledah Yerusalem, Cari Aset Kekaisaran Rusia dan Uni Soviet

Presiden Rusia, Vladimir Putin, sedang menggalakkan program untuk mencari, mendaftarkan, dan menjamin perlindungan hukum atas properti Rusia di luar negeri, termasuk properti Uni Soviet dan Kekaisaran Rusia.

Lima aset Kekaisaran Rusia di Yerusalem juga akan menjadi target Putin untuk dikembalikan di bawah kendali Rusia.

Sebelumnya, Putin menandatangani keputusan pengalokasian dana untuk tujuan tersebut ke Departemen Properti Luar Negeri Direktorat Administratif Presiden Federasi Rusia, Kamis (18/1/2024).

"Dana tersebut akan dialokasikan untuk menutupi biaya yang berkaitan dengan proses pencarian properti real estat yang dimiliki oleh Federasi Rusia, bekas Kekaisaran Rusia, bekas Uni Soviet, serta untuk pendaftaran hak (properti) dan perlindungan hukum atas properti ini," bunyi keputusan itu, dikutip dari pravo.gov.ru.

Pemeliharaan daftar terpadu properti asing akan dipercayakan kepada Badan Federal untuk Pengelolaan Properti Negara (Rosimushchestvo).

Pada April tahun 2023, Kementerian Keuangan Rusia mengusulkan pembuatan daftar rahasia properti Rusia di luar negeri.

Daftar tanah dan real estate Rusia di luar negeri tidak lagi tersedia untuk warga negara dan jurnalis.

Semua daftar aset Rusia dirahasiakan demi keamanan nasional, termasuk sehubungan dengan kebijakan tidak bersahabat di sejumlah negara, dikutip dari RBC Russia.

BACA SELENGKAPNYA >>>

4. Misteri Laut Somalia, Kronologi Dua Tentara Marinir AS Berpengalaman Tewas Usai Terpeleset di Laut

Masih menjadi pertanyaan yang sulit dipahami, Bagaimana Bisa dua Tentara Angkatan Laut anggota Navy SEAL yang cukup berpengalaman bisa dengan mudahnya tewas karena terpeleset ke Laut?

Anggota SEAL yang lebih tua melompat ke perairan kasar Laut Arab ketika rekannya yang lebih muda terpeleset.

Malam tanggal 11 Januari, anggota Tim SEAL 3 Angkatan Laut A.S. bersiap untuk naik ke kapal tak berbendera yang dicurigai mengangkut senjata buatan Iran ke Yaman di perairan ganas di lepas pantai Somalia.

Operator Perang Khusus Angkatan Laut Kelas 2 Nathan Gage Ingram, 27, menaiki tangga ke atas kapal tetapi terpeleset saat dia menggerakkan kakinya, mengirimnya ke celah antara kapal dan kapal kombatan SEAL.

Dalam sekejap, Operator Perang Khusus Angkatan Laut Kelas 1 Christopher J. Chambers, 37, terjun mengejarnya, dalam upaya menyelamatkan rekannya SEAL, menurut pejabat AS yang mengetahui insiden tersebut.

Itu adalah tindakan naluriah, diasah oleh pelatihan bertahun-tahun, satu rekan satu tim membantu yang lain.

Namun karena terbebani oleh pelindung tubuh, senjata, dan alat berat, kedua anggota SEAL tersebut terjun ke kedalaman Laut Arab dan diperkirakan tewas, kata para pejabat tersebut, yang berbicara kepada Associated Press dengan syarat anonimitas untuk memberikan rincian penyerangan itu.

Misi ini dilakukan ketika pelarangan senjata ke Yaman menjadi semakin mendesak.

BACA SELENGKAPNYA >>>

(Tribunnews.com)

Editor: Suci BangunDS

Tag:  #populer #internasional #milisi #irak #bantu #houthi #yaman #hamas #sebut #gencatan #senjata #bulan #tipuan

KOMENTAR