Serangan Israel di Rafah Tewaskan Tiga Polisi, Hamas: Ini Pelanggaran Gencatan Senjata
ISRAEL HANTAM RAFAH - Tangkapan Layar YouTube DawnNews English pada Senin (17/2/2025). Foto ini menunjukkan Serangan udara Israel telah menewaskan tiga polisi di sebelah timur Rafah di Jalur Gaza selatan pada Minggu (16/2/2025) 
08:30
17 Februari 2025

Serangan Israel di Rafah Tewaskan Tiga Polisi, Hamas: Ini Pelanggaran Gencatan Senjata

Drone Israel menghantam kota Rafah di Jalur Gaza pada Minggu (17/2/2025).

Serangan Israel ini menewaskan 3 petugas polisi yang sedang mengamankan bantuan untuk warga.

Awalnya, Kementerian Dalam Negeri melaporkan bahwa dua perwira tewas dan seorang lainnya mengalami luka parah dalam serangan drone Israel di daerah al-Shouka, timur Rafah.

Namun, dalam pernyataan terbaru, petugas ketiga dinyatakan meninggal akibat luka-lukanya.

Hamas mengecam keras serangan yang dilakukan oleh pesawat nirawak Israel tersebut.

Para pejuang menyebut serangan itu sebagai 'pelanggaran serius' terhadap perjanjian gencatan senjata yang saat ini sedang berlangsung di Gaza, dikutip dari Al-Mayadeen.

Dalam pernyataan resmi, Hamas menegaskan bahwa tindakan Israel mencerminkan pengabaian yang disengaja terhadap ketentuan gencatan senjata.

“Penembakan berbahaya yang dilakukan oleh pesawat tak berawak Zionis pagi ini di sebelah timur kota Rafah, yang menargetkan elemen polisi yang bertugas mengamankan masuknya bantuan... dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap perjanjian gencatan senjata,” kata Hamas, dikutip dari Al-Arabiya.

Hamas juga menuduh Israel gagal memenuhi janjinya untuk mengizinkan masuknya karavan bantuan dan alat berat ke Gaza. 

Menurut kelompok tersebut, Israel secara terang-terangan mengumumkan penolakan masuknya pasokan tersebut, yang semakin memperjelas kegagalannya dalam mematuhi gencatan senjata yang telah disepakati.

Selain itu, Hamas mengkritik penundaan Israel dalam memulai tahap kedua negosiasi yang dimediasi oleh pihak internasional. 

Hamas menganggap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sengaja menghambat proses perdamaian untuk terus melanjutkan agresi militer.

Tentunya ini dapat berpotensi mengarah pada lebih banyak pelanggaran hukum internasional dan kejahatan perang.

Tidak hanya itu, Hamas juga mengutuk serangan ini serta berbagai pelanggaran lainnya terhadap gencatan senjata dan protokol kemanusiaan.

Mereka menegaskan bahwa Israel harus bertanggung jawab atas dampak dari tindakannya.

Hamas juga menyerukan kepada mediator internasional untuk mengambil tindakan tegas dan menekan Israel agar segera memenuhi kewajibannya.

Termasuk menghentikan semua pelanggaran gencatan senjata, menerapkan protokol kemanusiaan secara penuh, dan segera memulai kembali perundingan perdamaian.

Sebagai informasi, gencatan senjata telah berlaku di Gaza sejak 19 Januari 2025.

Sejak saat itu, Israel telah melakukan pelanggaran gencatan senjata dengan melancarkan satu serangan udara di Gaza.

Menurut Hamas, Israel telah melanggar kesepakatan tepat 15 menit setelah gencatan senjata dimulai pada 19 Januari 2025 pukul 08.30 pagi, waktu setempat.

Hal tersebut dikonfirmasi oleh Israel.

Israel mengatakan pada 2 Februari 2025 telah meluncurkan drone ke Gaza tengah dan menembaki yang mereka klaim sebagai 'kendaraan mencurigakan'.

Sejak kesepakatan gencatan senjata berlangsung, sebanyak ratusan tahanan Palestina di penjara Israel telah dibebaskan.

Dengan Hamas memberikan imbalan beberapa tawanan Israel serta belasan warga Thailand.

Dengan adanya kesepakatan gencatan senjata ini, menghentikan perang Israel yang telah menewaskan lebih dari 48.200 orang.

Di mana sebagian besar korban merupakan wanita dan anak-anak.

(Tribunnews.com/Farrah)

Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel

Editor: Wahyu Gilang Putranto

Tag:  #serangan #israel #rafah #tewaskan #tiga #polisi #hamas #pelanggaran #gencatan #senjata

KOMENTAR