



Ukraina Tolak Proposal Trump soal Akses Mineral
– Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan bahwa pemerintahannya menolak proposal Amerika Serikat terkait akses terhadap sumber daya mineral di Ukraina.
Keputusan ini diumumkan pada Sabtu (15/2/2025), di tengah kekhawatiran bahwa perjanjian tersebut tidak memberikan jaminan keamanan bagi Ukraina.
Zelensky mengungkapkan, kesepakatan yang diajukan oleh Presiden AS Donald Trump tidak memenuhi kepentingan nasional Ukraina.
“Perjanjian tersebut ditandatangani di tingkat menteri. Namun, saya adalah presiden dan saya akan memengaruhi kualitas dokumen ini,” ujar Zelensky, dikutip dari AFP.
“Itulah sebabnya saya tidak mengizinkan menteri untuk menandatangani perjanjian tersebut karena belum siap,” imbuhnya saat berbicara dalam Konferensi Keamanan Munich.
Proposal yang diajukan Trump berisi permintaan agar AS mendapat akses ke logam tanah jarang di Ukraina, mineral yang sangat penting dalam industri teknologi dan pertahanan.
Akan tetapi, Zelensky menilai dokumen tersebut belum mengakomodasi perlindungan terhadap kepentingan negaranya.
“(Perjanjian ini) tidak melindungi Ukraina atau tidak siap untuk kepentingan Ukraina,” katanya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa kesepakatan tersebut harus dibuat dengan ketentuan hukum yang jelas serta harus dikaitkan dengan jaminan keamanan bagi Kyiv.
“Kalau semua ini dikaitkan dengan jaminan keamanan. Saya belum melihat kaitannya dengan dokumen itu,” ujar Zelensky.
Pengumuman ini datang hanya sehari setelah pejabat Ukraina menyerahkan draf perjanjian kepada pihak AS.
Selain itu, langkah ini juga terjadi tiga hari setelah Trump melakukan pembicaraan via telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang menimbulkan kekhawatiran di Kyiv dan Eropa terkait kemungkinan kesepakatan unilateral antara kedua pemimpin untuk mengakhiri konflik.
Sejauh ini, hubungan antara Washington dan Kyiv berada dalam ketegangan, terutama karena Trump berulang kali mengkritik besarnya bantuan militer dan ekonomi yang diberikan AS kepada Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia.