



Gara-gara Pencet Roti, Wanita Ini Ditangkap Polisi
- Seorang perempuan di Kota Fukuoka, Jepang, ditangkap karena diduga merusak sebungkus roti di sebuah minimarket dan meninggalkan tempat tanpa membayarnya.
Insiden ini terjadi pada Senin (12/2/2024) dan dilaporkan oleh BBC.
Menurut pihak kepolisian, perempuan berusia 40 tahun itu ditangkap atas tuduhan "perusakan bermotif kriminal" setelah menekan roti hingga rusak.
Kepada polisi, perempuan yang mengaku sebagai pengangguran itu menyatakan bahwa ia "hanya mengecek kelembutan (roti) itu dengan menekannya perlahan menggunakan tangan."
Perempuan tersebut diduga telah menyentuh satu bungkus roti berisi empat potong roti wijen hitam dengan krim keju.
Meskipun kemasannya tetap utuh, polisi menyebut salah satu roti di dalamnya mengalami kerusakan akibat ditekan dengan ibu jari kanan, sehingga sebungkus roti tidak bisa dijual lagi.
Pemilik mini market Lawson tempat kejadian berlangsung mengaku sudah beberapa kali melihat perempuan tersebut merusak roti di tokonya.
Pada hari kejadian, pemilik toko langsung menyadari kerusakan pada roti setelah perempuan itu meninggalkan toko. Ia kemudian berusaha menagih pembayaran atas roti seharga 180 yen (sekitar Rp 20.000), tetapi perempuan itu menolak.
Manajer toko lalu mengikuti perempuan tersebut sejauh satu kilometer sebelum akhirnya menahannya. Polisi pun dipanggil ke lokasi dan menangkap perempuan itu.
Kasus ini menambah daftar insiden terkait perusakan makanan di Jepang.
Dalam beberapa tahun terakhir, kepolisian setempat juga menindak aksi iseng yang dikenal sebagai "terorisme sushi" di restoran dengan ban berjalan.
Beberapa pelaku kedapatan menjilat botol kecap asin yang digunakan bersama hingga merusak sushi yang disiapkan untuk pelanggan.