Saling Tuduh Melanggar Gencatan Senjata, Hamas Ancam Hentikan Pembebasan Sandera Israel
SANDERA ISRAEL DIBEBASKAN - Foto ini diambil pada Minggu (9/2/2025) dari publikasi resmi Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) pada Sabtu (8/2/2025), memperlihatkan tiga sandera Israel (kiri-kanan); Ohad Ben Ami, Eli Sharabi, Or Levy, berdiri dengan masing-masing diapit oleh dua anggota Brigade Al-Qassam selama pertukaran tahanan ke-5 pada Sabtu (8/2/2025) sebagai bagian dari implementasi perjanjian gencatan senjata Israel-Hamas di Jalur Gaza, dengan imbalan 183
07:50
11 Februari 2025

Saling Tuduh Melanggar Gencatan Senjata, Hamas Ancam Hentikan Pembebasan Sandera Israel

Hamas mengumumkan pihaknya akan menghentikan pembebasan sandera Israel bila negara Zionis itu masih melanggar kesepakatan gencatan senjata, Senin (10/2/2025).

Pengumuman Hamas ini muncul di tengah meningkatnya keraguan atas gencatan senjata yang sudah rapuh.

Perlu diketahui, dijadwalkan Hamas akan membebaskan sejumlah sandera Israel pada Sabtu (15/2/2025) mendatang.

Juru bicara sayap militer Hamas, Abu Ubaida, mengatakan pelanggaran Israel termasuk menunda warga Palestina untuk kembali ke Gaza utara.

Selain itu, kata Abu Ubaida, Israel juga telah menembak warga Palestina di Gaza utara serta menghentikan bantuan memasuki jalur tersebut.

Dikutip dari Al Arabiya, gencatan senjata sebagian besar telah berlaku sejak dimulai pada 19 Januari, meskipun ada beberapa insiden di mana warga Palestina terbunuh oleh pasukan Israel.

Jumlah bantuan kemanusiaan ke Gaza telah meningkat sejak gencatan senjata, kata badan-badan bantuan.

Namun Ubaida mengatakan pembebasan sandera berikutnya yang dijadwalkan pada hari Sabtu akan ditunda sampai Israel mematuhi perjanjian gencatan senjata dan "memberikan kompensasi atas minggu-minggu terakhir."

Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz mengatakan tindakan Hamas telah melanggar gencatan senjata.

Ia menginstruksikan militer untuk berada pada tingkat kesiapan tertinggi di Gaza dan untuk pertahanan dalam negeri.

Seorang pejabat Israel mengatakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan bertemu dengan kabinet keamanan yang mencakup menteri pertahanan, keamanan nasional, dan luar negeri pada Selasa pagi.

Dua sumber keamanan Mesir mengatakan kepada Reuters pada hari Senin bahwa para mediator khawatir akan gagalnya perjanjian gencatan senjata.

Qatar dan Mesir menjadi penengah kesepakatan tersebut bersama Amerika Serikat.

Sejauh ini, 16 dari 33 sandera yang akan dibebaskan dalam tahap pertama kesepakatan selama 42 hari telah pulang, demikian pula lima sandera Thailand yang dikembalikan dalam pembebasan yang tidak dijadwalkan.

Sebagai gantinya, Israel telah membebaskan ratusan tahanan dan narapidana, termasuk tahanan yang menjalani hukuman seumur hidup karena serangan mematikan dan warga Palestina yang ditahan selama perang dan ditahan tanpa dakwaan.

Pernyataan Trump Merusak Kesepakatan

Pernyataan Presiden AS Donald Trump minggu lalu bahwa warga Palestina harus dipindahkan dari Gaza, meninggalkan daerah kantong pantai itu untuk dikembangkan sebagai proyek real estat tepi laut di bawah kendali AS, telah menjungkirbalikkan ekspektasi untuk masa depan pascaperang.

Trump mengatakan warga Palestina tidak akan memiliki hak untuk kembali ke Gaza, menurut kutipan wawancara Fox News yang dirilis pada hari Senin.

"Saya berbicara tentang membangun tempat tinggal permanen bagi mereka karena akan butuh waktu bertahun-tahun sebelum (Gaza) layak huni," katanya, dikutip dari Reuters.

Trump mengatakan dia pikir dia bisa membuat kesepakatan dengan Mesir dan Yordania untuk mengambil warga Palestina dari Gaza.

Sekembalinya ke Israel pada akhir pekan dari Washington, Netanyahu memuji gagasan Trump.

Kantor Netanyahu mengatakan pada hari Senin bahwa delegasi Israel kembali dari perundingan gencatan senjata di Qatar, di tengah meningkatnya keraguan atas proses yang ditengahi Mesir dan Qatar untuk mengakhiri perang.

Tidak ada penjelasan langsung mengenai kepulangan warga Israel tersebut.

Pembicaraan tersebut dimaksudkan untuk menyetujui dasar bagi tahap kedua dari gencatan senjata multi-tahap dan kesepakatan pertukaran sandera dengan tahanan yang dicapai bulan lalu.

Seorang pejabat Palestina yang mengetahui diskusi tersebut mengatakan kemajuan terhambat oleh ketidakpercayaan antara kedua pihak.

Warga Israel dikejutkan oleh penampilan kurus kering Ohad Ben Ami, Eli Sharabi dan Or Levy, tiga sandera yang dibebaskan pada hari Sabtu, yang telah memperumit gambaran tersebut.

Sebuah jajak pendapat Channel 13 Israel menunjukkan pada hari Senin bahwa 67 persen warga Israel ingin beralih ke tahap berikutnya dari kesepakatan tersebut sementara 19 persen tidak menginginkannya.

Jajak pendapat tersebut dilakukan sebelum Hamas mengumumkan penundaan proses tersebut. (*)

Editor: Siti Nurjannah Wulandari

Tag:  #saling #tuduh #melanggar #gencatan #senjata #hamas #ancam #hentikan #pembebasan #sandera #israel

KOMENTAR