64 Kapal Lolos Berlayar di Laut Merah, Houthi: Asalkan Beri Pesan Tak Berhubungan dengan Israel
Foto yang dirilis tanggal 22 November 2023 memperlihatkan kapal kargo Galaxy Leader (kanan) disita oleh kelompk Houthi. Kapal itu dibawa ke sebuah pelabuhan di Laut Merah. 
08:40
22 Januari 2024

64 Kapal Lolos Berlayar di Laut Merah, Houthi: Asalkan Beri Pesan Tak Berhubungan dengan Israel

Kelompok Houthi Yaman telah meloloskan 65 kapal untuk berlayar di Laut Merah pada Minggu (21/1/2024).

64 kapal berhasil lolos karena mengibarkan spanduk yang menolak hubungan apapun dengan Israel.

Anggota kelompok Houthi, Mohamed Ali al-Houthi mengatakan itu merupakan solusi yang tepat untuk bebas berlayar di Laut Merah.

“Solusi paling sederhana yang memungkinkan kapal lewat dengan aman saat melintasi Laut Merah adalah dengan memasang tanda bertuliskan 'Kami tidak memiliki hubungan dengan Israel',” katanya, dikutip dari Anadolu Ajansi.

Dengan memakai spanduk ini di kapalnya, Houthi mengizinkan 64 kapal yang tidak berhubungan dengan Israel untuk melewati Laut Merah dengan selamat.

​​​​​​​“Solusi ini efektif karena 64 kapal berhasil melintasi laut dengan selamat sambil menaikkan rambu ini,” tambahnya.

Sebagai informasi, Houthi telah meluncurkan serangan kepada kapal-kapal yang diduga memiliki hubungan dengan Israel di Laut Merah sejak 9 Januari.

Houthi mengatakan tujuan mereka melakukan serangan pada kapal-kapal tersebut agar Israel menghentikan serangan di Gaza.

Namun dalam beberapa hari terakhit, Houthi mendapat serangan pembalasan dari AS dan Inggris.

Ketegangan yang meningkat di Laut Merah membuat dunia perdagangan khawatir akan terjadinya serangan inflasi baru dan gangguan rantai pasokan.

Laut Merah merupakan salah satu jalur laut yang palung sering digunakan oleh pengiriman minyak dan bahan bakar di dunia.

Jalur ini digunakan untuk transit antara Terusan Suez Mesir dan Teluk Aden.

Sehingga apabila kapal menghindari rute tersebut maka membutuhkan biaya yang mahal dan waktu yang panjang.

AS - Inggris Pertimbangkan untuk Meningkatkan Perlawanan Terhadap Houthi

AS dan Inggris sedang menjajaki cara untuk meningkatkan kampanye mereka melawan militan Houthi di Yaman tanpa memprovokasi perang yang lebih luas.

Mereka dengan fokus menargetkan pasokan Iran dan meluncurkan serangan pencegahan yang lebih agresif.

Usulan tersebut dapat menandai peningkatan upaya sekutu untuk mengakhiri kekacauan di Laut Merah.

Kekacauan di Laut Merah yaitu mencakup sekitar 12 persen perdagangan global sebelum Houthi mulai menargetkan kapal-kapal komersial sebagai tanggapan atas pemboman Israel di Jalur Gaza.

Serangan Houthi telah menyebabkan biaya asuransi yang lebih tinggi dan memicu kekhawatiran akan tekanan inflasi baru karena kapal-kapal menempuh rute yang lebih panjang dan mahal di sekitar ujung selatan Afrika.

Risikonya adalah tindakan yang lebih agresif akan menempatkan AS dalam konflik langsung dengan Iran dan memicu konflik regional.

Namun pertimbangan tersebut berasal dari pengakuan bahwa serangkaian serangan AS dan Inggris terhadap Houthi sejauh ini tidak menghalangi kelompok tersebut atau menurunkan kemampuannya untuk menargetkan pelayaran komersial.

Faktanya, kelompok Houthi telah berjanji untuk meningkatkan serangan mereka dalam seminggu sejak sekutu mulai menargetkan mereka.

Pada hari Jumat, juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby mengatakan AS telah menyerang tiga rudal jelajah anti-kapal yang 'berada di rel siap berangkat'.

Menurutnya, Houthi harus segera menghentikan serangan ini.

Ia juga mengatakan pihaknya juga bisa mengambil pilihan.

“Houthi perlu menghentikan serangan-serangan ini – mereka bisa membuat pilihan itu,” kata Kirby, dikutip dari Al Arabiya.

"Kami juga harus mengambil pilihan. Dan kami juga memiliki opsi yang tersedia bagi kami. Kami akan terus menjajaki opsi-opsi tersebut," katanya.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel Lain Terkait Houthi

Editor: Tiara Shelavie

Tag:  #kapal #lolos #berlayar #laut #merah #houthi #asalkan #beri #pesan #berhubungan #dengan #israel

KOMENTAR