Kabinet Perang Israel Tempur Beneran, Yoav Gallant Mau Serbu Kantor Netanyahu Bawa Brigade Golani
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (Kiri) dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant menghadiri konferensi pers di pangkalan militer Kirya di Tel Aviv pada 28 Oktober 2023 di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. 
23:10
21 Januari 2024

Kabinet Perang Israel Tempur Beneran, Yoav Gallant Mau Serbu Kantor Netanyahu Bawa Brigade Golani

Kabinet Perang Israel, yang terbentuk secara darurat sebagai respons cepat atas serangan Banjir Al Aqsa Hamas Palestina, Hamas pada 7 Oktober, dilaporkan dilanda situasi sesuai penamannya.

Perang yang dimaksud dalam kabinet pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu itu merujuk pada perpecahan antara sang perdana menteri dengan menteri keamanannya, Yoav Gallant.

Media Israel, Channel 12, mengungkapkan pada Jumat (19/1/2024) kalau ketegangan meningkat antara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant.

Dalam judul: “Beginilah pertarungan antara Netanyahu dan Gallant,” Channel 12 Israel, menulis, “selama berminggu-minggu, perdana menteri dan menteri pertahanan berusaha menyembunyikan ketegangan di antara mereka, namun sekarang sia-sia.”

Front (pertempuran) lain yang tidak perlu dalam perang ini adalah pertarungan antara perdana menteri dan menteri pertahanan, dan seperti semua front yang aktif saat ini, front ini juga muncul di bawah permukaan untuk waktu yang lama,” kata laporan itu.

Media tersebut melansir, “Dapat dikatakan bahwa antara Netanyahu dan Gallant, ada rasa saling kecewa di antara keduanya yang terjadi sejak lama. Netanyahu menunjuk Gallant ke posisi paling penting dalam pemerintahannya, menteri pertahanan, setelah melihatnya sebagai prajurit yang setia, tentu saja bukan untuk tentara, tetapi untuk perdana menterinya sendiri. Ya, seorang pria mudah dimanipulasi.”

Laporan tersebut menunjukkan, “sejak saat pertama, Gallant harus menghadapi perintah yang konyol.”

“Gallant juga terus-menerus berkonflik dengan (pemimpin partai sayap kanan Kekuatan Yahudi dan Menteri Keamanan Nasional Itamar) Ben Gvir, misalnya, dalam masalah Garda Nasional,” katanya.

“Ketika Netanyahu mengumumkan pada akhir Maret lalu bahwa ia telah memutuskan untuk memecat Gallant dari jabatannya, tidak ada seorang pun dalam sistem politik yang terkejut, dan sudah jelas bahwa pemecatan Menteri Pertahanan hanyalah masalah waktu saja, namun protes yang terjadi malam itu berdampak besar, karena Gallant tetap pada posisinya.”

Channel 12 mencatat peristiwa penting – serangan Hamas – terhadap permukiman yang berdekatan dengan Jalur Gaza pada 7 Oktober, “tidak memperbaiki hubungan antara Netanyahu dan Gallant.”

Dikatakan: “Siapapun yang mengharapkan bencana terbesar dalam sejarah negara ini untuk memulihkan hubungan mereka ke keadaan sebelumnya telah tertipu; situasinya memburuk.”

Laporan itu menambahkan kalau “kurangnya kepercayaan di antara keduanya terlihat dari kenyataan bahwa masing-masing dari mereka mencurigai satu sama lain melakukan manipulasi dan kebocoran. Di lingkaran Netanyahu, Gallant dituduh terus-menerus membocorkan diskusi yang paling sensitif sekalipun.”

“Netanyahu, pada bagiannya, mengeluarkan instruksi kepada kepala lembaga keamanan untuk tidak bertemu dengan Gallant tanpa kehadirannya.”

Channel 12 mengatakan, Gallant menunjukkan sikap pembangkangan dengan melaporkan lebih dulu langkah yang bakal dia ambil ke media ketimbang bosnya lebih dulu.

“Di sisi lain, program Gallant untuk hari berikutnya, misalnya, pertama kali disajikan kepada wartawan, dan Netanyahu mendengarnya sepenuhnya secara kebetulan dan harus menontonnya pada jam 8 malam bersama seluruh rakyat Israel.”

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant (kiri) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan). Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant (kiri) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan). (YoavGallant)

Mau Serbu Kantor Perdana Menteri Pakai Pasukan Infanteri Brigade Golani

Laporan dari media lain Israel, Walla, perpecahan Netanyahu dan Gallant juga dihiasi dengan perdebatan bernada tinggi beserta ancaman.

Saat menghadap ke kantor perdana menteri, Gallant terlibat perdebatan keras dengan Netanyahu beriring ancaman penyerbuan ke kantor perdana menteri Israel.

"Gallant terdengar menyatakan bahwa "lain kali dia akan datang dengan kekuatan dari Brigade Golani"," tulis media itu mengutip sumber yang mendengar ancaman sang menteri ke bosnya tersebut.

Ancaman Gallant ke Netanyagu ini menjadi sebuah pernyataan yang dipandang sebagai eskalasi serius dalam perselisihan yang sedang berlangsung antara kedua pemimpin tersebut.

Selain itu, Gallant diduga mengancam Menteri Urusan Strategis Ron Dermer, menyarankan pengerahan Brigade Golani untuk mengendalikan situasi di dalam Kabinet perang Israel.

Ketegangan hubungan antara Galant dan Netanyahu telah menjadi subjek yang semakin memprihatinkan, dan para analis memperingatkan potensi keamanan dan ancaman nyata terhadap Israel.

Perselisihan ini dimulai tiga bulan lalu dan meningkat pada 7 Oktober, yang berpuncak pada serangkaian konfrontasi antara kedua pemimpin tersebut.

Situs Walla melaporkan, ketegangan antara keduanya yang sedang berlangsung dapat menimbulkan dampak yang serius.

Akar masalah perselisihan ini dipicu gagasan untuk menggelar penyidikan internal di tubuh IDF terhadap penanganan peristiwa pada 7 Oktober.

Gallant ingin penyidikan ini dilakukan sendiri oleh IDF, hal yang ditentang Netanyahu dan menteri lain Istael yang lebih mengedepankan penanganan lanjutan perang Gaza.

Disebut-sebut, manuver ini mungkin akan menyebabkan jatuhnya pemerintahan Netanyahu, yang telah berkuasa selama sekitar satu tahun, dan memicu pemilihan umum dini.

"Akar konflik dapat ditelusuri kembali ke tanggal 26 Maret, ketika Netanyahu pertama kali mengumumkan pemecatan Galant atas pernyataan yang menentang usulan amandemen hukum oleh pemerintah," tulis Walla.

"Perubahan yang diusulkan ini menimbulkan protes yang meluas, dengan para kritikus berpendapat bahwa perubahan tersebut membatasi kewenangan pengawasan Mahkamah Agung. Netanyahu kemudian membatalkan keputusan tersebut pada 10 April, mempertahankan Gallant pada posisinya," tambah laporan tersebut.

Perpecahan Kabinet Perang Israel yang kini bertempur secara internal ini terjadi saat IDF masih melakukan agresi militer tanpa pandang bulu di Gaza.

Agresi ini disebut sebagai balasan atas aksi Hamas pada 7 Oktober.

Saat itu, Hamas melancarkan serangan terhadap posisi dan pemukiman militer Israel di Jalur Gaza, menewaskan sekitar 1.200 warga Israel, melukai 5.431 orang dan menyandera sedikitnya 239 orang.

Lusinan orang tersebut ditukar dengan Israel selama jeda kemanusiaan sementara yang berlangsung tujuh hari dan berakhir pada awal Desember.

Di hari yang sama, tentara Israel melancarkan perang destruktif di Gaza yang masih berlangsung. Hingga hari Jumat, bencana ini mengakibatkan total 24.762 korban jiwa, 62.108 orang cedera, sebuah bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang telah memaksa lebih dari 85 persen -- 1,9 juta penduduk -- populasi mengungsi, menurut pihak berwenang Palestina dan PBB.

(oln/JN/wlla/Anadolu/*)

Tag:  #kabinet #perang #israel #tempur #beneran #yoav #gallant #serbu #kantor #netanyahu #bawa #brigade #golani

KOMENTAR