Sebut Zionis Dilanda Ketakutan Besar, Houthi Ungkap Alasan Iran Belum Juga Serang Israel
Rudal balistik Iran diluncurkan ke Israel. 
16:10
23 Agustus 2024

Sebut Zionis Dilanda Ketakutan Besar, Houthi Ungkap Alasan Iran Belum Juga Serang Israel

- Kelompok Ansarallah atau Houthi di Yaman mengungkap alasan Iran dan sekutunya belum juga melancarkan serangan balasan ke Israel.

Sebelumnya, Iran dan sekutunya sudah bersumpah akan membalas serangan Israel yang menewaskan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh dan panglima Hizbullah, Fuad Shukr.

Namun, hingga kini Iran belum menunjukkan tanda-tanda bakal menggempur Israel.

Houthi memastikan Poros Perlawanan Iran tetap akan menyerang Israel. Kelompok itu kemudian menyebut salah satu alasan Iran belum melancarkan serangan.

"Poros Perlawanan pasti akan melakukan operasi pembalasan yang keras dan efektif. Perencaan secara hati-hati adalah salah satu alasan di balik penundaan serangan itu," kata pemimpin Houthi, Abdul Malil Al-Houthi, dalam pidatonya Kamis sore, (22/8/2024), dikutip dari Press TV.

Al-Houthi menyebut Israel kini dilanda ketakutan besar sembari menunggu serangan balasan Iran.

Rudal-rudal Iran dipamerkan di alun-alun Azadi (Kebebasan) di Teheran barat selama unjuk rasa untuk memperingati ulang tahun ke-45 Revolusi Islam Iran 1979, pada 11 Februari 2024. Rudal-rudal Iran dipamerkan di alun-alun Azadi (Kebebasan) di Teheran barat selama unjuk rasa untuk memperingati ulang tahun ke-45 Revolusi Islam Iran 1979, pada 11 Februari 2024. (Saman / Middle East Images / Middle East Images via AFP)

Meski Iran belum menyerang Israel, operasi perlawanan terhadap Zionis tetap dilakukan di seluruh Asia Barat.

"Operasi itu kini dalam level tertinggi di Lebanon selatan dan Israel menunggu balasan dari pejuang Hizbullah," ujar Al-Houthi.

Dia kembali menegaskan bahwa serangan balasan Iran pasti akan datang.

Adapun pekan ini Houthi menyerang Israel dengan 21 rudal balistik dan pesawat tanpa awak.

Sejak perang di Jalur Gaza meletus, Houthi juga menyerang kapal-kapal yang terafiliasi dengan Israel.

Serangan itu adalah bentuk dukungan kepada warga Palestina di Gaza yang kini menghadapi invasi Israel.

Menurut Al-Houthi, sudah ada 182 kapal dagang yang ditargetkan pihaknya di Laut Merah.

Dia mengatakan Israel sudah melakukan kejahatan selama 321 hari terakhir dengan bantuan Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara Barat lainnya.

"Zionis mengobarkan kampanye genosida pembersihan terhadap warga Palestina di Jalur Gaza melalui pengeboman, kelaparan, epidemi, penyiksaan, dan kejahatan lainnya," katanya.

Dia berujar para cendekiawan Islam dan pemikir punya tanggung jawab besar untuk membangkitkan kesadaran di antara umat Islam dan masyarakat dunia lainnya mengenai bahaya gagalnya dukungan kepada Palestina.

Di samping itu, dia mengkritik pedas beberapa negara Arab yang menindak keras pihak yang bersimpati kepada perjuangan Palestina dan kelompok perlawanan lainnya.

"Saat beberapa rezim Arab terus berdagang dengan rezim Tel Aviv, pemerintah Kolombia sudah melarang ekspor batu bara ke Israel. Pertahanan Gaza dan kompleks Masjid Al-Aqsa adalah tanggung jawab utama semua muslim."

"Pengabaian dan kegagalan dalam mendukung Palestina adalah bahaya bagi seluruh dunia muslim."

Al-Houthi kemudian meminta warga Yaman untuk berunjuk rasa turun ke jalan pada hari Jumat ini untuk menunjukkan dukungan kepada Palestina.

Iran tunggu lingkaran pelindung Israel hancur

Seorang anggota Dewan Nasional Palestina bernama Osama Al-Ali juga buka suara mengenai serangan Iran yang tak kunjung dilakukan.

“Menunda (serangan) balasan itu sepenuhnya persoalan taktikal,” kata Al-Ali saat diwawancarai Al Hadath, dikutip dari Maariv.

Dia mengatakan semua opsi atau pilihan perihal serangan balasan itu bisa dirundingkan.

“Respons yang tepat ialah tidak merespons atau berbicara, tetapi tetap bungkam. Diamlah dan tunggu momen tepat ketika lingkaran perlindungan yang dibuat oleh Amerika Serikat (AS) di sekeliling Israel hancur. Mereka (Israel dan AS) melakukan upaya pertahanan yang hebat,” kata Ali menjelaskan.

Ali menyebut Iran menunggu situasi normal dulu. Setelah itu, Iran akan melancarkan serangan tiba-tiba seperti yang dilakukan Israel ke Mesir dalam Perang Enam Hari tahun 1967.

“Inilah bagaimana perang dijalankan. Mereka (Israel) mengebom semua pesawat Abdel Nasser,” ujar Ali.

Menurut Ali, serangan itu mengejutkan atau terjadi secara tiba-tiba.

Sebuah gambar yang diambil pada tanggal 20 Agustus 2010 menunjukkan bendera Iran berkibar di lokasi yang dirahasiakan di republik Islam tersebut di samping rudal permukaan-ke-permukaan Qiam-1 (Rising) yang diuji tembak sehari sebelum Iran dijadwalkan meluncurkan pembangkit listrik tenaga nuklir pertama buatan Rusia. Menteri Pertahanan Iran Ahmad Vahidi mengatakan rudal tersebut sepenuhnya dirancang dan dibuat di dalam negeri dan ditenagai oleh bahan bakar cair. Sebuah gambar yang diambil pada tanggal 20 Agustus 2010 menunjukkan bendera Iran berkibar di lokasi yang dirahasiakan di republik Islam tersebut di samping rudal permukaan-ke-permukaan Qiam-1 (Rising) yang diuji tembak sehari sebelum Iran dijadwalkan meluncurkan pembangkit listrik tenaga nuklir pertama buatan Rusia. Menteri Pertahanan Iran Ahmad Vahidi mengatakan rudal tersebut sepenuhnya dirancang dan dibuat di dalam negeri dan ditenagai oleh bahan bakar cair. (Vahidreza ALAEI / AFP)

Seperti Ali, media Iran International juga menyebut Iran mungkin merasa dihalangi oleh AS yang memamerkan kekuatannya di Timur Tengah.

“Iran memahami dengan jelas bahwa AS teguh dalam mempertahankan kepentingan kita, rekan kita, dan rakyat kita. Kita memindahkan banyak aset militer ke kawasan itu untuk menegaskan sikap itu,” kata seorang pejabat senior AS kepada wartawan The Washington Post.

Meski demikian, Iran terus menegaskan akan menyerang Israel.

(Tribunnews/Febri)

Editor: Whiesa Daniswara

Tag:  #sebut #zionis #dilanda #ketakutan #besar #houthi #ungkap #alasan #iran #belum #juga #serang #israel

KOMENTAR