Kepulangan 'Bersejarah' Warga Palestina ke Gaza Utara, Bersukacita Datangi Rumah yang Hancur
Warga Palestina bergembira sekali meski mereka akan kembali ke rumah yang sudah hancur oleh serangan Israel.
Ibrahim Al Khalili, seorang wartawan Al Jazeera yang meliput langsung dari Gaza, menggambarkan suasana ceria itu melalui laporannya.
“Kami melihat banyak orang menyambut orang-orang terkasih mereka. Mereka membawakan air dan makanan. Kami bisa melihat mereka saling memeluk,” kata Khalili.
Khalili mengatakan warga Gaza yang kembali dengan mobil atau menaiki keledai diizinkan kembali ke Gaza utara mulai pukul 09.00 waktu setempat.
Dia mengatakan kembalinya para pengungsi itu merupakan “kepulangan bersejarah” sejak perang di Gaza meletus tanggal 7 Oktober 2023.
Meski sukacita kini meliputi para pengungsi, Khalili menyebut mereka masih akan terus menderita setelah perang berakhir.
“Banyak rumah warga sipil yang hancur. Beberapa orang mungkin juga akan menggali dalam-dalam untuk mencari orang terkasih dari bawah puing-puing,” kata dia.
“Meski demikian, suasanan di Gaza utara dipenuhi oleh kegembiraan dan keceriaan.”
Sementara itu, Tareq Abu Azzoum, wartawan Al Jazeera lainnya, melaporkan situasi di dekat Koridor Netzarim yang menjadi pintu masuk ke Gaza utara.
“Ada antrean panjang mobil, truk, dan gerobak keledai yang dipenuhi dengan perabot dan barang pribadi milik warga Palestina yang sangat ingin kembali ke Gaza utara,” kata Azzoum.
Warga Palestina menuju ke Gaza utara, Senin, (27/1/2025).Menurut Azzoum, pasukan Israel sudah menarik diri dari sisi timur Kota Gaza untuk mengizinkan pengungsi Palestina kembali.
“Keluarga-keluarga ini sudah tidur di sini, di jalanan, selama lebih dari dua malam, menunggu kembali ke Gaza utara.”
“Kami bisa melihat barisan yang memanjang di cakrawala di Jalan Salah al-Din. Kendaraan-kendaraan ini akan diperiksa oleh perusahaan keamanan swasta di Koridor Netzarim.
Sama seperti Khalili, Azzoum menyebut suasan diliputi kegembiraan. Para pengungsi sudah tidak sabar untuk pulang ke Gaza utara.
Sementara itu, wartawan Associated Press menyebut ada beberapa orang yang menyeberangi Koridor Netzarim setelah pukul 07.00 waktu setempat. Saat itu adalah jam pembukaan titik pemeriksaan.
Israel akhirnya mengizinkan pengungsi kembali ke Gaza utara setelah ada penundaan selama dua hari.
Penundaan itu dipicu oleh ketidaksepakatan antara Hamas dan Israel perihal pembebasan sandera. Israel menyebut Hamas telah mengubah urutan sandera yang akan dibebaskannya.
Pada awal perang, Israel pernah mengevakuasi paksa warga Palestina di Gaza utara. Sekitar satu juta orang akhirnya mengungsi ke Gaza selatan dan tidak diizinkan kembali.
Meski demikian, ada sebanyak ratusan ribu warga Palestina tetap bertahan di Gaza utara.
Tempo hari Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut warga Palestina tak akan diizinkan kembali ke Gaza utara jika seorang warga Israel bernama Arbel Yehoud dibebaskan Hamas.
Israel berkata Yehoud seharusnya sudah dibebaskan minggu lalu. Namun, seorang pejabat Hamas mengatakan Yehoud baru akan dibebaskan minggu berikutnya.
Pada hari Sabtu lalu ada ratusan warga Palestina yang berkumpul di Wadi Gaza dan berharap bisa menuju ke Gaza utara. Wadi Gaza adalah wadi atau sungai yang menjadi batas Gaza utara dengan wilayah lainnya.
“Saya menunggu izin [Israel] sehingga saya bisa mencari putra saya yang tewas dalam perang dan memberinya pemakaman yang layak,” kata salah satu pengungsi wanita Palestina, dikutip dari Euro News.
Israel harus izinkan warga Palestina kembali
Dalam perjanjian gencatan senjata, Israel diharuskan menarik militernya dari area padat penduduk dan mengizinkan warga Palestina kembali ke rumah masing-masing.
Pembebasan sandera dan tahanan juga menjadi bagian dalam perjanjian gencatan.
Pada tahap pertama yang berlangsung 6 minggu, Hamas akan membebaskan 33 warga Israel yang disanderanya. Di sisi lain, Israel akan membebaskan ratusan warga Palestina yang ditahan di penjara.
Tahap kedua akan mengarah kepada penghentian perang di Gaza secara permanen. Pada tahap ini Hamas akan membebaskan sandera yang tersisa, sedangkan Israel akan melepaskan sekitar 1.000 warga Palestina yang ditahan.
Di samping itu, pada tahap ini militer Israel akan menarik diri sepenuhnya dari Gaza.
Adapun tahap ketiga atau yang terakhir adalah pembangunan kembali Gaza. Hamas akan menyerahkan jasad sandera yang meninggal.
Rincian tahap dua dan ketiga akan dimatangkan saat tahap pertama berlangsung.
(*)
Tag: #kepulangan #bersejarah #warga #palestina #gaza #utara #bersukacita #datangi #rumah #yang #hancur