Mengenal Fakta Penyakit Anemia Aplastik dan Solusi Pengobatannya, Simak!
Tanda-tanda Anemia Aplastik yang Perlu Diwaspadai. (Freepik)
18:51
20 April 2024

Mengenal Fakta Penyakit Anemia Aplastik dan Solusi Pengobatannya, Simak!

 

Anemia aplastik bisa menyerang siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada orang usia awal 20 tahunan dan lansia.

Penderita kondisi ini juga rentan terkena infeksi karena kekurangan leukosit atau sel darah putih. 

Kelainan darah yang jarang namun serius ini terjadi ketika sumsum tulang yang tidak dapat menghasilkan cukup sel darah dan trombosit

Gejala awal anemia aplastik adalah mudah lelah, kulit pucat, sesak napas, hingga pusing. 

Gangguan kesehatan berupa anemia atau kurang darah ini dikarenakan sumsum tulang tidak mampu memproduksi sel darah baru yang cukup, baik trombosit, leukosit, maupun eritrosit atau ketiganya sekaligus. Anemia aplastik adalah kondisi langka atau jarang ditemukan kasusnya.

Walau begitu, anemia aplastik perlu diwaspadai karena tetap bisa dialami oleh seluruh kalangan.

Penyakit anemia aplastik digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu inherited aplastic anemia dan acquired aplastic anemia. Inherited aplastic anemia adalah anemia aplastik yang diturunkan atau diakibatkan dari kerusakan gen.

Anemia aplastik adalah sebuah kondisi langka dan serius yang terjadi ketika sel darah tidak cukup diproduksi di dalam tubuh.

Hal ini menyebabkan tubuh merasa lelah dan dapat meningkatkan risiko pendarahan dan infeksi yang tidak terkontrol diketahui mempengaruhi orang-orang pada segala usia, tetapi paling sering terjadi pada yang berusia antara 10 hingga 20 tahun atau 60 hingga 65 tahun.

Ini bisa terjadi secara tiba-tiba, atau bisa berkembang secara perlahan dan memburuk setelah beberapa waktu, Anemia aplastik bisa ringan atau berat. 

Perawatan untuk anemia aplastik meliputi obat-obatan, transfusi darah, dan transplantasi sumsum tulang yang juga disebut sebagai transplantasi sel induk. Anemia aplastik terjadi karena sel punca di sumsum tulang mengalami kerusakan.

Kerusakan sel punca ini menyebabkan produksi sel darah melambat atau bahkan menurun. Akibatnya, jumlah sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), limfosit dan keping darah (trombosit) berkurang, atau disebut sebagai pansitopenia. 

Leukosit berperan dalam imunitas tubuh, sedangkan trombosit berperan penting dalam proses pembekuan darah. Sementara itu, eritrosit mengandung hemoglobin sehingga berperan dalam penyaluran oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh.

Permulaan anemia aplastik biasanya tidak berbahaya, sering terjadi dalam waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan setelah terpapar virus, obat-obatan, atau racun (misalnya insektisida, benzena), meskipun kadang-kadang dapat bersifat akut. 

Pada anemia aplastik, anemia dapat menyebabkan kelemahan dan mudah lelah, sedangkan trombositopenia yang parah dapat menyebabkan petekie, ekimosis, dan pendarahan dari gusi, konjungtiva, atau jaringan lain.

Agranulositosis umumnya menyebabkan infeksi yang mengancam jiwa. Splenomegali tidak ada kecuali disebabkan oleh hemosiderosis transfusi.

Anemia aplastik memiliki peningkatan risiko infeksi serius, masalah pendarahan, masalah jantung, dan komplikasi lainnya.

Ada pengobatan untuk mengatasi gejala anemia aplastik, namun transplantasi sel induk adalah satu-satunya obat. Dalam beberapa kasus, orang langsung mengalami gejala yang parah yang dikutip dari website herminahospitals.com jika mengalami gejala, itu mungkin termasuk:

  1. Infeksi virus yang sering terjadi dan berlangsung lebih lama dari biasanya
  2. Kelelahan
  3. Lebih mudah berdarah atau memar
  4. Merasa sesak napas (dispnea)
  5. Warna kulit yang lebih pucat dari biasanya
  6. Pusing
  7. Sakit kepala
  8. Demam

Beberapa gejala anemia aplastik mirip dengan penyakit lain yang tidak terlalu serius. Mengalami pilek atau flu bukan berarti menderita anemia aplastik.

Berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan jika sudah sakit selama beberapa minggu dan merasa sangat lelah sepanjang waktu. Darah terdiri dari sel-sel darah yang mengambang dalam plasma.

Plasma sebagian besar terbuat dari air. Ini juga mencakup garam, protein, hormon, mineral, vitamin, dan nutrisi serta bahan kimia lain yang dibutuhkan tubuh.

Anemia aplastik idiopatik yang parah dan akut bisa berakibat fatal. Perawatan yang tepat adalah kuncinya. Orang yang lebih muda memiliki tingkat kelangsungan hidup yang terbaik, karena umumnya memberikan respons yang baik terhadap pengobatan.

Komplikasi pengobatan potensial meliputi:

  1. Reaksi Obat Yang Merugikan
  2. Infeksi
  3. Pendarahan Hebat
  4. Kegagalan Transplantasi Sumsum Tulang
  5. Pencegahan Anemia Aplastik

Dikutip dari siloamhospitals.com memaparkan bahwa tidak ada cara yang diketahui untuk mencegah anemia aplastik idiopatik.

Berbeda dengan bentuk anemia lainnya, anemia ini tidak dapat dicegah dengan menggunakan suplemen zat besi. 

Pengobatan anemia aplastik akan dilakukan oleh dokter tergantung dari tingkat keparahannya. Tindakan yang umumnya akan dilakukan oleh dokter untuk menangani anemia aplastik adalah sebagai berikut:

  1. Terapi antibiotik dan antivirus, dilakukan apabila pasien anemia aplastik berisiko tinggi atau telah terserang infeksi.
  2. Imunosupresan, yaitu pemberian obat imunosupresan, seperti cyclosporin dan kortikosteroid, untuk mencegah terjadinya kerusakan sumsum tulang karena penyakit autoimun.
  3. Transfusi darah, untuk mencukupi sel darah pada pasien anemia aplastik.
  4. Transplantasi sumsum tulang, untuk menggantikan sel sumsum tulang yang rusak dengan yang sehat. 

***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #mengenal #fakta #penyakit #anemia #aplastik #solusi #pengobatannya #simak

KOMENTAR