Jarang Disadari, Kekurangan Vitamin D Bisa Picu Komplikasi Kehamilan dan Masalah pada Anak
Forum bertema “D’Forum: The Miracle of Vitamin D” yang diselenggarakan PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) di The Orient, Jakarta, Rabu (3/12). (Nanda Prayoga/JawaPos.com)
15:27
3 Desember 2025

Jarang Disadari, Kekurangan Vitamin D Bisa Picu Komplikasi Kehamilan dan Masalah pada Anak

 

- Vitamin D berperan penting dalam menjaga kesehatan tulang, daya tahan tubuh, dan fungsi metabolisme. Seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat, kebutuhan terhadap asupan vitamin D, baik dari paparan sinar matahari maupun makanan, ikut mengalami peningkatan.

Bahkan, kebutuhan vitamin D pada wanita memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan reproduksi. Kekurangan vitamin ini dapat memicu berbagai masalah, seperti gangguan kesuburan (termasuk PCO dan endometriosis), komplikasi kehamilan seperti preeklampsia dan persalinan dini, gangguan kesehatan mental seperti depresi, hingga peningkatan risiko kanker pada organ reproduksi. 

Pada ibu hamil, defisiensi vitamin D juga dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi. Karena itu, pemeriksaan kadar vitamin D sejak masa persiapan kehamilan menjadi langkah penting bagi calon ibu. Edukasi seputar vitamin D ini dibahas pada forum bertema “D’Forum: The Miracle of Vitamin D” yang diselenggarakan PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) di The Orient, Jakarta, Rabu (3/12).

“Vitamin D memiliki peran esensial dalam mendukung sistem reproduksi dan kehamilan yang sehat. Sayangnya, banyak ibu tidak menyadari bahwa kebutuhannya meningkat mulai dari program hamil hingga menyusui. Maka dari itu, konsultasi rutin dan pemeriksaan kadar vitamin D menjadi langkah awal untuk memastikan kesehatan ibu dan janin. Dengan edukasi yang tepat, ibu dapat mengambil tindakan preventif untuk menjaga kesehatan kehamilan,” tutur Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr. Merry Amelya Puspita Sidabutar.

dr. Merry menekankan, vitamin D penting pada setiap tahap perjalanan hidup para wanita. Mulai dari remaja usia 10-19 tahun, usia produktif 15-49 tahun, 1000 HPK yakni wanita usia 20-45 tahun, pre menopause yakni usia 40-49 tahun, hingga setelah menopause atau wanita berusia lebih dari 50 tahun. 

Hanya saja, dengan kebiasaan kurangnya paparan sinar matahari dan gaya hidup minim aktivitas fisik yang dijalankan wanita Indonesia atau sedentary lifestyle, kebutuhan vitamin D tidak terpenuhi hanya dari makanan. 

“Dengan padatnya aktivitas dan lifestyle saat ini, biasanya pemenuhan vitamin D tidak cukup dari makanan, sehingga diperlukan tambahan suplementasi. Keperluan harian vitamin D pada wanita remaja hingga dewasa berkisar antara 400 IU-2000 IU dan akan meningkat pada tahap program hamil, kehamilan, dan menyusui. Sedangkan pada pasien yang mengalami defisiensi vitamin D, memerlukan kadar terapi bahkan hingga 5000-10000 IU,” jelas dr. Merry.

Pada kesempatan yang sama, Dokter Spesialis Anak, dr. Caessar Pronocitro, memaparkan bahwa defisiensi vitamin D pada anak dapat memicu berbagai kondisi, seperti stunting, obesitas, autisme, alergi, dan dermatitis atopik. Kekurangan vitamin D juga dapat menyebabkan penyakit tulang lunak, yang ditandai dengan melemahnya otot, keterlambatan perkembangan motorik, serta meningkatnya frekuensi infeksi. 

Kondisi ini tentunya berdampak pada penurunan kualitas hidup anak. Sayangnya, banyak anak tidak mendapatkan cukup paparan sinar matahari maupun asupan vitamin D dari makanan, sehingga kebutuhan vitamin tersebut tidak terpenuhi dengan optimal.

dr. Caessar menekankan, vitamin D memiliki peran efikasi yang sangat penting bagi anak, mulai dari membantu penyerapan kalsium dan fosfor untuk membentuk tulang yang kuat serta mencegah tulang lunak, hingga meningkatkan fungsi sistem imun sehingga anak lebih tahan terhadap infeksi saluran napas berulang. 

“Selain itu, vitamin D juga berkontribusi pada perkembangan otak dan fungsi kognitif melalui perannya dalam pembentukan dan perlindungan sel saraf, serta mendukung kesehatan metabolik jangka panjang dengan mengatur sensitivitas insulin dan metabolisme glukosa. Pemenuhan vitamin D sejak dini menjadi salah satu fondasi utama bagi tumbuh kembang anak yang sehat, kuat, dan optimal,” papar dr. Caessar.

Dokter Caessar menjelaskan, terdapat berbagai cara untuk meningkatkan kadar vitamin D pada anak. Di antaranya, memberikan suplementasi vitamin D mulai bayi 0-12 bulan sebanyak 400-600 IU per hari (menjemur bayi sudah tidak disarankan karena kandungan UVA pada sinar matahari dapat memberikan dampak negatif pada bayi) atau memberikan makanan yang mengandung vitamin D tinggi, seperti ikan salmon, tuna, mackerel, keju, minyak ikan, jamur shiitake, dan sereal pada anak yang lebih besar. 

Di sisi lain, Kalbe melalui brand Prove D3 berkomitmen meningkatkan literasi kesehatan masyarakat Indonesia mengenai pentingnya Vitamin D. Edukasi ini juga turut menjawab tantangan rendahnya kadar Vitamin D di masyarakat Indonesia meskipun berada di wilayah tropis, yakni di bawah 30ng/mL. 

Bahkan berbagai literatur menunjukkan bahwa defisiensi vitamin D terjadi pada hampir semua kelompok usia, terutama pada kategori wanita, ibu hamil, anak, lansia (lanjut usia), bahkan pekerja kantoran. 

“Seiring dengan komitmen Kalbe Farma untuk selalu berupaya menyehatkan bangsa, sudah menjadi tugas kami melakukan edukasi menyeluruh terkait Vitamin D pada semua kalangan usia. Selama lima tahun perjalanan, kami melihat bahwa edukasi mengenai Vitamin D tidak hanya diperlukan, tetapi juga sangat diminati masyarakat,” ungkap Pharma Marketing Deputy Director PT Kalbe Farma Tbk, dr. Selvinna.

“Banyak orang belum memahami bahwa status Vitamin D yang rendah berdampak pada sistem imun, keseimbangan hormon, hingga kualitas hidup secara keseluruhan,” tukas dia.

 

 

 

 

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #jarang #disadari #kekurangan #vitamin #bisa #picu #komplikasi #kehamilan #masalah #pada #anak

KOMENTAR