Kanker Prostat: Terdapat 7 Mitos Seputar Penyakit Ini yang Tidak Boleh Dipercayai Para Pria
– Baru-baru ini, Raja Inggris Charles III didiagnosis menderita kanker dan kini tengah menjalani perawatan yang diduga karena pembesaran prostat.
Meski begitu, pihak Istana Buckingham menegaskan bahwa kanker tersebut bukan berasal dari prostat dan Raja Charles III sudah memulai jadwal perawatan rutin sekaligus menjalankan urusan kenegaraan seperti biasa.
Adapun dikutip JawaPos.com dari Healthshots, Rabu (7/2), kanker prostat menjadi penyakit paling umum kedua dan penyebab kematian paling umum keenam pada pria di seluruh dunia.
Kemajuan signifikan telah dicapai dalam pengobatan kanker prostat selama dua dekade terakhir dengan pengembangan obat baru untuk pengendalian kanker lebih baik. Selain itu, penyempurnaan dalam bidang bedah dan radioterapi bertujuan untuk memberikan tingkat kesembuhan.
Terlepas dari itu, ada beberapa kesalahpahaman atau mitos mengenai kanker prostat yang perlu diketahui, apa saja?
Mitos 1: Aku tidak menderita kanker prostat karena tak memiliki gejala apa pun
Mayoritas kasus kanker prostat tidak menunjukkan gejala pada tahap awal dan baru menunjukkan gejala pada stadium lanjut. Subjek yang tidak menunjukkan gejala sama sekali mengalami komplikasi seperti patah tulang akibat kanker metastatik. Jadi sebaiknya dievaluasi berdasarkan faktor risiko seperti riwayat keluarga yang positif, diabetes, obesitas, dan lainnya.
Mitos 2: Skrining tidak diperlukan
Dilansir laman Kemkes, kanker prostat jadi penyebab kematian nomor enam tersering pada pria, dengan insiden global sebesar 30,7 per 100.000 pria dan angka kematian sebesar 7,7 per 100.000 pria.
Di Indonesia kanker prostat menempati urutan ke-5 kasus kanker terbanyak pada pasien laki-laki dengan angka kejadian sebesar 11,6 per 100.000 pria dan angka kematian sebesar 4,5 per 100.000 pria.
Skrining kanker prostat dilakukan dengan memeriksa kadar Prostate-Specific Antigen (PSA) Serum secara berkala pada subjek tanpa gejala. Skrining memberi kesempatan untuk mendiagnosis penyakit ditahap awal dan menawarkan pengobatan kuratif dengan morbiditas lebih rendah.
Mitos 3: PSA tinggi disebabkan oleh kanker prostat
PSA khusus untuk penyakit prostat, namun tidak untuk kanker. Peningkatan kadar PSA tidak hanya terlihat pada kanker jenis ini, tetapi juga pada prostatitis, abses prostat, Benign Prostatic Enlargement (BPE), dan retensi urin akut.
Mitos 4: Risiko kanker tinggi pada kelenjar prostat lebih besar
Benign Prostatic Hyperplasia (BPH), pembesaran prostat non-kanker jauh lebih umum terjadi dibandingkan kanker prostat. Tidak ada korelasi pasti antara ukuran kelenjar dan risiko kanker. Faktanya, sebagian besar kelenjar prostat berukuran besar bersifat jinak.
Mitos 5: Pengobatan kanker prostat rumit, berhubungan dengan cacat dan permanen
Kemajuan signifikan dalam pengobatan penyakit ini sudah pernah berhasil. Hal ini telah mengurangi angka penyakit dan pengobatannya.
Selain itu, peningkatan kelangsungan hidup spesifik kanker telah dicapai. Oleh karena itu, pada stadium apa pun kanker didiagnosis, pengobatan harus dipertimbangkan.
Mitos 6: Aku baca kanker prostat bersifat ringan dan tidak perlu diobati
Kanker stadium lanjut dapat menyebabkan komplikasi seperti patah tulang, gagal ginjal, dan pembengkakan anggota badan.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mengobati kanker prostat pada saat diagnosis, apa pun stadiumnya.
Mitos 7: Mengobati kanker stadium lanjut itu sia-sia
Tidak seperti kanker lainnya, kanker prostat, bahkan pada stadium lanjut, memberikan respon baik terhadap beberapa modalitas pengobatan dengan tingkat kelangsungan hidup yang signifikan.
Dengan kemajuan terkini dalam terapi hormonal, kualitas hidup pengidap kanker prostat stadium lanjut bisa menjadi baik.
Tag: #kanker #prostat #terdapat #mitos #seputar #penyakit #yang #tidak #boleh #dipercayai #para #pria