Kolaborasi dengan Sektor Pertahanan, Kemenkes Ingatkan Ancaman Biologis Global
Menkes Budi Gunadi Sadikin. (RianAlfianto/JawaPos.com).
13:43
3 November 2025

Kolaborasi dengan Sektor Pertahanan, Kemenkes Ingatkan Ancaman Biologis Global

- Ancaman biologis kini bukan sekadar isu medis, tapi juga persoalan pertahanan nasional. Pesan inilah yang mengemuka dalam International Military Medicine Symposium and Workshop (IMEDIC) 2025 yang digelar beberapa waktu lalu di Jakarta. 

Forum internasional yang diikuti sekitar 200 peserta dari berbagai negara ini mengangkat tema 'Biosecurity and Biosafety in Healthcare Services', menyoroti urgensi kerja sama lintas sektor antara tenaga kesehatan, militer, dan pembuat kebijakan untuk memperkuat kesiapsiagaan menghadapi ancaman biologis, mulai dari pandemi hingga potensi serangan bioteror.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa perlindungan terhadap masyarakat dari ancaman penyakit sama pentingnya dengan perlindungan terhadap ancaman militer.

“Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pertahanan punya tanggung jawab serupa, melindungi masyarakat dari kematian. Karena itu, kolaborasi kedua sektor ini sangat penting untuk mendeteksi dan mencegah penyakit menular sebelum menjadi wabah besar,” ujar Budi dalam sambutannya.

Menurutnya, pandemi COVID-19 memberi pelajaran bahwa ancaman biologis bisa memukul sistem kesehatan dan ekonomi nasional secara bersamaan. Ia menekankan pentingnya kesiapsiagaan terpadu agar Indonesia tidak kembali terkejut menghadapi krisis kesehatan global.

Sementara itu, Ketua BPOM Taruna Ikrar menggarisbawahi potensi besar sektor obat dan makanan Indonesia yang bernilai hingga Rp 6.000 triliun per tahun. Ia menilai inovasi dan kemandirian riset harus berjalan seiring dengan penguatan regulasi dan keamanan produk.

“Indonesia punya 18.000 jenis tanaman obat asli, tertinggi di dunia. Jika dikembangkan dengan standar keamanan internasional, potensi ini bisa menjadikan Indonesia pemain global dalam industri medis,” ungkap Taruna.

Pandangan serupa disampaikan Prof. Tikki Pangestu, mantan Direktur Riset Kebijakan dan Kerja Sama WHO. Ia menilai inovasi seperti stem cell therapy dan tobacco harm reduction dapat menjadi terobosan penting jika diterapkan secara etis dan berbasis bukti ilmiah.

“Inovasi tanpa implementasi hanyalah konsep. Dunia butuh hasil nyata untuk menghadapi penyakit kronis dan tantangan kesehatan masyarakat,” ujarnya.

Ketua Panitia IMEDIC 2025 Dr. Dian Andriani menegaskan bahwa forum ini bukan sekadar ajang akademis, tetapi juga wadah untuk membangun jejaring lintas negara dan lembaga.

"Dalam ancaman biologi, kekuatan pertahanan kita ada pada kerja sama. Semoga diskusi di IMEDIC bisa menghasilkan strategi nyata untuk memperkuat sistem kesehatan nasional,” kata dr. Dian.

Forum ini juga dihadiri oleh Wamenhan Donny Ermawan Taufanto, Kepala BPOM Taruna Ikrar, serta perwakilan kedutaan besar dari Sri Lanka, Malaysia, dan Kanada, menunjukkan bahwa biosecurity kini menjadi isu global yang memerlukan pendekatan lintas batas dan lintas disiplin.

Sebagai informasi, isu biosecurity dan biosafety semakin relevan ketika ancaman penyakit menular dan bioterorisme menjadi bagian dari strategi keamanan nasional di berbagai negara. Indonesia, dengan populasi besar dan biodiversitas tinggi, memiliki potensi sekaligus kerentanan yang signifikan.

Melalui IMEDIC 2025, Indonesia menunjukkan langkah strategis untuk memperkuat biodefense nasional, bukan hanya melalui riset dan inovasi medis, tapi juga melalui kolaborasi antara Kemenkes, Kemenhan, BPOM, serta mitra internasional.

Editor: Sabik Aji Taufan

Tag:  #kolaborasi #dengan #sektor #pertahanan #kemenkes #ingatkan #ancaman #biologis #global

KOMENTAR