



6 Gejala Pengapuran Lutut yang Sering Diabaikan, Dampaknya Bisa Melumpuhkan
Pengapuran lutut atau osteoartritis lutut adalah kondisi yang umum terjadi seiring bertambahnya usia.
Meski sering dianggap sepele, gangguan ini bisa menghambat aktivitas harian jika tidak ditangani sejak dini. Gejalanya muncul bertahap, mulai dari rasa nyeri ringan hingga kesulitan berjalan.
Hal ini disampaikan oleh Dr. dr. Ludwig Andribrert P. Pontoh, Sp.OT, Subsp.PL dari RS Fatmawati, dalam siaran langsung Instagram Kementerian Kesehatan RI, Rabu (18/6/2025).
Pengapuran itu sebenarnya bukan penyakit, tapi bagian dari proses penuaan yang normal terjadi di persendian,” ujar Ludwig.
Untuk lebih jelasnya, ketahui apa itu pengapuran lutut gejalanya yang perlu diwaspadai berikut ini.
Apa itu pengapuran lutut dan siapa saja yang berisiko?
Pengapuran lutut merupakan bentuk dari osteoartritis, yaitu kondisi perusakan pada tulang rawan sendi.
Berbeda dari anggapan umum bahwa kondisi ini disebabkan oleh berkurangnya “oli” atau pelumas sendi, Ludwig menegaskan bahwa justru peradangan yang menyebabkan produksi cairan sendi berlebihan.
Lutut menjadi bagian tubuh yang paling sering mengalami pengapuran karena merupakan sendi terbesar dan menahan beban tubuh.
“Semua orang akan mengalami ini jika menua, tapi lutut paling rentan karena menanggung beban tubuh terus-menerus,” jelas Ludwig.
Sebagian besar kasus pengapuran lutut disebabkan oleh penuaan alami (90 persen), sementara sisanya bisa dipicu oleh faktor risiko seperti cedera lutut, infeksi, atau kebiasaan yang memengaruhi kondisi sendi.
Gejala pengapuran lutut yang perlu diwaspadai
Gejala pengapuran lutut berkembang secara bertahap. Mengenali tanda-tanda awal bisa membantu mencegah kerusakan lebih lanjut. Berikut beberapa gejala yang umum terjadi:
-
Nyeri ringan tanpa sebab jelas
Pasien sering merasakan sakit lutut meski tidak mengalami cedera. Rasa sakit muncul tiba-tiba dan hilang timbul.
-
Bunyi saat digerakkan
Muncul suara “kertek-kertek” saat lutut ditekuk atau diluruskan, terutama saat naik-turun tangga.
-
Nyeri saat aktivitas tertentu
Lutut mulai terasa sakit saat melakukan aktivitas tertentu seperti naik tangga, meski tidak sakit saat berjalan biasa.
-
Kaku setelah duduk lama
Setelah duduk lama, pasien perlu menggoyangkan lutut dulu sebelum bisa berjalan. Ini menandakan sendi mulai kehilangan kelenturan.
-
Keterbatasan gerak
Penderita mulai kesulitan menekuk lutut, seperti saat sujud dalam posisi shalat. Lutut terasa kaku dan nyeri saat digerakkan.
-
Rasa nyeri terus-menerus
Pada tahap lanjut, pasien bisa merasakan sakit meski sedang beristirahat atau tidur. Bahkan, berjalan membutuhkan alat bantu seperti tongkat.
“Pasien sering bilang, ‘Dok, saya tidak bisa shalat normal lagi, harus duduk.’ Itu tanda pengapuran sudah cukup berat,” jelas Ludwig.
Meski merupakan proses alami, pengapuran lutut tetap bisa diminimalkan dampaknya melalui deteksi dini dan pengelolaan gaya hidup.
Menjaga berat badan ideal, menghindari cedera, dan tidak memaksakan lutut dalam aktivitas berlebihan bisa membantu memperlambat kerusakan sendi.
“Jangan tunggu sampai harus pakai tongkat atau terasa sakit saat tidur baru mencari pengobatan,” kata Ludwig.
Dengan memahami proses dan gejalanya, masyarakat diharapkan lebih waspada terhadap perubahan pada sendi lutut, terutama saat memasuki usia lanjut.
Pemeriksaan medis sejak gejala awal dapat membantu memperlambat progresivitas pengapuran dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Tag: #gejala #pengapuran #lutut #yang #sering #diabaikan #dampaknya #bisa #melumpuhkan