![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/view.png)
![Psikolog: Kunci Mencegah Ghosting dan KDRT Ada pada Komunikasi Sehat](https://jakarta365.net/uploads/2025/02/19/kompas/psikolog-kunci-mencegah-ghosting-dan-kdrt-ada-pada-komunikasi-sehat-1345936.jpg)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/clock-d.png)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/calendar-d.png)
Psikolog: Kunci Mencegah Ghosting dan KDRT Ada pada Komunikasi Sehat
Psikolog klinis, Teresa Indira Andani M.Psi, mengungkapkan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah perilaku menghilang tiba-tiba tanpa kabar (ghosting) serta kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Dikutip dari Antara, Selasa (18/2/2025), Teresa mengungkapkan bahwa ghosting merujuk pada tindakan seseorang yang mengakhiri komunikasi secara tiba-tiba tanpa penjelasan kepada pasangannya.
Dalam konteks kehidupan pernikahan dan rumah tangga, istilah ini juga digunakan untuk menggambarkan seseorang yang meninggalkan pasangannya tanpa alasan yang jelas.
Menurut Teresa, perilaku ghosting sering kali muncul akibat kurangnya keterampilan komunikasi yang sehat dan ketidakmampuan individu dalam menghadapi konflik.
Ia menambahkan bahwa individu yang cenderung melakukan ghosting biasanya merasa kesulitan untuk membangun keintiman emosional dan memilih menghindar daripada menghadapi permasalahan secara langsung.
"Pasangan tidak terbiasa menyelesaikan masalah dengan sehat cenderung menutup diri (stonewalling) atau menghilang untuk menghindari ketegangan," ujar Teresa.
"Beberapa orang merasa tidak siap menghadapi percakapan sulit, terutama dalam keputusan besar seperti perceraian, sehingga memilih memutus komunikasi tanpa penjelasan," tambahnya.
Lebih lanjut, Teresa menekankan bahwa kemampuan berkomunikasi secara sehat mencerminkan kematangan emosional seseorang.
Menurutnya, orang yang belum matang secara emosional cenderung menghindari tanggung jawab dalam hubungan, termasuk menyelesaikan konflik dan mengakhiri hubungan dengan cara yang bertanggung jawab.
Selain itu, Teresa menyebutkan bahwa faktor sosial dan budaya juga turut memengaruhi kemampuan individu untuk secara terbuka mengungkapkan keinginannya untuk berpisah.
Tekanan sosial ini membuat beberapa orang memilih menghindari percakapan langsung dengan pasangan, yang dapat berujung pada ghosting.
Tak hanya itu, masalah komunikasi yang buruk antara pasangan juga berpotensi menimbulkan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Ketimpangan kekuasaan yang cenderung menguntungkan pihak laki-laki dapat membuat perempuan merasa tertekan dan tidak mampu menyampaikan keinginan mereka dengan bebas. Hal ini, menurut Teresa, membuka peluang munculnya kekerasan dalam rumah tangga.
Teresa menekankan pentingnya membangun komunikasi yang terbuka dan sehat sebagai salah satu upaya untuk mencegah terjadinya ghosting maupun KDRT.
"Pasangan perlu membangun komunikasi terbuka, belajar mengelola konflik dengan sehat, dan memiliki kesiapan emosional sebelum menikah," ungkapnya.
Ia juga menyarankan penerapan prinsip SEHAT, yang terdiri dari Sadari, Evaluasi, Hadapi masalah, Afirmasi, dan Tetapkan batasan, sebagai langkah penting dalam membangun fondasi hubungan yang kuat dan seimbang.
Komunikasi yang terbuka dan asertif diperlukan agar pasangan bisa saling memahami. Ia juga menambahkan bahwa setiap individu memiliki kebutuhan emosional yang perlu dihargai, didukung, dan diberi ruang untuk berkembang.
Teresa juga menyoroti pentingnya mengevaluasi pola komunikasi pasangan sejak dini. Menurutnya, pola komunikasi yang tidak sehat seperti menghindari konflik atau menggunakan kekerasan untuk kontrol dapat merusak hubungan dalam jangka panjang.
Ia pun menekankan pentingnya pembuatan kesepakatan yang adil, dukungan timbal balik dalam rumah tangga, dan penetapan batasan pribadi yang jelas untuk meminimalkan risiko kekerasan dalam rumah tangga.
"Menerapkan prinsip SEHAT dalam hubungan akan membantu pasangan membangun rumah tangga yang lebih stabil, setara, dan bebas dari pola hubungan yang merugikan," ujar Teresa.
Selain itu, Teresa juga menyoroti pentingnya adanya intervensi psikologis dan hukum yang lebih ketat dalam pencegahan KDRT, serta edukasi tentang hubungan sehat yang berbasis pada kesetaraan dan komunikasi, bukan kontrol dan dominasi.
Tag: #psikolog #kunci #mencegah #ghosting #kdrt #pada #komunikasi #sehat