![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/view.png)
![Jarang Main di Luar Rumah Bikin Anak Rentan Eksim](https://jakarta365.net/uploads/2025/02/10/kompas/jarang-main-di-luar-rumah-bikin-anak-rentan-eksim-1196597.jpg)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/clock-d.png)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/calendar-d.png)
Jarang Main di Luar Rumah Bikin Anak Rentan Eksim
Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan terlalu bersih, jarang terpapar debu atau patogen, cenderung lebih rentan mengalami alergi, salah satunya adalah eksim.
Eksim, juga dikenal sebagai dermatitis atopik, adalah kondisi kulit yang menyebabkan peradangan, gatal, dan kering. Gangguan kulit ini pada umumnya dialami bayi sampai anak usia 9 tahun dan sekitar 10 persennya akan berlanjut sampai usia dewasa.
DIjelaskan oleh Dr.dr.Reiva Farah Dwiyana Sp.DVE, saat ini memang semakin banyak ditemui anak yang menderita eksim.
"Memang ada peningkatan, salah satu karena anak-anak sekarang makin jarang main di luar, lebih banyak main gadget, tidak pernah keringetan," ujarnya dokter spesialis kulit anak yang berpraktik di Klinik Tivaza ini.
Ia menjelaskan, alergi dan infeksi memang terkait erat, terutama dalam kaitannya dengan sistem kekebalan tubuh.
Anak yang jarang terpapar mikroba dan patogen cenderung lebih rentan mengalami alergi karena sistem imun mereka tidak terbiasa menghadapi infeksi ringan sehingga lebih mungkin bereaksi berlebihan terhadap zat yang sebenarnya tidak berbahaya, seperti debu, serbuk sari, atau makanan tertentu.
Penyebab eksim
Eksim juga terkait erat dengan faktor genetik. Jika orang tua atau saudara memiliki riwayat eksim, asma, atau alergi, maka bayi lebih berisiko mengalami eksim.
Gejala utama eksim adalah kulit anak menjadi kering dan bersisik, gatal yang parah, serta ruam yang dapat muncul di wajah, leher, atau tubuh.
"Faktor lingkungan juga bisa meningkatkan risiko eksim, seperti tungau debu rumah. Jadi kalau anak eksim tidak boleh ada karpet, selimut bulu, atau bulu hewan peliharaan. Kasur juga harus sering-sering di-vakum," ujar dr.Reiva.
Ia menambahkan, eksim dapat diakibatkan oleh gangguan mikrobioma di kulit, karena itu perawatan kulit yang utama adalah mengembalikan lapisan pelindung kulit (skin barrier).
Pada anak penderita eksim, orangtua harus rajin memakaikan pelembab untuk menjaga agar kulit tidak kering.
"Saat mandi pun harus pakai sabun yang ada pelembabnya, bukan sabun antiseptik. Mandi juga tidak boleh lama-lama dan setelah mandi dipakaikan pelembab," ujarnya.
Pengobatan eksim pada bayi bertujuan untuk mengurangi gejala, mencegah infeksi, dan mempromosikan kesehatan kulit. Dokter biasanya akan meresepkan krim atau salep yang mengandung steroid atau non-steroid untuk mengurangi peradangan kulit.
"Kalau ruamnya tidak hilang-hilang, segera periksakan ke dokter. Selain itu jangan sembarangan membeli obat steroid," katanya.
Pemakaian krim steroid tanpa petunjuk dokter bisa berbahaya karena dapat membuat kulit menipis (atrofi), pembuluh darah keluar, dan muncul sisik putih yang permanen. Risiko yang lebih besar adalah steroid akan terserap tubuh dan menimbulkan efek samping.