Nana Mirdad dan Andrew White Ditunjuk Jadi Edukator HPV, Bantu Edukasi Cegah Kanker Serviks
EDUKATOR HPV - Nana Mirdad (kiri) dan Andrew White (kanan), pasangan figur publik yang ditunjuk sebagai Edukator HPV 2025, dalam sesi diskusi “Ngobrolin HPV: Share Your Voice” pada peringatan Hari Kanker Sedunia 2025, Selasa (4/2) di Jakarta. 
10:20
9 Februari 2025

Nana Mirdad dan Andrew White Ditunjuk Jadi Edukator HPV, Bantu Edukasi Cegah Kanker Serviks

- Pasangan artis Nana Mirdad dan Andrew White ditunjuk sebagai edukator HPV (Human Papillomavirus) 2025.

HPV merupakan virus penyebab kanker serviks, kanker terbanyak kedua pada perempuan.

Nana mengungkapkan, pencegahan menjadi kunci penting untuk melawan kanker serviks seperti dengan melakukan vaksinasi dan menerapkan hidup sehat.

"Kami menyadari betapa pentingnya melakukan langkah pencegahan untuk proteksi dini. Karenanya, kami berupaya menerapkan berbagai upaya pencegahan infeksi HPV, di antaranya dengan menerapkan pola hidup sehat, rutin melakukan skrining sejak beberapa tahun lalu, serta melakukan vaksinasi," ujar Nana dalam kegiatan yang diusung oleh MSD Indonesia di Jakarta, Selasa (4/2/2025).

Hal senada juga diamini oleh Andrew White.

Ia mengatakan, menjadi bagian kampanye ini merupakan bukti nyata untuk membantu mengurangi beban penyakit akibat HPV, terutama kanker.

Nana Mirdad dan Andrew White Nana Mirdad dan Andrew White (Instagram @nanamirdad_)

Bukan tanpa tantangan, banyaknya stigma yang kurang tepat serta misinformasi yang merebak seputar HPV.

"Masih banyak ditemui di tengah masyarakat. Banyak yang menganggap HPV bukan hal yang serius, padahal dampaknya bisa sangat fatal untuk kesehatan semua," ujar dia.

Platform NgobrolinHPV.com serta situs sosial media lainnya, menjadi medium yang dekat dan mudah diakses masyarakat, untuk mendapatkan informasi yang tepat seputar HPV. Masyarakat juga diajak untuk lebih terbuka dan berani berdiskusi seputar HPV dan penyakit yang disebabkan virus ini.

Andrew menambahkan, dengan mendapatkan informasi yang akurat, dirinya berharap semakin banyak masyarakat yang lebih proaktif dalam melakukan berbagai langkah pencegahan, salah satunya melalui vaksinasi.

“Jangan sampai terlambat. Ayo lindungi diri dan orang terkasih dari ancaman infeksi HPV melalui vaksinasi!,” imbuh Nana. 

Dikesempatan yang sama, Dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dr. Darrell Fernando, SpOG, MRCOG, MM, MARS, FICS, Int. Aff. RANZCOG.  menjelaskan, terdapat lebih dari 100 tipe HPV dan banyak diantaranya dikategorikan sebagai high-risk yang dapat menyebabkan kanker.

Namun, yang paling sering dan berbahaya ada 7 tipe.

Sebagian besar penularan HPV terjadi karena hubungan seksual, bisa juga kontak kelamin dengan kelamin, kontak kelamin dengan anus, maupun karena oral seks.

Maupun bergesekan kulit bisa jadi transmisi penularan HPV.

"Sangat penting bagi masyarakat, terutama perempuan, untuk memahami bahaya virus ini, serta terbuka dan berupaya melakukan pencegahan melalui langkah-langkah yang direkomendasikan," ujar dokter Darrell.

Merujuk data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 99 persen kasus kanker serviks disebabkan oleh HPV.

Kanker serviks menempati urutan kedua dari jenis kanker yang paling umum ditemukan di perempuan, dengan sekitar 36.964 kasus baru dan angka kematian 20.708.

Padahal, kanker serviks merupakan satu-satunya kanker yang dapat dicegah, salah satunya melalui imunisasi HPV yang terbukti efektif mengurangi risiko terjadinya kanker serviks hingga lebih dari 90 persen.

Tak hanya kanker serviks, infeksi HPV ternyata menjadi penyebab berbagai jenis kanker berbahaya lainnya, seperti kanker vagina, kanker vulva, kanker orofaring (tenggorokan), dan kanker penis. 

Di Indonesia, kanker leher rahim menduduki urutan kedua kanker paling berisiko bagi perempuan dengan 36.964 kasus baru pada tahun 2022, dan menjadi salah satu beban pembiayaan kesehatan terbesar. 

Imunisasi menjadi bagian dari rangkaian penanggulangan dan pencegahan kanker serviks

Selain vaksinasi, penerapan hidup bersih dan sehat (PHBS),  melakukan hubungan seksual yang aman dan hindari kontak seksual berisiko juga menjadi upaya yang harus dilakukan guna mencegah kanker serviks.

Langkah pencegahan lain adalah dengan deteksi dini di usia 35-55 tahun.

Editor: Anita K Wardhani

Tag:  #nana #mirdad #andrew #white #ditunjuk #jadi #edukator #bantu #edukasi #cegah #kanker #serviks

KOMENTAR