Wamentan Sebut Masih Banyak Daerah Serap Gabah dengan Harga di Bawah HPP
- Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengungkapkan gabah di banyak daerah masih diserap dengan harga di bawah harga pembelian pemerintah (HPP).
“Berdasarkan pantauan kami setiap hari dan laporan dari sejumlah daerah, termasuk Sumatera Utara, harga pembelian padi masih banyak di bawah HPP. Tentu saja ada banyak faktor,” ujar Sudaryono di Aula Teungku Rizal Nordin, Medan, Sumatera Utara, Selasa (21/1/2025).
Kementerian Pertanian mengusulkan penyerapan beras dan jagung pada bulan ini dilakukan secara “keroyokan.”
Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Kerangka Sampel Area (KSA) memproyeksikan produksi padi dan jagung melimpah pada Maret hingga April 2025. Sudaryono optimistis angka tersebut bisa tercapai.
Sudaryono meminta Perum Bulog menyerap produksi gabah dan jagung secara maksimal.
“Ini kita harus keroyokan. Karena KSA BPS memprediksi produksi Maret 9 juta ton, April 9,5 juta ton. Bulog harus punya peran besar dengan membeli gabah sesuai HPP. Jangan sampai habis diskusi, habis waktu juga. Menurut hitungan kami, swasembada ditentukan dalam tiga bulan ke depan,” katanya.
Per 15 Januari 2025, Perum Bulog menyatakan siap membeli gabah petani sesuai keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 2 Tahun 2025.
Direktur Utama Bulog Wahyu Suparyono menyebut penyerapan gabah dilakukan sesuai kualitas dan harga yang ditetapkan pemerintah.
Bulog menjalankan penyerapan melalui Satuan Kerja Penyerapan Gabah Beras dan didukung penggilingan padi mitra kerja di seluruh Indonesia.
Persyaratan gabah kering panen (GKP) yang akan diserap Bulog mencakup kadar air maksimal 25 persen dan kadar hampa maksimal 10 persen.
Dengan standar tersebut, Bulog bisa menyerap gabah sesuai HPP, yakni Rp 6.500 per kilogram.
Tag: #wamentan #sebut #masih #banyak #daerah #serap #gabah #dengan #harga #bawah