Ketum Kadin Anindya Bakrie: IEU-CEPA Buka Akses Pasar Uni Eropa USD 17 Triliun, Setara 12 Kali PDB Indonesia
Anindya saat menjadi pembicara dalam Indonesia-Europe Investment Summit 2024, Senin (9/12). (ANTARA)
21:27
10 Desember 2024

Ketum Kadin Anindya Bakrie: IEU-CEPA Buka Akses Pasar Uni Eropa USD 17 Triliun, Setara 12 Kali PDB Indonesia

- Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie berharap perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) segera selesai. Sehingga dapat meningkatkan akses produk RI ke kawasan, yang memiliki pasar senilai USD 17 triliun atau Rp 269.416 triliun, setara 12 kali PDB Indonesia.

"Proses perjanjian dagang tersebut sudah berlangsung selama hampir sembilan tahun. Indonesia ini bagus kalau bisa membuat IEU-CEPA, karena akan membuka akses kepada kawasan yang (memiliki pasar) 17 triliun dolar AS," kata Anindya saat menjadi pembicara dalam Indonesia-Europe Investment Summit 2024, yang diselenggarakan European Business Chamber of Commerce (EuroCham) di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi, Jakarta, Senin (9/12).

Apalagi, lanjutnya, perdagangan global kini menghadapi ancaman tarif impor tinggi yang akan diberlakukan Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump. Itulah sebabnya, Indonesia harus cepat menyelesaikan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif dengan pasar lain yang besar, seperti Uni Eropa (UE).

Anindya dalam keterangan dikutip di Jakarta, Selasa, mengatakan perjanjian IEU-CEPA juga memberi manfaat bagi UE, mengingat Indonesia penopang 40 persen pasar di Asia Tenggara atau ASEAN. Ia berharap, isu-isu yang ada dapat disiasati agar perdagangan dengan UE dapat berjalan baik.



"Jadi, ini hal strategis buat dua-duanya (Indonesia dan UE). Ini menjadi angin segar," ujar dia.

Anindya mengatakan, dengan berlakunya IEU-CEPA, transaksi ekspor dan impor Indonesia-Eropa dapat meningkat dua hingga enam kali lipat. Selain itu, perjanjian tersebut juga membuka peluang bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di tanah air untuk masuk rantai pasok dunia.

"Teman-teman dari Kadin, yang juga banyak dari UMKM, bisa jadi bagian dari rantai pasok dunia. Ini tentu bukan saja bagus buat pemain besar seperti perusahaan palm oil (minyak kelapa sawit), yang kadang suka ada isu sustainability (keberlanjutan), tapi teman-teman ini bisa masuk ke berbagai macam industri,” ucapnya.

Tidak hanya mendongkrak transaksi, kerja sama investasi ini, menurut Anindya, juga bisa membuka edukasi dari mitra teknologi. Hal ini akan membawa pengusaha nasional naik kelas.

"Jadi, teman-teman Kadin bisa mengerjakan ini dengan sebaik-baiknya," katanya.

Kebijakan Trump

Pada kesempatan yang sama, Anindya juga mengingatkan bahwa kebijakan tarif impor tinggi Amerika Serikat (AS) akan menjadi salah satu ancaman serius bagi perdagangan global ke depan. Tarif impor tinggi yang akan ditetapkan Presiden Terpilih AS Donald Trump terhadap beberapa negara seteru dagang, misalnya China, akan mengubah lanskap perdagangan dunia.

Anindya mengatakan, Pemerintah Indonesia perlu mengantisipasi kebijakan proteksionisme yang kemungkinan bakal diterapkan Trump, di antaranya dalam bentuk tarif impor yang tinggi.

Untuk itu, Anindya mengapresiasi keputusan pemerintah yang ingin memperkuat kerja sama perdagangan dan investasi dengan negara-negara mitra, terutama Kanada, Uni Emirat Arab (UEA), Jepang, dan Australia. Selama 2,5 pekan terakhir, pemerintah terus mengoptimalkan kerja sama Global South.



"Kemitraan dengan negara-negara Amerika Latin dan Timur Tengah juga penting. Tapi dengan Eropa ini strategis, meski tidak gampang," ujar dia.

Sementara itu, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Denis Chaibi mengungkapkan jika pemerintah AS memberlakukan tarif impor tinggi, negara-negara eksportir seperti China bakal mengalihkan pasar ekspornya ke negara-negara lain, termasuk Eropa dan Indonesia.

"Kita mungkin akan merasakan dampak dari tekanan AS terhadap China, karena China kemungkinan akan mencoba menjual lebih banyak produknya ke Eropa dan Indonesia," tutur Denis.

Untuk itu, Denis berharap Indonesia dapat segera mengimplementasikan IEU-CEPA. Melalui perjanjian ini, Indonesia bisa masuk dalam rantai pasok global yang lebih luas melalui Kanada.

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #ketum #kadin #anindya #bakrie #cepa #buka #akses #pasar #eropa #triliun #setara #kali #indonesia

KOMENTAR