Atase Tenaga Kerja Kedubes Jepang di Indonesia Sebut Perawat Lansia dari Indonesia Disukai Warganya
Atase Tenaga Kerja Kedutaan Jepang di Indonesia Tanaka Ittetsu (tengah) di Rakernas AP2LN (9/12) di Jakarta. (Hilmi/Jawa Pos)
16:36
9 Desember 2024

Atase Tenaga Kerja Kedubes Jepang di Indonesia Sebut Perawat Lansia dari Indonesia Disukai Warganya

 - Keramahan masyarakat Indonesia sudah dikenal cukup luas di dunia. Termasuk bagi masyarakat Jepang. Pada jompo atau lansia di Jepang, lebih suka dirawat oleh perawat jompo dari Indonesia. Pasalnya selama bekerja selalu tersenyum dan tertawa. 

Keramahan orang Indonesia yang bekerja sebagai perawat jompo itu, diungkapkan langsung oleh Atase Tenaga Kerja Kedubes Jepang di Indonesia Tanaka Ittetsu. "Orang Indonesia sangat ramah, dari pada orang Jepang. Mereka bekerja (di Jepang) dengan senyum, itu bagus," kata Tanaka di sela Rakernas Asosiasi Penyelenggaraan Pemagangan Luar Negeri (AP2LN) di Jakarta pada Senin (9/12). 

Dia mengatakan, kebiasaan orang Indonesia yang selalu gembira saat bekerja, khususnya sebagai perawat jompo itu, menjadi catatan positif selama ini. Tanaka mengungkap, selama ini para jompo atau lansia di Jepang selalu khawatir setiap bertemu orang dari negara asing.

Apalagi sampai jadi perawatnya. Namun tidak demikian untuk perawat lansia yang dari Indonesia. 

Menurut Tanaka peluang untuk magang atau bekerja sebagai perawat lansia di Jepang masih terbuka lebar. Pasalnya jumlah lansia di negeri sakura itu terus bertambah.

Saat ini, rata-rata usia penduduk Jepang di atas 50 tahun. Untuk itu, Tanaka berharap SDM unggul dan bertalenta dari Indonesia bisa bekerja di Jepang. 

"Dan kami harapkan, setelah pulang bekerja dari Jepang, dapat membawa perbaikan untuk Indonesia," katanya.

Jadi, pengalaman positif yang didapatkan selama tinggal dan bekerja di Jepang, bisa dilanjutkan dan diterapkan di Indonesia. Dalam kesempatan yang sama, Presiden AP2LN Firman Budiyanto mengatakan, bekerja atau magang ke Jepang tidak cukup berbekal kemampuan bahasa Jepang saja.

"Tetapi juga (berbekal) disiplin, sikap, dan etos kerja," katanya. Sebab disiplin, etos kerja, dan gaya hidup sehari-hari antara Jepang dan Indonesia cukup berbeda. 

Banyak disebut masyarakat Jepang mempunyai kedisiplinan yang sangat tinggi. Sehingga masyarakat Indonesia yang akan magang atau bekerja di sana, harus menyiapkan diri untuk penyesuaian kehidupan di Jepang.

Meskipun begitu Firman mengatakan aspek skill atau keahlian tetap diutamakan. Dia bersyukur pemerintah terbuka berkolaborasi dengan mereka. Misalnya dalam pemanfaatan Balai Latihan Kerja (BLK) yang tersebar di sejumlah daerah.

Dengan adanya BLK itu, bisa jadi sarana untuk meningkatkan kualitas sebelum keberangkatan ke Jepang. Firman mengatakan, sepanjang 2024 hingga September lalu, lembaga yang tergabung dalam AP2LN sudah memberangkatkan 50.600 peserta magang ke Jepang.

"(Sebanyak) 90 persen tinggal di Jepang selama tiga tahun. Sisanya satu tahun di Jepang," jelasnya.

Bidang pekerjaan untuk peserta magang beragam. Mulai dari konstruksi, perhotelan, manufaktur, pertanian, sampai perawat lansia atau jompo.

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #atase #tenaga #kerja #kedubes #jepang #indonesia #sebut #perawat #lansia #dari #indonesia #disukai #warganya

KOMENTAR