Siji Lifestyle, Mengembangkan Produk Berorientasi Ekspor dan Berhasil Menembus Market dengan B-to-B
Achmad Kurnia menunjukkan berbagai kerajinan dan furnitur di kantor Siji Lifestyle, Bantul, Jogjakarta. Siji Lifestyle membukukan omset lebih dari Rp 10 miliar. (Dinda Juwita/Jawa Pos)
18:12
7 Januari 2024

Siji Lifestyle, Mengembangkan Produk Berorientasi Ekspor dan Berhasil Menembus Market dengan B-to-B

 

Selain keunggulan desain, Siji Lifestyle memberikan experience lain untuk konsumennya. Produknya lebih banyak menembus pasar mancanegara.

---

SEJAK awal merintis usaha pada 2007, Achmad Kurnia tahu betul bahwa dirinya harus fokus pada kekuatan yang dimiliki. Baginya, itu adalah salah satu pilar utama saat mulai membuka usaha CV Siji Lifestyle.

”Kekuatan kami ada pada desain. Fokus market kami adalah kelas menengah atas ekspor. Gaya mereka modern-minimalis. Kami juga tidak menjual ke end customer, jadi business-to-business (B-to-B) saja. Itu kekuatan kami,” ujarnya saat ditemui di kantor Siji Lifestyle, Bantul, DI Jogjakarta, Rabu (20/12).

Siji Lifestyle berfokus pada produksi kerajinan dan furnitur seperti wall decor dan bowl set. Produk-produknya telah diekspor ke AS, Belanda, Jerman, Belgia, Singapura, dan Hongkong. Saat ini mayoritas ekspor CV Siji Lifestyle, sekitar 60 persen, ditujukan ke pasar AS.

Achmad bukan tak ingin menyasar pasar domestik. Namun, dia mengaku gaya dan taste yang diusung pada produknya memang lebih sesuai dengan yang digemari konsumen mancanegara. Karena itu, produk Siji Lifestyle pun banyak dipasarkan dengan cara B-to-B.

Untuk memasarkan produknya, Achmad rajin mengikuti pameran di dalam dan luar negeri. Dengan begitu, pertemuan dengan potential buyer bisa lebih banyak dan luas.

Setiap produk yang dipamerkan Siji Lifestyle selalu dilengkapi tag berupa penjelasan terkait sumber material produk dan cerita di balik pembuatannya. Achmad banyak memanfaatkan bahan lokal dan mudah ditemui seperti bagor, enceng gondok, rotan, dan kulit kayu.

Misalnya, ada produk yang asalnya dari jagung atau kelobot yang biasanya dibuang. ”Kami berikan cerita bagaimana pemberdayaan masyarakat kami libatkan dalam mengolah itu. Jadi, konsumen mengerti cerita itu, ada experience-nya. Value-lah yang kami jual,” jelas pria lulusan UGM itu.

Sebagai contoh, produk wall decor Siji Lifestyle memiliki range harga USD 75–USD 110. Produk itu lantas dijual oleh berbagai store di AS maupunluar negeri dengan harga USD 500–USD 800. ”Mereka bisa menjual mahal karena mereka sudah punya brand yang terkenal. Jadi, buyer kami menjual 10 kali lipat. Dengan harga yang kami berikan pun, kami sudah mendapat profit yang baik,” ungkapnya.

Achmad yang juga merupakan lead designer di Siji Lifestyle juga kerap mendapati order yang variatif. Dia mencontohkan saat mendapatkan pesanan dari brand furnitur di Paris yang memiliki segmentasi luxury furniture.

Siji Lifestyle diminta untuk membuat bagian atas meja. Harga jual yang diberikan Achmad untuk atasan meja itu sekitar USD 200. Namun, kaki-kaki meja dibuat di Paris. Karena itu, harga jual meja tersebut ketika di Paris menjadi USD 10.000 atau setara Rp 115 juta (kurs Rp 15.505).

Dalam mengembangkan produknya, Achmad mendapat dukungan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank melalui Coaching Program for New Exporter (CPNE) untuk meningkatkan kompetensi dan daya saing. CPNE adalah program pelatihan dan pendampingan khusus bagi pelaku UMKM berorientasi ekspor yang dilaksanakan selama setahun dengan tujuan utama menciptakan eksportir baru.

LPEI juga mendukung peningkatan kapasitas usaha CV Siji Lifestyle melalui program penugasan khusus ekspor (PKE) UKM dalam bentuk pembiayaan. Program tersebut merupakan dukungan dari APBN kepada pelaku usaha berorientasi ekspor yang diberikan kepada LPEI oleh Kementerian Keuangan.

Dari sisi omzet, sepanjang 2023, Siji Lifestyle membukukan lebih dari Rp 10 miliar. Jumlah itu naik 25 persen dibandingkan target yang ditetapkan. Achmad bersyukur atas berbagai jerih payah yang telah dilaluinya bersama tim.

”Karena dulu saya mulai dari bawah, berawal dari kontrakan kecil. Lalu pindah ke gudang sederhana, gudang bambu. Alhamdulillah berjalan bertahap, banyak dibantu oleh buyer juga, lalu kami punya tempat sendiri seperti saat ini,’’ katanya. (dee/c19/fal)

Editor: Dhimas Ginanjar

Tag:  #siji #lifestyle #mengembangkan #produk #berorientasi #ekspor #berhasil #menembus #market #dengan

KOMENTAR