Kalimantan Timur Bersinar: Ekspor Komoditas Unggulan Meluncur ke Mancanegara
- Di pelataran PT Orimba Alam Kreasi, deretan kontainer bersiap diberangkatkan menuju Pelabuhan Palaran, Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim). Kontainer-kontainer tersebut membawa muatan berharga berupa kayu lapis atau plywood yang telah diproses secara teliti oleh para pekerja.
Tumpukan kayu lapis berwarna cokelat keemasan yang tersusun rapi itu menjadi bukti kerja keras pelaku usaha lokal dalam meningkatkan kualitas dan nilai tambah produk agar memenuhi standar internasional.
Sebanyak dua kontainer kayu lapis produksi PT Orimba Alam Kreasi dilepas untuk tujuan ekspor ke Korea Selatan (Korsel). Namun, kayu lapis bukanlah satu-satunya komoditas unggulan Kaltim yang dilepas pada kesempatan ini.
Sejumlah produk lain turut menyusul, antara lain komoditas boga bahari berupa kepiting dan ikan beku dari Persekutuan Komanditer (Commanditaire Vennootschaap/CV) Tiga A, produk karet dari Multi Kusuma Cemerlang, serta pakan ternak dari Julong Indonesia yang masing-masing menyasar pasar Republik Rakyat China (RRC).
Sementara itu, Naghari Salingka Bahari Albarokah juga ambil bagian dengan mengekspor produk arang dan damar batu ke Arab Saudi, Brunei Darussalam, dan Bangladesh.
Beragam komoditas tersebut membawa nama Kaltim ke pasar global, membuka peluang pertumbuhan ekonomi daerah, serta berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dengan total nilai transaksi mencapai 2.274.692 dollar Amerika Serikat (AS), ekspor kali ini didominasi produk berbasis potensi alam setempat.
Kendati demikian, daya tarik produk tidak hanya bertumpu pada sumber daya alam (SDA), melainkan juga pada proses pengolahan yang dijalankan secara bertanggung jawab sesuai prinsip keberlanjutan, sebuah persyaratan yang semakin krusial di pasar internasional.
PT Orimba Alam Kreasi, misalnya, dengan pengalaman lebih dari 40 tahun, konsisten menerapkan praktik penggunaan lahan yang bertanggung jawab.
Upaya tersebut mencakup konservasi hutan dan keanekaragaman hayati, serta pembangunan berkelanjutan bagi masyarakat sekitar hutan dalam rantai pasok perusahaan.
“Kami telah menyaksikan tiga siklus rotasi hutan dan membuktikan secara langsung bahwa hutan yang dikelola secara berkelanjutan dapat menghadirkan nilai ekonomi tanpa mengorbankan keseimbangan ekologis,” ujar Chief Operation Officer (COO) PT Orimba Alam Kreasi, Andre Sunarko, dalam sambutannya, seperti dikutip dari laman kemendag.go.id, Kamis (18/12/2025).
Ia menambahkan, PT Orimba Alam Kreasi juga memiliki program Kemitraan Hutan Berkelanjutan (Sustainable Forest Partnership Program/SFPP) untuk mendukung pihak ketiga dalam mengelola dan melindungi hutan mereka.
Kemitraan berkelanjutan dengan petani lokal
Komitmen serupa juga disampaikan oleh Naghari Salingka Bahari Albarokah yang menekankan pentingnya kemitraan saling menguntungkan dengan petani dan pengumpul lokal.
Dengan menjaga kualitas produk yang konsisten serta pengadaan yang etis, daya saing produk di pasar global semakin meningkat.
Direktur Naghari, Muhammad Fachry Al Farazi, menjelaskan bahwa dua komoditas yang dilepas, yakni arang kayu halaban dan damar batu, merupakan hasil diversifikasi produk yang ternyata diminati sejumlah negara di Asia Selatan.
“Misi kami adalah memberdayakan komunitas pedesaan sekaligus menghubungkan keanekaragaman hayati Kalimantan Timur dengan dunia melalui layanan ekspor yang profesional," ucapnya.
Selain itu, lanjut Fachry, Naghari juga ingin menunjukkan bahwa hasil bumi yang tampak sederhana pun memiliki potensi ekspor dan dapat menjadi sumber pendapatan.
Sementara itu, CV Tiga A atau Atlas Agung Abadi yang bergerak di sektor boga bahari sejak 2018 menyoroti pentingnya sertifikasi, kelengkapan legalitas, serta harga yang kompetitif untuk mampu bersaing di pasar global.
Pada 2021, CV Tiga A menerima penghargaan dari Gubernur Kaltim sebagai usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang berhasil menembus pasar ekspor, salah satunya melalui capaian ekspor tujuh ton kepiting bakau ke RRC pada tahun tersebut.
Terkait pelepasan ekspor kali ini, Direktur CV Tiga A, Sumaryono, menyampaikan apresiasi dan antusiasmenya.
“Pelepasan ekspor serentak ini memberikan sorotan bagi para pelaku ekspor daerah dan menjadi bentuk dukungan nyata dari pemerintah,” imbuhnya.
Pelepasan ekspor nasional di delapan provinsi
Pelepasan ekspor di Samarinda ini merupakan bagian dari kegiatan nasional yang dilaksanakan secara serentak di tujuh provinsi lain dan dipimpin oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso dari Kabupaten Bekasi, Jawa Barat (Jabar).
Enam daerah lainnya meliputi Mojokerto (Jawa Timur), Semarang (Jawa Tengah), Sleman (Daerah Istimewa Yogyakarta/DIY), Makassar (Sulawesi Selatan), Badung (Bali), dan Batam (Kepulauan Riau).
Kegiatan di Samarinda dihadiri oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Perdagangan (BKPerdag) Kemendag, Johni Martha.
Dalam sambutannya, Johni menegaskan bahwa ekspor merupakan instrumen strategis, tidak hanya sebagai sumber devisa, tetapi juga sebagai penggerak industrialisasi dan penciptaan lapangan kerja.
Menurutnya, setiap kontainer ekspor yang dilepas menjadi simbol kepercayaan dunia terhadap produk Indonesia sekaligus membawa pesan optimisme bahwa Indonesia tidak hanya bertahan, tetapi terus melangkah maju.
Pelepasan ekspor ini diharapkan kembali menegaskan bahwa aktivitas ekspor tidak hanya milik perusahaan besar, melainkan juga terbuka bagi pelaku usaha daerah yang inovatif, adaptif, dan berorientasi pada kualitas.
Tag: #kalimantan #timur #bersinar #ekspor #komoditas #unggulan #meluncur #mancanegara