Menkeu Purbaya Pede Ekonomi RI Melaju, Utang Terkendali hingga Pasar Modal “To the Moon”
- Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa tampak bersiap menghadapi 2026 yang tinggal beberapa hari lagi dengan menyiapkan serangkaian strategi untuk memastikan pertumbuhan ekonomi Indonesia baik ke depannya.
Purbaya menekankan pentingnya perencanaan ekonomi yang berkelanjutan serta dukungan kolaborasi antara sektor publik dan swasta.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia perlu didorong hingga sekitar 6,7 persen agar mampu menyerap tenaga kerja secara optimal, khususnya generasi muda yang baru memasuki usia produktif.
Purbaya bahkan mengatakan, jika pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,4 persen belum cukup untuk menampung seluruh tambahan angkatan kerja setiap tahun.
“Kalau pertumbuhan 5,4 persen, masih banyak anak muda yang masuk usia kerja tapi belum terserap. Kalau 6,7 persen, mencari kerja jauh lebih gampang,” ujar Purbaya dalam acara KompasTV Bisnis Economic Outlook 2026 dengan tema "Nyalakan Mesin Pertumbuhan Baru" di Menara Kompas, Jakarta, Selasa (16/12/2025).
Ia menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi perlu dilakukan untuk mencapai angka 8 persen dalam beberapa tahun mendatang.
Langkah yang diambil
Salah satu langkah yang akan diambil adalah dengan mendorong berbagai sektor ekonomi, baik publik maupun swasta, untuk berperan aktif dalam mendorong pertumbuhan.
Menurutnya, masyarakat akan merasakan dampak langsung dari pertumbuhan ekonomi yang stabil, seperti harga kebutuhan pokok yang terjangkau dan lebih mudahnya akses pekerjaan.
Hal ini menjadi indikator penting bagi kesejahteraan masyarakat karena mereka dapat merasakan langsung hasil dari kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh pemerintah.
Selain itu, Purbaya mengaku tengah melakukan penguatan sektor-sektor strategis seperti manufaktur, pertanian, dan energi dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Tak ketinggalan, penguatan iklim investasi dan pasar modal akan menjadi pilar penting bagi keberhasilan ekonomi Indonesia.
Ia menekankan, jika fondasi ekonomi kuat, efek berantainya akan muncul secara otomatis.
Kondisi tersebut juga menciptakan stabilitas sosial dan politik, yang pada akhirnya membuat investor dan wisatawan asing lebih percaya untuk datang ke Indonesia.
Jamin utang negara tak jadi beban
Selain menggenjot sektor-sektor unggulan, Purbaya menegaskan pengelolaan utang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tetap dilakukan secara hati-hati dan berkelanjutan.
Dengan demikian, utang negara tidak akan membebani generasi muda.
Bendahara Negara menjelaskan, pemerintah menerapkan kebijakan defisit anggaran secara terukur, yakni di kisaran 2,6 hingga 2,8 persen.
"Utang itu diukur dari kemampuan dan kemauan bayar. Rasio defisit kita dijaga di bawah 3 persen, utang di bawah 60 persen PDB. Kita jauh lebih disiplin dibanding banyak negara maju. Fiskal kita aman dan berkelanjutan," katanya.
Ilustrasi bursa efek Indonesia (BEI).
Pasar modal to the moon
Dari sisi pasar modal, ia optimis akan berkembang serta dapat menciptakan peluang bagi perusahaan-perusahaan besar untuk tumbuh dan berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian.
Prospek pasar modal Indonesia masih sangat terbuka dalam jangka panjang, selama fondasi perekonomian nasional dijaga tetap kuat dan konsisten tumbuh.
Purbaya bahkan menyebut istilah "to the moon" yang kerap digunakan di pasar kripto untuk menggambarkan kenaikan harga tajam sebagai analogi optimisme terhadap arah pasar keuangan Indonesia.
"Perilaku IHSG itu selalu mengikuti fondasi ekonominya. Kalau fondasi ekonomi dijaga dan terus tumbuh, kapitalisasi pasar akan ikut naik karena ukuran perusahaan juga membesar,” jelasnya.
Tag: #menkeu #purbaya #pede #ekonomi #melaju #utang #terkendali #hingga #pasar #modal #moon