Keputusan The Fed Tak Bulat, Penurunan Suku Bunga Picu Adu Pandangan
- The Federal Reserve (The Fed) resmi menurunkan suku bunga acuan pada Rabu (10/12/2025) waktu setempat atau Kamis waktu Indonesia.
Suku bunga diturunkan sebesar 25 basis poin menjadi 3,50-3,75 persen, sesuai perkiraan pasar.
Ini merupakan pemangkasan ketiga sepanjang tahun ini setelah September dan Oktober lalu.
Suku bunga saat ini adalah yang terendah sejak September 2022 atau lebih dari tiga tahun terakhir.
Mengutip CNBC, Kamis (11/12/2026), keputusan pemangkasan suku bunga sekaligus menunjukkan bahwa para pejabat di bank sentral Amerika Serikat masih berbeda pendapat soal arah kebijakan ke depan, sehingga penurunan suku bunga selanjutnya kemungkinan tidak akan berjalan mulus.
The Fed memberi sinyal bahwa mereka akan lebih berhati-hati dalam mengambil langkah berikutnya.
Pemangkasan itu juga bukan keputusan bulat.
Tiga anggota Federal Open Market Committee (FOMC) menolak keputusan tersebut, perbedaan suara yang belum pernah terjadi sejak 2019.
Hal ini menggambarkan adanya kubu yang menginginkan suku bunga diturunkan lebih cepat dan kubu lain yang ingin mempertahankan suku bunga demi mengendalikan inflasi.
Salah satu yang tidak setuju adalah Gubernur Stephen Miran, yang ingin pemangkasan lebih besar, yakni 50 basis poin.
Ini merupakan penolakannya yang ketiga sebelum masa jabatannya berakhir pada Januari mendatang.
Di sisi lain, Presiden The Fed Kansas City, Jeffrey Schmid, dan Presiden The Fed Chicago, Austan Goolsbee, menginginkan suku bunga tidak diubah karena khawatir inflasi kembali naik.
Secara sederhana, kubu hawkish adalah pihak yang mengutamakan pengendalian inflasi sehingga cenderung mendukung suku bunga lebih tinggi.
Sebaliknya, kubu dovish ingin membantu perekonomian tumbuh melalui suku bunga yang lebih rendah.
Lebih jauh, Presiden AS Donald Trump ikut mengkritik The Fed setelah bank sentral hanya memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin.
Ia menilai pemangkasan suku bunga seharusnya bisa lebih tinggi atau dua kali lipat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Paman Sam.
Bahkan Trump, yang sejak lama menekan The Fed agar lebih agresif menurunkan suku bunga, menyebut Ketua The Fed Jerome Powell sebagai sosok yang “kaku” dan menilai langkah pemangkasan kali ini terlalu kecil.
Dalam pertemuan dengan para CEO di Gedung Putih, Trump mengungkapkan rencananya mewawancarai Kevin Warsh.
Warsh bersama Direktur Dewan Ekonomi Nasional Kevin Hassett disebut sebagai kandidat kuat pengganti Powell saat masa jabatannya berakhir pada Mei. “Saya mencari seseorang yang jujur dalam menentukan suku bunga. Suku bunga kita seharusnya jauh lebih rendah,” kata Trump.
Powell sendiri telah menjadi sasaran kritik Trump, yang menilai bank sentral terlalu lambat mengambil langkah pelonggaran selama tahun pertama masa jabatan keduanya.
Trump juga mengeluhkan apa yang ia nilai sebagai kecenderungan menaikkan suku bunga ketika ekonomi menunjukkan hasil positif. “Kita akan kembali ke masa lalu, ketika kita mengumumkan hasil yang baik, itu bukan berarti kita harus menaikkan suku bunga dan menghancurkannya,” paparnya.
Komentar Trump muncul tak lama setelah The Fed mengumumkan pemangkasan suku bunga 25 basis poin, pemotongan ketiga sepanjang tahun ini.
Keputusan tersebut mencerminkan kompromi di tengah perbedaan pandangan internal: dua anggota FOMC ingin mempertahankan suku bunga, sementara Stephen Miran, pejabat ekonomi pemerintahan Trump, mendorong pemangkasan yang lebih besar.
Dalam konferensi pers terpisah, Powell menyebut keputusan pemangkasan itu sebagai “pilihan yang cukup ketat” yang memberi ruang bagi The Fed untuk melihat bagaimana ekonomi berkembang.
Ia juga secara langsung menyinggung tarif impor yang diberlakukan pemerintahan Trump sebagai penyebab inflasi yang sedikit meningkat. “Angka-angka ini lebih tinggi dibanding awal tahun, karena inflasi barang meningkat, mencerminkan dampak tarif,” ujar Powell, merujuk pada kenaikan dua indikator inflasi utama.
Tag: #keputusan #bulat #penurunan #suku #bunga #picu #pandangan