Bocoran Saham IPO Awal 2026, Ada Emiten Prajogo Pangestu dan Happy Hapsoro
Ilustrasi saham IPO [Suara.com/Generated via AI Studio-Gemini]
11:11
11 Desember 2025

Bocoran Saham IPO Awal 2026, Ada Emiten Prajogo Pangestu dan Happy Hapsoro

Aktivitas penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) semakin ramai menjelang penutupan tahun.

Setelah sukses menyambut PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) yang resmi melantai pada awal Desember 2025, pasar kini bersiap menyambut kedatangan pemain besar di sektor perbankan digital.

PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA), atau dikenal sebagai Superbank, dijadwalkan menyusul meramaikan bursa pada pekan ini.

Bank digital yang didukung oleh ekosistem raksasa seperti Emtek, Grab, dan Singtel ini menargetkan perolehan dana segar hingga Rp3,06 triliun dari pelepasan maksimal 13% saham kepada publik.

Dana yang dihimpun dari IPO ini mayoritas akan dialokasikan sebagai modal kerja untuk mendukung ekspansi penyaluran kredit. Sisanya akan digunakan untuk belanja modal.

Manajemen Superbank juga telah memberikan komitmen untuk membagikan dividen hingga 85% dari laba bersih kepada pemegang saham di masa mendatang.

Pertumbuhan pesat Superbank didorong oleh transformasi dari bank konvensional menjadi bank digital, dengan fokus pada layanan kredit untuk nasabah ritel dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui integrasi aplikasinya dengan ekosistem Grab dan OVO.

Antrean Pipeline IPO Hingga 2026

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengonfirmasi bahwa animo perusahaan untuk mencatatkan saham di bursa diperkirakan akan terus berlanjut hingga awal tahun 2026.

Hingga tanggal 5 Desember 2025, BEI telah mencatat 24 perusahaan yang sukses mencatatkan saham dengan total dana yang dihimpun mencapai Rp15,21 triliun.

Diperkirakan masih terdapat 13 perusahaan yang masuk dalam pipeline pencatatan saham BEI. Skala aset dari 13 perusahaan tersebut:

Skala Aset Besar (di atas Rp250 Miliar): Delapan perusahaan.

Skala Aset Menengah (Rp50 Miliar - Rp250 Miliar): Tiga perusahaan.

Skala Aset Kecil (di bawah Rp50 Miliar): Dua perusahaan.

Dari delapan perusahaan berskala aset besar, dua emiten berasal dari sektor bahan baku, satu dari consumer non cyclical, dan satu dari sektor energi.

Selain itu, ada lima perusahaan dari sektor keuangan, satu sektor teknologi, dan dua dari sektor transportasi dan logistik.

Seiring dengan data resmi BEI, rumor di pasar juga santer menyebutkan setidaknya 12 nama perusahaan besar yang potensial melakukan IPO pada tahun 2026.

Daftar ini didominasi oleh anak perusahaan dari konglomerasi besar dan entitas Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tengah bersiap.

Beberapa nama yang santer dikabarkan akan IPO pada tahun depan, dengan status mulai dari pra-efektif hingga persiapan, meliputi:

  1. Perusahaan yang terafiliasi dengan Prajogo Pangestu, seperti Griya Idola (Barito Pacific) dan INTAM (anak usaha CUAN).
  2. Entitas di bawah naungan Titan Group (Husin Kalla / Handoko A. Tanuadji), yaitu PT Anugrah Neo Energy Materials (Neo Energy) dan PT Titan Infra Sejahtera (TIS).
  3. Institusi keuangan besar seperti Bank Jakarta (BUMD Pemprov DKI) dan Blu BCA (Grup Djarum) yang tengah dalam tahap persiapan.
  4. Anak usaha dari Grup-grup besar lain, termasuk anak usaha RAJA (Grup Happy Hapsoro), Orang Tua Group (FMCG), Medco Power (Medco Group), dan Summarecon Investment Property (Summarecon Group).
  5. Dua BUMN besar di sektor energi dan tambang, yaitu Pertamina Hulu Energy (PHE) dari Pertamina dan Inalum dari MIND ID, juga masuk dalam daftar yang dikabarkan sedang dipersiapkan.

Tingginya minat dan antrean IPO ini menggarisbawahi kepercayaan investor terhadap prospek pasar modal Indonesia, didukung oleh likuiditas yang baik dan ambisi ekspansi perusahaan-perusahaan besar.

Kontributor : Rizqi Amalia

Editor: M Nurhadi

Tag:  #bocoran #saham #awal #2026 #emiten #prajogo #pangestu #happy #hapsoro

KOMENTAR