Ekspor Kemiri Indonesia Melonjak 350 Persen, Paling Banyak ke Malaysia dan Bangladesh
– Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) mencatat ekspor kemiri Indonesia melonjak tajam.
Nilainya naik 350 persen secara tahunan menjadi 9,58 juta dolar AS. Volume kiriman juga tumbuh lebih besar, mencapai 413 persen menjadi 9,95 ribu ton.
Bangladesh dan Malaysia menyerap 64 persen ekspor kemiri Indonesia. Pasar global pun masih luas.
Amerika Serikat dan China tercatat sebagai importir terbesar dunia dengan nilai masing-masing 500 juta dolar AS dan 320 juta dolar AS.
Potensi pasar yang belum tergarap juga besar. China masih menyisakan peluang 232 juta dolar AS, Amerika Serikat 82 juta dolar AS, Vietnam 28 juta dolar AS, Jerman 20 juta dolar AS, dan Belanda 10 juta dolar AS.
LPEI menilai Indonesia punya ruang untuk memperbesar produksi dan kualitas. Dukungan strategis pun disalurkan lewat program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL).
Desa Devisa Kemiri di Lombok Tengah menjadi salah satu penerima bantuan karena kapasitas produksinya sudah mencapai 120 ton per tahun. Sekitar 40 persen penjualan mengarah ke pasar ekspor.
Program pembinaan LPEI kini mencakup 40 desa dan melibatkan sekitar 350 petani. Enam puluh persen peserta merupakan petani inti perempuan.
Bantuan yang diberikan meliputi satu mesin automatic vacuum packager untuk menjaga higienitas produk dan memperpanjang masa simpan.
Dua mesin pendingin dan dryer juga disalurkan untuk mempercepat proses pengeringan serta pemecahan kemiri. LPEI menambah dukungan lewat 2.000 bibit kemiri varietas unggul untuk peremajaan lahan dan peningkatan produktivitas.
“Kami percaya kontribusi ini akan menjadi bagian dari langkah besar untuk menumbuhkan kesejahteraan masyarakat sekaligus memperkuat keberlanjutan komoditas kemiri di Lombok Tengah,” kata Anggota Dewan Direktur Indonesia Eximbank Yon Arsal.
Tag: #ekspor #kemiri #indonesia #melonjak #persen #paling #banyak #malaysia #bangladesh