48 Jam Menembus Longsor: Kisah AMT Pertamina Jaga Suplai BBM di Sumatera
AMT Pertamina melintasi jalur terputus akibat banjir dan longsor untuk menyalurkan BBM.(DOK. PPN)
10:32
8 Desember 2025

48 Jam Menembus Longsor: Kisah AMT Pertamina Jaga Suplai BBM di Sumatera

— Riki Margiono, Awak Mobil Tangki (AMT) Pertamina, harus menunggu hingga 16 jam di sisi jalur Sungai Penuh saat menyalurkan BBM ke Kabupaten Kerinci, Jambi. Perjalanan sejauh 223 kilometer itu, yang biasanya ditempuh enam jam, berubah menjadi 48 jam akibat banjir dan longsor yang melanda Sumatera Barat.

“Kalau jalan banjir tinggi, kami harus menunggu surut. Kami cuma duduk aja, harus gimana lagi,” kata Riki saat ditemui di Integrated Terminal Teluk Kabung, Padang, Selasa (2/12/2025), dikutip dari rilis pers Pertamina, Senin (8/12/2025).

Pada pekan sebelumnya, Riki juga sempat terjebak banjir saat mengantarkan BBM di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Ia bersama 15 AMT lain menunggu hingga ada bantuan. Di awal perjalanan, mereka masih menerima nasi bungkus dari tim Rescue Pertamina yang menyusul.

Belum lama selepas banjir surut, laju truknya kembali terhenti akibat longsor. Riki harus bermalam di jalan sembari menunggu alat berat membersihkan material. Dalam perjalanan panjang itu, pikirannya kerap kembali ke keluarganya di Padang yang juga terdampak banjir.

“Mengantar BBM sudah menjadi tugas saya, jadi saya pastikan BBM sampai di SPBU karena sudah banyak masyarakat menunggu,” ujarnya.

Ia mengaku lega melihat warga menyambut kedatangan truk tangki. “Rasa khawatir berubah jadi bahagia,” ujar Riki dengan mata berkaca-kaca.

Dedikasi serupa terlihat dari AMT lainnya, M Aidil Dzakwan, yang harus melewati jalur ekstrem tebing Sitinjau Lauik, rute terjal dan berbelok curam yang kini menjadi jalur utama menuju Bukittinggi dan Payakumbuh.

“Kita tetap safety dan jaga keselamatan. Walaupun kena hujan, panas, macet, longsor, banjir, kita tetap jalani dengan senang hati,” kata Aidil.

Ia menyemangati rekan-rekannya agar terus menjaga suplai. “Pantang menyerah dan tetap berjuang untuk masyarakat. Kita melayani dengan sepenuh hati,” ujarnya.

Area Manager Communication, Relations, dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Fahrougi Andriani Sumampouw, menegaskan bahwa setiap pengiriman dipantau ketat melalui koordinasi antara terminal, depot, AMT, pihak berwenang, dan Road Traffic Control (RTC) yang siaga 24 jam.

“Keselamatan tetap nomor satu, namun komitmen menjaga suplai energi juga menjadi tanggung jawab moral bagi kami,” ujar Fahrougi.

Pertamina memastikan pasokan BBM tetap tersedia di SPBU, mendukung kebutuhan alat berat penanganan longsor, kendaraan darurat, hingga wilayah yang terisolasi.

Suplai BBM ke Bireuen Tetap Jalan Meski Akses Terputus

Upaya pengiriman BBM juga berlangsung di wilayah Aceh setelah akses utama Lhokseumawe–Bireuen terputus oleh banjir. Jalur alternatif ditempuh dari FT Krueng Raya untuk memenuhi kebutuhan SPBU yang mulai kehabisan stok.

AMT Muzammil (43) mengaku perjalanan lebih panjang dan menantang. “Kami diberikan kepercayaan untuk membantu masyarakat yang saat ini terdampak,” ujarnya.
Ia menyebut kebahagiaan tersendiri saat tangki pendam SPBU terisi kembali. “Yang kita lakukan hari ini adalah manfaat di kemudian hari,” katanya.

AMT lainnya, Reza Andhika (31), mengatakan waktu tempuh menjadi jauh lebih lama karena harus melewati jalur darurat. “Kepercayaan itu ada karena dedikasi kita dalam menjalani pekerjaan,” ujarnya.
Ia menegaskan pentingnya menjaga suplai agar aktivitas warga tetap berjalan. “Energi tak boleh terputus,” katanya.

Fahrougi menambahkan bahwa penyaluran tetap dilakukan dengan memperhatikan keselamatan dan pembaruan jalur. “Komitmen menjaga suplai energi adalah tanggung jawab Pertamina untuk melayani masyarakat sepenuh hati,” ujarnya.

Tag:  #menembus #longsor #kisah #pertamina #jaga #suplai #sumatera

KOMENTAR