Strategi Mengatur Uang Tanpa Terjebak Perfeksionisme Finansial
Ilustrasi investasi. Orang kaya menjaga kekayaan dengan menghindari pengeluaran yang dianggap tidak memberi nilai. Berikut 10 pengeluaran yang tidak pernah mereka lakukan. (Shutterstock/A9 STUDIO)
11:04
7 Desember 2025

Strategi Mengatur Uang Tanpa Terjebak Perfeksionisme Finansial

Banyak orang merasa harus selalu berada di jalur “terbaik” saat mengatur keuangan.

Targetnya sering muluk. Maksimalkan kartu kredit, tekan pajak serendah mungkin, cari imbal hasil tertinggi, pastikan tabungan berbunga paling tinggi.

Christine Benz, direktur keuangan pribadi yang pensiun di Morningstar sekaligus penulis How to Retire, memahami tekanan itu.

“Industri [keuangan] memiliki pola pikir optimis,” ujarnya kepada CNBC Make It.

“Jika Anda baru belajar dan beradaptasi, Anda mungkin mulai berpikir bahwa itulah satu-satunya cara untuk melakukan hal ini dan bahwa Anda salah jika mengambil jalan pintas,” katanya lagi.

Benz menilai tidak ada masalah dengan gaya pengelolaan yang detail.

Namun banyak orang justru lebih cocok dengan pendekatan yang lebih sederhana. Tujuannya jelas. Hemat waktu, kurangi stres, dan tetap bergerak menuju tujuan jangka panjang.

Dalam artikelnya di Morningstar, Benz menyebut pendekatan itu sebagai strategi “cukup baik”.

Tidak sempurna, tetapi efisien dan hasilnya tidak jauh dari strategi kompleks. Berikut penjelasan tiap poin:

1. Penganggaran Terbalik

Konsistensi menabung menjadi dasar banyak tujuan keuangan. Mulai dari persiapan pensiun sampai pelunasan utang.

“Jika Anda menabung dengan wajar, hal itu menghilangkan kebutuhan untuk melakukan banyak hal lain,” kata Benz.

“Bahkan jika Anda membuat keputusan yang kurang tepat tentang pilihan investasi, jika tingkat tabungannya lumayan, hal itu akan mengatasi banyak hal yang mungkin tidak sempurna dalam rencana tersebut,” katanya.

Menabung 20 persen dari pendapatan ke portofolio biasa sering lebih kuat dampaknya dibanding menabung 5 persen ke investasi unggulan.

Benz menyarankan teknik penganggaran terbalik. Tetapkan persentase tabungan. Ia menyebut 15 persen sebagai target masuk akal. Otomatiskan pemotongannya. Sisa pendapatan bisa digunakan sesuai kebutuhan tanpa repot menghitung kategori harian.

2. Gunakan Reksa Dana Indeks

Secara teori, investor yang tepat dan cepat bisa mengalahkan pasar. Praktiknya sulit.

Data Morningstar mencatat hanya 8 persen manajer reksa dana saham perusahaan besar AS yang berhasil mengalahkan indeks S&P 500 dalam 10 tahun hingga Juni 2025.

Karena itu Benz mendorong portofolio inti berbasis reksa dana indeks. Biaya rendah. Mudah dipahami. Kinerjanya mengikuti pasar.

“Banyak data menunjukkan fakta bahwa reksa dana indeks adalah pilihan yang sangat bagus, dan tidak perlu campur tangan,” ujarnya.

“Mereka bisa memberi Anda eksposur ke berbagai sektor pasar saham dan obligasi hanya dengan satu kepemilikan,” sebutnya.

Benz menilai reksa dana indeks berada di titik temu antara portofolio optimal dan strategi “cukup baik”.

3. Sederhanakan Hubungan Keuangan

Banyak orang terus memburu bunga tertinggi untuk tabungan atau instrumen pasar uang. Benz menilai pendekatan itu tidak selalu perlu.

“Ini membuat saya gila—membayangkan orang-orang berlarian mencoba mendapatkan instrumen tunai terbaik,” katanya.

“Cara terbaik untuk menguntungkan Anda adalah dengan memilih penyedia berbiaya rendah yang akan memberikan imbal hasil yang kompetitif secara konsisten,” sambungnya.

Ia menekankan beberapa hal penting:
• Jangan terlalu sering memindahkan tabungan hanya karena selisih bunga kecil.
• Untuk rekening pialang, periksa bunga akun sweep.
• Untuk tabungan berbunga tinggi, ingat suku bunga terus naik-turun.

Jika satu bank atau broker menyediakan produk sesuai kebutuhan, lebih mudah mengelola semuanya di satu tempat. Ini penting jika suatu hari Anda harus menyerahkan urusan finansial ke orang lain.

“Mengurangi jumlah hubungan keuangan adalah praktik yang sangat baik,” ujar Benz. “Bukan berarti bermalas-malasan, tapi mengurangi jumlah entitas yang perlu Anda hubungi adalah hal yang bagus.”

4. Jangan Ragu Menggunakan Penasihat Keuangan

Benz meneliti dan menulis soal pengelolaan uang selama puluhan tahun. Ia menulis buku pensiun. Namun urusan finansial pribadinya tetap ditangani perencana keuangan.

“Dia sudah mengkalibrasi semuanya, dan itu memberi saya banyak ketenangan pikiran,” ujarnya. “Mengetahui bahwa orang lain juga melakukan pengoptimalan itu dan menggunakan alat yang sangat canggih untuk melakukannya.”

Ia menyarankan memakai perencana berbiaya tetap, bukan komisi penjualan. Skemanya bisa per jam, per layanan, atau langganan. Tujuannya menghindari benturan kepentingan saat produk tertentu memberi komisi lebih besar.

“Saya merasa sedikit seperti, ‘Oh, saya seharusnya melakukan ini sendiri,’” kata Benz.

“Namun akhirnya, saya menyadari bahwa dengan menghubungi seseorang yang... memiliki alat untuk menghasilkan jawaban yang sangat bagus... saya memutuskan bahwa itu adalah proposisi nilai yang bagus,” sambungnya.

Tag:  #strategi #mengatur #uang #tanpa #terjebak #perfeksionisme #finansial

KOMENTAR