Perpadi Sebut 75 Penggilingan Padi Sudah Pakai Listrik, Lebih Hemat
Ketua Umum Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras (Perpadi), Sutarto Alimoeso saat ditemui usai Konferensi Pers International Sustainable Rice Forum (ISRF) di Ancol, Jakarta, Senin (17/11/2025).(KOMPAS.com/Syakirun Ni'am)
16:16
17 November 2025

Perpadi Sebut 75 Penggilingan Padi Sudah Pakai Listrik, Lebih Hemat

Ketua Umum Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras (Perpadi), Sutarto Alimoeso menyebut, lebih dari 75  penggilingan padi skala kecil sudah beralih dari mesin diesel dengan listrik.

Sutarto mengatakan, pergeseran penggunaan sumber energi pada tahap penggilingan padi ini merupakan upaya mewujudkan produksi beras low carbon atau produksi beras dengan karbon yang rendah.

Pernyataan itu Sutarto sampaikan usai kegiatan Konferensi Pers International Sustainable Rice Forum (ISRF) di Ancol, Jakarta.

Sentra penggilingan padi di Kabupaten JemberKOMPAS.com/Mega Silvia Sentra penggilingan padi di Kabupaten Jember

“Kalau di penggilingan ya, dari 150 penggilingan padi yang kami dampingi itu lebih dari 75 penggilingan padi kecil itu sekarang sudah ganti ke listrik,” kata Sutarto, Senin (17/11/2025).

Ia menyebut, penggilingan padi menggunakan listrik berdampak positif terhadap pengurangan produksi gas rumah kaca yang merusak lingkungan.

Hal itu bisa terwujud karena penggunaan mesin penggilingan padi dengan diesel mengeluarkan karbon.

Menurut Sutarto, pada masa mendatang mesin penggilingan padi bakal menggunakan sumber bahan bakar dari surya.

“Nah kalau listrik kan nanti pada tahun lebih panjang lagi kita pasti mengarah kepada yang misalnya teknologi surya dan sebagainya,” ujar Sutarto.

Selain lebih ramah lingkungan, produksi beras rendah karbon juga lebih hemat. Pada tahapan di petani misalnya, produksi rendah karbon dilakukan dengan tidak mengairi sawah secara terus menerus.

Di sejumlah daerah, kata dia, petani menggenangi sawahnya secara terus menerus. Padahal, untuk mendapatkan air itu mereka harus mengeluarkan dana.

Tindakan itu juga berdampak buruk pada kondisi kesuburan tanah dan memproduksi gas metana lebih besar.

“Padahal padi itu seyogianya tidak digenangi terus kan. Itu kita tahu supaya struktur atau biologi tanah itu tetap terjaga gitu kan. Nanti hubungannya dengan unsur hara,” kata dia.

Ketua Umum Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Sutarto Alimoeso usai tanda tangan MoU dengan Bulog dan Perpadi di kantor Kementan, Jakarta Selatan, Senin (10/2/2025).KOMPAS.com/NIRMALA MAULANA A Ketua Umum Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Sutarto Alimoeso usai tanda tangan MoU dengan Bulog dan Perpadi di kantor Kementan, Jakarta Selatan, Senin (10/2/2025).Kemudian, pupuk dan pestisida juga digunakan dengan kadar yang cukup, tidak berlebihan.

Petani di sejumlah daerah diketahui masih menggunakan pupuk terlalu banyak. Padahal, saat ini sudah terdapat bagan daun yang menjadi acuan penggunaan pupuk.

Selain itu, petani juga masih menggunakan pestisida secara berlebihan. Padahal, tanaman mereka sebenarnya tidak terpapar hama.

“Jadi ini (produksi beras low carbon) sebenarnya good agriculture practices. Setuju saya dengan ini, good agriculture practices,” tuturnya.

Tag:  #perpadi #sebut #penggilingan #padi #sudah #pakai #listrik #lebih #hemat

KOMENTAR