Cerita Pengusaha Batik Jogja Mampu Bertahan di Tengah Pandemi Berkat Jualan di Platform Online
CEO Rianty Batik, Aditya Suryadinata. (Nurul Fitriana/JawaPos.com)
23:00
7 Pebruari 2024

Cerita Pengusaha Batik Jogja Mampu Bertahan di Tengah Pandemi Berkat Jualan di Platform Online

  - CEO Rianty Batik, Aditya Suryadinata mengamini bahwa platform online telah menyelamatkannya dari Pandemi Covid-19. Keputusannya untuk berjualan di Tokopedia sejak tahun 2016 bisa membuat usahanya mampu meraup omzet capai Rp 50 juta per bulan.   "Thanks God, Alhamdulillah-nya kita udah mulai online sekitar 2016-2017 pada saat 2020 pandemi, (platform) online itu yang bisa membantu kita untuk survive," kata Aditya dalam acara media workshop Tiktok dan Tokopedia bersama UMKM Jogjakarta, Selasa (6/2).   Aditya bercerita, sebelum dirinya fokus mengurus usaha keluarganya ini. Rianty Batik hanya fokus untuk berjualan secara offline tanpa memikirkan branding hingga go online.   Namun, fokus tersebut berubah, ketika Aditya tamat dari pendidikannya di luar negeri dan kembali ke Indonesia untuk mengurus usaha keluarga pada tahun 2015. Dia mengaku ingin membawa kebiasaan orang belanja online di luar negeri ke Indonesia. Terlebih pasar batik di Indonesia memang sudah ada dan cukup besar.   "Baru mulai muncul Tokopedia waktu itu, TikTok masih belum ada, kita lihat potensinya kita sudah lihat sangat besar, karena di luar negeri sudah ada. Jadi, dari awal, oke. Kita pokonya harus masuk ke platform online," ujarnya.   Berkat dari keputusannya itu, Adit merasa beruntung karena beberapa tahun setelahnya. Pandemi Covid-19 melanda RI dan membuat usahanya tutup sejalan dengan kebijakan pemerintah.   Terlebih, toko offline yang dimilikinya berada di pusat keramaian, yakni Malioboro, Jogjajarta. "Jadi, pada saat mall mau ditutup, Malioboro pun akan ditutup, jadi sama. Dalam satu tahun, kurang lebih enam bulannya kami tutup. Sangat sangat terasa (ke pendapatan), beruntungnya udah beralih ke online," jelas Adit.   Bisnis usaha yang diambil dari nama ibunya ini, sangat terbantu dengan platform online yang bisa memperluas jangkauan pasar. Bahkan, kini banyak pelanggan-pelanggannya yang berasal dari Jabodetabek hingga luar jawa bisa tahu dan membeli dengan mudah produk-produk dari Rianty Batik.   Ke depan, ia mengaku akan mengembangkan dan memperluas pasar di platform online Shop | Tokopedia. Pasalnya, saat dia baru masuk ke Shop, proses transaksi jual beli di platform milik TikTok tersebut dilarang dan tutup selama beberapa waktu.   "Kita baru mulai TikTok agak terlambat, kita baru mau mulai awal tahun lalu. Namun, sempat kejadian tutup. Kita masuk satu dua bulan sebelum tutup, lalu tutup. Sekarang kan sudah dibuka kembali dengan kolaborasinya bergabungnya Shop | Tokopedia. Kemudian kita akan lebih fokus untuk masuk ke sana. Mau belajar live streaming," ujarnya.   Hingga kini, Rianty Batik terus komit menjual batik secara offline dan online. Tak hanya batik tulis dan cap yang dijual, mereka pun banyak memproduksi batik printing. Perluasan pasar secara daring ini dipilih sebagai bentuk visi Rianty Batik yang ingin membuat batik itu bisa dipakai oleh siapapun, dimanapun, dan kapanpun.   "Kalau pada saat dulu 2015 itu identik batik acara formal, pejabat-pejabat yang pakai, ibu-ibu, anak-anak muda masih enggan dan jarang pakai batik. Kita buat batik lebih fashionable, sehingga target kita agar anak-anak muda, mau pakai," jelas Adit.   "Sehingga saat saya kerja pakai batik, diajak hangout sama teman, pakai batik, bahkan pernah saya kerja trus ada undangan saya lanjut aja pakai batiknya," tandasnya.  

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #cerita #pengusaha #batik #jogja #mampu #bertahan #tengah #pandemi #berkat #jualan #platform #online

KOMENTAR