Trump Hapus Tarif Impor untuk 4 Negara, Ini Daftarnya
– Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengumumkan kebijakan penghapusan tarif impor atas sejumlah produk makanan dan barang lain dari Argentina, Ekuador, Guatemala, dan El Salvador.
Langkah ini diambil melalui rangkaian kerangka perjanjian dagang yang akan memberikan akses pasar lebih luas bagi perusahaan AS.
Dilansir dari Reuters, Sabtu (15/11/2025), seorang pejabat senior pemerintahan Trump mengatakan kebijakan tersebut diharapkan menurunkan harga kopi, pisang, dan bahan pangan lain.
Pemerintah AS juga berharap para peritel dapat meneruskan dampak positif itu kepada konsumen.
Ia menambahkan, kerangka perjanjian dengan sebagian besar negara diperkirakan rampung dalam dua minggu ke depan. Kesepakatan tambahan juga dinilai memungkinkan tercapai sebelum akhir tahun.
Sebelumnya, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyebut pemerintah akan mengumumkan langkah “substantial” dalam beberapa hari ke depan untuk menurunkan harga kopi, pisang, dan buah-buahan lain. Ini menjadi bagian dari upaya pemerintahan Trump menekan biaya hidup.
Departemen Luar Negeri AS menyampaikan bahwa Menteri Luar Negeri Marco Rubio dan Menteri Luar Negeri Brasil Mauro Vieira telah membahas kerangka hubungan dagang baru antara AS dan Brasil.
Brasil adalah produsen dan eksportir kopi terbesar dunia, namun ekspornya ke AS dikenakan tarif hingga 50 persen oleh Presiden Donald Trump.
Isu keterjangkauan harga menjadi sorotan Trump setelah Partai Republik mengalami kekalahan dalam pemilu pekan lalu. Ia tetap menegaskan bahwa kenaikan biaya hidup disebabkan kebijakan mantan Presiden Joe Biden, bukan tarif impor yang diberlakukannya.
Kemenangan Partai Demokrat di New Jersey, New York, dan Virginia yang dipengaruhi isu biaya hidup, menunjukkan meningkatnya kekhawatiran pemilih atas tingginya harga. Ekonom menilai tarif impor luas yang ditetapkan Trump turut mendorong tekanan harga.
The New York Times melaporkan bahwa pemerintahan Trump mempertimbangkan pengecualian tarif lebih jauh untuk produk pangan seperti daging sapi dan buah jeruk.
Langkah itu termasuk untuk negara yang belum menandatangani perjanjian dagang dengan AS. Gedung Putih belum memberi komentar atas laporan tersebut.
Menurut pejabat AS, pembicaraan dengan sejumlah negara di Amerika Tengah dan Selatan berlangsung “cukup konstruktif”.
Ia menilai tambahan kesepakatan dagang masih mungkin dicapai sebelum akhir tahun. Negosiasi dengan Swiss dan Taiwan pada Kamis juga berjalan positif.
Argentina, El Salvador, Guatemala, dan Ekuador menyambut baik kesepakatan itu. Dalam kerangka perjanjian yang diumumkan Kamis, AS tetap memberlakukan tarif 10 persen untuk sebagian besar produk dari El Salvador, Guatemala, dan Argentina, negara dengan surplus perdagangan moderat terhadap AS.
Sementara itu, tarif 15 persen dipertahankan untuk produk dari Ekuador, yang memiliki defisit perdagangan dengan AS.
Namun, AS akan menghapus tarif atas sejumlah barang yang tidak ditanam, ditambang, atau diproduksi di dalam negeri. Pejabat tersebut mencontohkan pisang dan kopi dari Ekuador sebagai produk yang masuk kategori itu.
Kesepakatan tersebut, yang serupa dengan perjanjian di Asia pada Oktober, juga mencakup komitmen tidak menerapkan pajak layanan digital kepada perusahaan AS dan penghapusan tarif atas produk pertanian serta industri AS.
“Dalam semua perjanjian, di Asia maupun yang diumumkan hari ini, kami mempertahankan tarif, memberikan keringanan pada sejumlah produk, dan sekaligus membuka pasar luar negeri dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya,” ujar pejabat itu.
Menteri Luar Negeri Argentina Pablo Quirno menyebut kerangka kesepakatan ini akan “menciptakan kondisi” untuk meningkatkan investasi AS.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Presiden Argentina Javier Milei atas “keyakinannya” dalam mencapai perjanjian tersebut.
Presiden El Salvador Nayib Bukele membagikan pengumuman itu di platform X dengan keterangan “friends”.
Duta Besar El Salvador di Washington, Milena Mayorga, menyambut positif keputusan tersebut dan menyebut kedua negara “membangun kembali hubungan berdasar kepercayaan dan penentuan nasib sendiri”.
Presiden Guatemala Bernardo Arevalo menilai perjanjian itu sebagai kabar baik bagi perekonomian Guatemala. Kesepakatan tersebut, katanya, “menempatkan Guatemala sebagai negara yang lebih kompetitif dan lebih menarik bagi investasi”.
Pemerintah Presiden Ekuador Daniel Noboa, yang dekat dengan pemerintahan Trump dalam isu narkotika dan migrasi, juga menyambut kebijakan ini.
Dalam pernyataan di media sosial, pemerintah Ekuador menyebut langkah tersebut akan mendukung sektor ekspor negara itu yang mengandalkan pisang, udang, dan minyak.