Trend Asia Kritisi Proyek Waste to Energy: Ingatkan Potensi Dampak Lingkungan!
Ilustrasi proyek waste to energy. [Antara/Fakhri Hermansyah].
08:05
5 November 2025

Trend Asia Kritisi Proyek Waste to Energy: Ingatkan Potensi Dampak Lingkungan!

Baca 10 detik
  • Trend Asia menilai proyek PSEL perlu dilakukan dengan sangat hati-hati agar tidak menimbulkan masalah lingkungan baru.

  • Proyek Waste to Energy bukan termasuk energi terbarukan dan berpotensi menghasilkan polusi berbahaya seperti dioksin.

  • Pelibatan masyarakat dan pengawasan ketat terhadap teknologi serta AMDAL menjadi kunci keberhasilan proyek PSEL

Trend Asia mengingatkan agar pembangunan proyek Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) atau Waste to Energy dilakukan penuh dengan kehati-hatian.

Sebab, jika dilakukan secara gegabah dapat menimbulkan masalah baru, khususnya bagi lingkungan.

"Perlu disampaikan bahwa perlu berhati-hati karena tentu itu tidak akan menyelesaikan masalah sampah-sampah," kata pengkampanye energi Trend Asia, Novita Indri Pratiwi saat ditemui di Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada Selasa (4/1/2025).

Trend Asia memandang bahwa Waste to Energy bukan termasuk energi terbarukan, melainkan masuk dalam kategori energi baru.

"Karena dia menggunakan teknologi sehingga menghasilkan listrik. Kalau tidak ada bantuan teknologi dia bisa jadi sumber terbarukan nggak? (Enggak), karena dia kan dari sisa konsumsi," kata Novita.

Selain itu, pengelolaan sampah menjadi energi juga berpotensi menimbulkan polusi dari proses pembakaran, khususnya sampah plastik.

"Kalau kita bakar sampah plastik salah satu emisi yang dilepas itu namanya dioksin. Nah, dioksin ini kan menjadi salah satu zat yang cukup berbahaya buat kesehatan," jelas Novita.

Untuk itu, menurutnya perlu dipertanyakan seperti apa teknologi yang akan digunakan dalam proyek PSEL.

Sampah Plastik. (Dok. Greenpeace) PerbesarSampah Plastik. (Dok. Greenpeace)

"Apakah dari dalam negeri, dari luar negeri, dari China, dari mana?" ujar Novita.

Selain itu, filter yang digunakan dalam proses pelepasan polutan dari hasil pembakaran juga perlu dipertanyakan.

Hal itu merujuk pada persoalan asap yang dihasilkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)---yang meski diklaim tidak berbahaya, tapi dalam banyak kasus tetap berdampak terhadap masyarakat sekitar.

"Karenanya, aspek kehati-hatian perlu harus kita pertanyakan, AMDAL-nya juga perlu harus kita pantau," ujarnya.

Tak kalah penting, pelibatan masyarakat dalam proses pembangunannya.

Masyarakat wajib dilibatkan guna mengantisipasi dampak lingkungannya.

Ditegaskannya, jangan sampai keberadaan PSEL justru menjadi masalah baru seperti yang terjadi pada PLTU.

"Jadi kita pindah ke satu lubang ke lubang yang lain. Jadi masalahnya mutar-mutar aja di situ," ujar Novita.

Sebagaimana diketahui, Waste to Energy menjadi salah satu program pemerintah dalam upaya transisi energi.

Proyek tersebut juga sekaligus untuk mengatasi permasalahan sampah, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta.

Proyek PSEL akan digarap pemerintah lewat Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

Pada tahap pertama proyek ini telah terdapat 24 perusahaan yang berminat berinvestasi. Mayoritas merupakan perusahaan asal China, sisanya dari Jepang dan China.

Editor: Dythia Novianty

Tag:  #trend #asia #kritisi #proyek #waste #energy #ingatkan #potensi #dampak #lingkungan

KOMENTAR