Saat Luhut Klaim Whoosh Sudah Bisa Tutup Biaya Operasional, tapi Utang ke China Tembus Rp 120 T...
Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan usai menghadiri acara 1 Tahun Pemerintahan Prabowo Gibran di Jakarta, Kamis (16/10/2025). (Kompas.com/Dian Erika)
06:04
31 Oktober 2025

Saat Luhut Klaim Whoosh Sudah Bisa Tutup Biaya Operasional, tapi Utang ke China Tembus Rp 120 T...

- Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) atau Whoosh saat ini sudah mampu menutup biaya operasionalnya sendiri.

Namun, ia pun mengakui proyek Whoosh mengalami banyak pro dan kontra.

"Lepas dari pro dan kontra yang terjadi, faktanya Whoosh kini sudah mampu menutup biaya operasionalnya sendiri dan melayani lebih dari 12 juta penumpang sejak beroperasi pada Oktober 2023 sampai Februari 2025," ujar Luhut lewat unggahan di akun Instagram resminya @luhut.pandjaitan, dikutip pada Jumat (31/10/2025).

Sehingga menurutnya, Whoosh sudah memberikan dampak ekonomi yang besar bagi wilayah yang dilintasinya.

Kereta cepat Jakarta-Bandung Whoosh di Stasiun Halim, Jakarta Timur. Pakar ekonomi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menilai pembiayaan proyek Kereta Cepat Jakarta?Bandung (KCJB) atau Whoosh melalui skema Danantara lebih tepat dibandingkan membebani APBN.KOMPAS.com/Krisda Tiofani Kereta cepat Jakarta-Bandung Whoosh di Stasiun Halim, Jakarta Timur. Pakar ekonomi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menilai pembiayaan proyek Kereta Cepat Jakarta?Bandung (KCJB) atau Whoosh melalui skema Danantara lebih tepat dibandingkan membebani APBN.Selain itu, perkembangan Whoosh saat ini juga menjadi langkah awal menuju pengelolaan proyek besar yang efisien dan bertanggungjawab.

"Whoosh menjadi bukti bahwa keberanian mengambil keputusan strategis adalah awal menuju kemandirian bangsa," tegas Luhut.

Dalam unggahannya, Luhut juga menceritakan pengalamannya naik kereta cepat Whoosh saat pergi ke Bandung untuk memberikan pembekalan kepada calon perwira di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (SESKOAD).

 

Menurut Luhut, setiap kali ke Bandung dirinya selalu memilih untuk naik Whoosh.

"Setiap ke Bandung saya selalu memilih moda transportasi ini karena efisiensi waktunya. Perjalanan yang dulu makan waktu 3-4 jam, kini bisa ditempuh banga dalam 30-60 menit," jelas Ketua Komite Kereta Cepat Jakarta-Bandung di era Presiden ke-7 RI, Joko Widodo itu.

Sebagai informasi, saat ini kereta cepat Jakarta-Bandung masih menjadi sorotan karena persoalan utang dalam pembangunannya.

Utang harus dibayarkan oleh pemerintah Indonesia kepada China.

Pemerintah menyatakan sedang merumuskan strategi terbaik untuk restrukturisasi utang proyek kereta cepat Whoosh.

Utang kereta cepat Whoosh capai lebih dari Rp 120,38 triliun

Berdasarkan catatan pemberitaan Kompas.com, total utang proyek kereta cepat Jakarta–Bandung mencapai sekitar 7,27 miliar dollar AS atau sekitar Rp 120,38 triliun (kurs Rp 16.500 per dollar AS).

Dari total itu, 75 persen dibiayai melalui pinjaman China Development Bank (CDB) dengan bunga dua persen per tahun dan tenor 40 tahun.

Seiring berjalannya waktu, biaya proyek membengkak akibat cost overrun hingga 1,2 miliar dollar AS.

Tambahan utang tersebut dikenakan bunga di atas tiga persen per tahun.

Adapun pinjaman tambahan sebesar 542,7 juta dollar AS digunakan untuk menutup pembengkakan biaya yang menjadi tanggungan konsorsium Indonesia sebesar 75 persen, sementara sisanya dipenuhi melalui penyertaan modal negara (PMN) dari APBN.

Beban keuangan KCIC

Sementara itu, kondisi keuangan PT KCIC yang mengoperasikan kereta cepat Whoosh dilaporkan sedang berada dalam tekanan berat.

Pasalnya pendapatan tiket dari jutaan penumpang Whoosh ternyata jauh dari cukup untuk menutup beban keuangan yang mereka tanggung.

Besarnya beban cicilan utang kereta cepat berikut bunga ke pihak China, ditambah biaya operasional yang tak kecil, membuat KCIC merugi hingga triliunan rupiah.

Kendati PT KCIC tidak pernah merilis laporan keuangannya secara terbuka ke publik, kondisi keuangan perusahaan ini membukukan kerugian sangat besar.

Hal ini bisa dilihat dari laporan keuangan PT KAI, selaku induk usaha dan salah satu pemegang saham terbesar.

KAI bersama dengan tiga BUMN lainnya harus menanggung renteng kerugian dari Whoosh sesuai porsi sahamnya di PT PSBI.

Dalam laporan keuangan per 30 Juni 2025 (unaudited) yang dipublikasikan di situs resminya, entitas anak KAI, PT PSBI, tercatat merugi hingga Rp 4,195 triliun sepanjang 2024.

Hingga semester I-2025 atau periode Januari–Juli, PSBI sudah membukukan kerugian sebesar Rp 1,625 triliun.

Sebagai pemimpin konsorsium, KAI memegang porsi saham terbesar di PSBI, yakni 58,53 persen, sesuai penugasan yang diberikan pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Selain KAI, pemegang saham lain PSBI adalah Wika dengan kepemilikan 33,36 persen, Jasa Marga sebesar 7,08 persen, dan PTPN VIII sebesar 1,03 persen.

Dengan porsi saham terbesar, KAI otomatis menanggung kerugian paling besar di PSBI.

Pada semester I-2025, KAI harus menanggung rugi sekitar Rp 951,48 miliar.

Sementara pada tahun penuh 2024, saat PSBI membukukan kerugian Rp 4,19 triliun, KAI ikut menanggung beban hingga Rp 2,24 triliun.

Prabowo segera gelar rapat khusus bahas utang Whoosh

Presiden RI Prabowo Subianto di Lapangan Bhayangkara, Jakarta, Rabu (29/10/2025).KOMPAS.com/Rahel Presiden RI Prabowo Subianto di Lapangan Bhayangkara, Jakarta, Rabu (29/10/2025).Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto disebut akan menggelar rapat khusus mengenai utang jumbo kereta cepat Whoosh.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, rapat khusus itu akan dilakukan bersama Presiden.

"Itu nanti dibahas khusus," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, di Istana, Jakarta, Rabu (29/10/2025) malam.

"Ada pembahasan khusus untuk itu. Iya (dengan Presiden)," imbuhnya.

Sebelumnya, Chief Operation Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria mengatakan, pemerintah Indonesia akan kembali melakukan negosiasi utang pembangunan proyek kereta cepat Whoosh dengan pihak China.

Negosiasi yang dilakukan langsung di China itu rencananya akan membahas teknis pinjaman, jangka waktu pinjaman dan bunga pinjaman yang diberikan untuk Indonesia.

"Terus kan kita bernegosiasi, kami akan berangkat lagi (ke China) juga untuk menegosiasikan mengenai term daripada pinjamannya. Ini menjadi point of negosiasi kita kan. Berkaitan sama jangka waktu pinjaman, suku bunga," ujar Dony saat dijumpai di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (23/10/2025)

"Kita sedang mengatur waktu. Kita sedang diskusikan juga dengan Menko Infrastruktur untuk segera kita akan menegosiasikan. Hubungan kita juga bagus, komunikasi bagus," tegasnya.

Dony bilang, tim negosiasi yang akan berangkat ke China berasal dari kementerian dan instansi terkait.

Sementara itu, peran Danantara selaku pihak yang membawahi operator kereta cepat akan memberikan data sebagai bahan negosiasi.

Salah satunya data yang menegaskan bahwa PT KCIC punya potensi keberlanjutan dalam operasional kereta cepat.

Dony juga memastikan negosiasi utang PT KCIC ke China harus selesai pada 2025 ini.

Sebab menurutnya persoalan utang bukan hal sulit untuk diselesaikan.

Tag:  #saat #luhut #klaim #whoosh #sudah #bisa #tutup #biaya #operasional #tapi #utang #china #tembus

KOMENTAR