Biar Tak Andalkan Ekspor Mentah, Kemenperin Luncurkan Roadmap Hilirisasi Silika
- Kemenperin meluncurkan Roadmap Hilirisasi Silika 2025–2045 untuk meningkatkan nilai tambah dan mengurangi ekspor bahan mentah.
- Hilirisasi silika berpotensi melipatgandakan nilai ekonomi komoditas tersebut, seperti menjadi *electronic-grade wafer silikon*.
- Roadmap ini menargetkan pembangunan industri pendukung panel surya dan semikonduktor guna memperkuat kemandirian industri nasional.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meluncurkan Peta Jalan alias roadmap Hilirisasi Silika Tahun 2025–2045 sebagai bagian dari penguatan industrialisasi nasional. Langkah ini diarahkan untuk mendorong peningkatan nilai tambah sektor industri sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap ekspor bahan mentah.
Peluncuran roadmap tersebut dilakukan oleh Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (Ditjen IKFT) Kemenperin. Dokumen ini diproyeksikan menjadi salah satu fondasi awal dalam mendukung target pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 8 persen pada 2029.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut, hilirisasi silika memiliki peran strategis dalam memperkuat struktur industri nasional. Selain meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri, kebijakan ini juga diharapkan memperluas basis industri berbasis sumber daya mineral.
“Pengembangan hilirisasi silika tidak hanya untuk meningkatkan nilai ekonomi nasional, tapi juga menciptakan multiplier effect lainnya seperti membuka lapangan kerja baru, menumbuhkan investasi, serta mendukung kedaulatan pangan, energi, dan sektor lain yang terkait,” ujar Agus kepada wartawan, Senin (15/12/2025).
Dari sisi ketersediaan bahan baku, Indonesia dinilai memiliki modal sumber daya yang besar. Data Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara, dan Panas Bumi (PSDMBP) Kementerian ESDM mencatat cadangan pasir silika mencapai 7,8 miliar ton, batu kuarsa 24,8 juta ton, serta sumber daya kuarsit sekitar 1,65 miliar ton.
Direktur Jenderal IKFT Kemenperin, Taufiek Bawazier, menjelaskan potensi nilai tambah dari hilirisasi silika tergolong signifikan. Menurutnya, proses pengolahan lanjutan dapat mengubah posisi silika dari komoditas mentah menjadi produk bernilai tinggi.
“Dengan hilirisasi, solar-grade wafer silikon memiliki peluang untuk meningkatkan nilai hingga 1.300 kali lipat, bahkan hingga 27 kali lipat jika diolah menjadi electronic-grade wafer silikon,” kata Taufiek.
Ia menambahkan, kehadiran Peta Jalan Hilirisasi Silika menjadi penting agar Indonesia tidak terus berada pada posisi sebagai pengekspor bahan mentah. Roadmap ini dirancang dengan pendekatan terintegrasi dari hulu hingga hilir secara bertahap hingga 2045.
Dalam perencanaannya, pengembangan industri silika mencakup seluruh rantai industri turunan, mulai dari Metallurgical-Grade Silicon (MG-Si) hingga polysilicon. Selain itu, roadmap ini juga menargetkan pengembangan 10 kawasan industri pendukung serta penerapan prinsip industri hijau pada 10 perusahaan industri.
Taufiek menekankan, keberhasilan hilirisasi silika tidak hanya bergantung pada roadmap semata. Sejumlah faktor kunci seperti ketersediaan bahan baku, pasokan energi, kepastian offtaker produk, hingga dukungan regulasi menjadi elemen yang tak terpisahkan.
Dukungan lintas pemangku kepentingan juga dinilai krusial, mulai dari kementerian dan lembaga terkait, Bank Indonesia, asosiasi industri, hingga pelaku usaha. Sinergi tersebut dibutuhkan untuk memastikan implementasi hilirisasi berjalan sesuai rencana.
Melalui visi Roadmap Hilirisasi Silika 2025–2045, Kemenperin menargetkan terbangunnya industri antara berbasis silika yang mampu menopang ekosistem industri panel surya dan semikonduktor. Upaya ini diharapkan memperkuat kemandirian industri nasional sekaligus meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global.
Tag: #biar #andalkan #ekspor #mentah #kemenperin #luncurkan #roadmap #hilirisasi #silika