Efisiensi Jadi Penopang Kinerja Bukit Asam (PTBA) di Kuartal III 2025
– Di tengah tekanan harga batu bara global yang terus menurun sepanjang tahun ini, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) tetap mencatatkan kinerja positif hingga akhir kuartal III 2025. Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp1,4 triliun, dengan EBITDA mencapai Rp3,6 triliun dan margin 11 persen.
Direktur Utama PTBA Arsal Ismail mengatakan, pencapaian tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menjaga efisiensi biaya serta memperkuat portofolio pasar domestik di tengah kondisi harga batu bara yang melemah.
“PTBA berhasil mempertahankan kinerja operasional yang solid serta menjaga profitabilitas melalui peningkatan efisiensi biaya dan optimalisasi pasar domestik,” ujar Arsal dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (30/10/2025).
Produksi Naik, Harga Jual Tertekan
Sepanjang sembilan bulan pertama 2025, volume produksi batu bara PTBA tumbuh 9 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 35,9 juta ton, sementara volume penjualan naik 8 persen menjadi 33,7 juta ton.
Dari total penjualan tersebut, pasar domestik menyumbang 56 persen, sedangkan ekspor ke negara seperti Bangladesh, India, Filipina, Vietnam, dan Korea Selatan mencapai 44 persen.
Namun, kenaikan volume tersebut belum mampu menutupi penurunan harga jual rata-rata (average selling price/ASP) sebesar 6 persen yoy, seiring dengan turunnya indeks harga batu bara global. Newcastle Index (NCI) merosot 22 persen dan Indonesian Coal Index-3 (ICI-3) turun 16 persen.
Dari sisi biaya, beban pokok pendapatan meningkat 11 persen yoy menjadi Rp27,8 triliun. Peningkatan ini disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakar imbas kebijakan B40 dan pencabutan subsidi komponen FAME pada biodiesel, yang membuat harga BBM naik sekitar 8 persen.
Sementara itu, beban administrasi naik 4 persen, namun beban penjualan justru turun 1 persen.
Posisi Keuangan Tetap Kuat
Total aset PTBA per 30 September 2025 tercatat Rp42,8 triliun, naik 3 persen dibandingkan akhir 2024. Namun, ekuitas menurun 8 persen menjadi Rp20,8 triliun, sedangkan liabilitas naik 15 persen menjadi Rp22,1 triliun.
Belanja modal (capital expenditure/capex) hingga akhir kuartal III 2025 mencapai Rp3 triliun atau sekitar 41 persen dari target tahunan Rp7,2 triliun. Sebagian besar dana tersebut digunakan untuk proyek pengembangan angkutan batubara Tanjung Enim–Kramasan yang menjadi bagian dari strategi logistik jangka panjang perusahaan.
Dari sisi arus kas, PTBA mencatat penurunan tipis pada kas dari aktivitas operasi menjadi Rp4,2 triliun, dipengaruhi oleh meningkatnya pembayaran kepada pemasok dan karyawan akibat kenaikan harga bahan bakar.
Meski demikian, Corporate Secretary Division Head PTBA, Eko Prayitno, menegaskan bahwa efisiensi internal tetap menjadi fokus utama perusahaan.
“PTBA secara konsisten melakukan cost leadership untuk mencapai kinerja yang optimal. Ke depan, perusahaan akan terus mendorong efisiensi biaya dan memperluas portofolio usaha yang berkelanjutan,” kata Eko.
Sebagai informasi, PTBA merupakan bagian dari MIND ID dan menjadi salah satu perusahaan tambang batu bara terbesar di Indonesia. Selain bisnis batu bara, perusahaan juga mengembangkan investasi energi terbarukan sebagai langkah menuju portofolio energi yang lebih hijau.
Tag: #efisiensi #jadi #penopang #kinerja #bukit #asam #ptba #kuartal #2025