IHSG Awal Sesi Turun 0,64 Persen, Kurs Rupiah Lesu
Ilustrasi IHSG(KOMPAS/HERU SRI KUMORO)
09:44
13 Oktober 2025

IHSG Awal Sesi Turun 0,64 Persen, Kurs Rupiah Lesu

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melandai dan bergerak di zona merah pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Senin (13/10/2025).

Sementara, rupiah pagi ini melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.00 WIB, IHSG bergerak di posisi 8.204,67 atau turun 53.186 poin (0,64 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 8.250,93.

Sebanyak 103 saham melaju di zona hijau dan 397 saham di zona merah. Sedangkan 142 saham lainnya stagnan.

Nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,73 triliun dengan volume 2,120 miliar saham.

Direktur Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, menjelang akhir tahun, harapan terhadap fenomena window dressing kembali menggema di pasar modal.

Namun, optimisme itu diwarnai ketegangan geopolitik baru antara Amerika Serikat (AS) dan China, yang dikhawatirkan menekan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) serta imbal hasil obligasi domestik.

Presiden AS Donald Trump dikabarkan kembali memicu tensi perdagangan dengan menerapkan tarif impor baru terhadap sejumlah produk asal China.

Kebijakan itu langsung memicu reaksi keras dari Beijing. Pemerintah China membalas dengan mengenakan biaya pelabuhan baru bagi kapal-kapal AS yang berlabuh di pelabuhan mereka.

"Tak hanya itu, Kementerian Perhubungan China juga akan mulai mengumpulkan daftar kapal milik perusahaan dan individu asal AS mulai 14 Oktober 2025," katanya pada Senin (13/10/2025).

Beijing bahkan membuka kembali penyelidikan antimonopoli terhadap Qualcomm Inc terkait akuisisi Autotalks Ltd, serta memperketat kontrol ekspor terhadap rare earth bahan logam penting yang digunakan dalam industri teknologi tinggi.

China, yang menguasai sekitar 70 persen produksi rare earth global pada 2024, menahan ekspor sebagian besar unsur tersebut kecuali lima dari 17 elemen utama.

Sebagai balasan, AS mengusulkan pembatasan penerbangan bagi maskapai China yang melintasi wilayah udara Rusia dan kembali menekan Huawei Technologies Co. dengan pembatasan akses terhadap komponen asal AS.

Di tengah situasi memanas itu, Trump menyampaikan ancaman untuk menaikkan tarif impor hingga 145 persen jika tidak tercapai kesepakatan dagang hingga 10 November 2025.

Ia juga menegaskan rencana menambah tarif tambahan 100 persen terhadap produk China serta memberlakukan kontrol ekspor baru terhadap perangkat lunak penting mulai 1 November.

Namun, di sisi lain, Trump mencoba menenangkan pasar dengan mengatakan bahwa AS tetap membuka pintu negosiasi.

Dampak ketegangan tersebut sudah terasa di pasar global. Indeks Dow Jones anjlok 1,90 persen, S&P 500 melemah 2,71 persen, dan Nasdaq terkoreksi tajam 3,56 persen pada akhir pekan lalu. Bursa Eropa turut mengikuti pelemahan dengan rata-rata penurunan antara 1–2 persen.

Ia menilai, volatilitas pasar diperkirakan meningkat dalam beberapa pekan ke depan seiring ketidakpastian kebijakan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia itu.

“Pasar berpotensi bergerak fluktuatif dengan tekanan jangka pendek. Investor disarankan mencermati peluang koreksi sebagai momentum buy on weakness, terutama di saham-saham berfundamental kuat,” ujarnya Senin (13/10/2025).

IHSG dan imbal hasil obligasi domestik pun diperkirakan akan turut bereaksi negatif terhadap gejolak eksternal tersebut.

Kemudian, bursa kawasan Asia hari ini mayoritas dibuka melemah, dengan Strait Times turun 0,77 persen (46.03 poin) di level 4.381,02 Shanghai Composite turun 1,34 persen (52.09 poin) di level 3.844,93 .

Sementara, Nikkei belum dibuka sedangkan Hang Seng turun 1,04 persen (536.92 poin) di level 25.75

Rupiah

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah.

Melansir data Bloomberg, pukul 09.10 WIB rupiah berada pada level Rp 16,561 per dollar AS atau melemah 9 poin (0,05 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 16.568 per dollar AS.

Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan,rupiah melemah terhadap dolar AS di tengah kekuatiran eskalasi perang dagang China-AS.

Dolar indeks sendiri turun cukup besar setelah Trump mengancam akan menambahkan tariff sebesar 100 persen kepada China, namun mata uang yang sensitif dengan tarif dan ekonomi China seperti Rupiah dan mata uang EM lainnya berpotensi lebih tertekan.

"Range 16.500-16.650," jelasnya

Tag:  #ihsg #awal #sesi #turun #persen #kurs #rupiah #lesu

KOMENTAR