Harga Emas Dunia Bisa Tembus 6.000 Dollar AS, Usai Trump Ancam Tarif 100 Persen ke China
Ilustrasi harga emas dunia. Harga emas dunia terus mencetak rekor baru. Ada tiga faktor utama yang mendorong reli emas, mulai dari kebijakan The Fed hingga langkah terbaru China. (Freepik/mamewmy)
10:04
11 Oktober 2025

Harga Emas Dunia Bisa Tembus 6.000 Dollar AS, Usai Trump Ancam Tarif 100 Persen ke China

- Harga emas kembali melesat ke atas 4.000 dollar AS per ons troi pada Jumat (10/10/2025) setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan menaikkan tarif impor produk asal China hingga 100 persen. Aksi tersebut memicu pelarian investor ke aset aman dan mendorong proyeksi bahwa harga emas dapat mencapai 6.000 dollar AS per ons troi.

Amerika Serikat dan China kembali berada di jalur ketegangan dagang setelah China membatasi ekspor mineral tanah jarang, diikuti balasan dari Trump yang akan menaikkan tarif impor produk China menjadi 100 persen serta menerapkan kontrol ekspor terhadap seluruh perangkat lunak penting mulai 1 November 2025. 

Tindakan ini diumumkan Trump melalui platform Truth Social sebagai respons atas langkah China memperketat ekspor mineral penting bagi industri teknologi global.

“Berdasarkan fakta bahwa China telah mengambil posisi yang belum pernah terjadi sebelumnya ini... Amerika Serikat akan mengenakan tarif 100 persen kepada Tiongkok, di atas tarif apa pun yang saat ini mereka bayarkan,” kata Trump. “Juga pada 1 November, kami akan memberlakukan kontrol ekspor pada semua perangkat lunak penting.”

Pengumuman ini muncul setelah unggahan Trump sebelumnya yang mengisyaratkan adanya pungutan baru terhadap produk China. Ia bahkan mengancam membatalkan pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping, sebuah sinyal serangan diplomatik yang langsung mengguncang pasar dan memperburuk hubungan kedua negara.

Dampaknya langsung terlihat di pasar keuangan. Dikutip dari CNBC, harga emas spot naik 0,8 persen menjadi 4.007,39 dollar AS atau sekitar Rp 66,1 juta per ons troi pada pukul 11.18 waktu New York.

Sepanjang pekan ini, emas telah menguat 3,2 persen dan menuju kenaikan mingguan kedelapan berturut-turut. Kontrak berjangka emas AS pengiriman Desember naik 1,3 persen ke 4.024,40 dollar AS.

Emas sempat menyentuh rekor tertinggi 4.059,05 dollar AS pada Rabu (8/10/2025). Logam ini secara tradisional dianggap sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian.

Reli Harga Emas Belum Berakhir

Trader logam independen Tai Wong mengatakan memanasnya perang dagang akan menjatuhkan nilai dollar AS dan mendukung aset safe haven seperti emas.

Pasar juga mencermati risiko politik global seperti potensi jatuhnya pemerintahan Prancis serta penutupan pemerintahan Amerika Serikat.

Selain itu, investor memperkirakan The Federal Reserve akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada Oktober dan Desember 2025.

Chief Investment Officer Livermore Partners, David Neuhauser, menilai reli emas belum akan berakhir. Ia menyebut level 6.000 dollar AS per ons troi “tidak terlalu jauh” dari posisi saat ini. Dengan kurs Rp 16.500 per dollar AS, proyeksi tersebut setara sekitar Rp 99 juta per ons troi.

Hamad Hussain, ekonom komoditas dan iklim di Capital Economics, mengatakan kenaikan cepat emas dalam beberapa pekan terakhir bisa memicu koreksi jangka pendek. Namun, ia menilai tren jangka panjang tetap positif.

“Dalam beberapa tahun ke depan, harga emas kemungkinan akan terus bergerak naik,” ujarnya.

Penguatan emas turut didorong melemahnya dollar AS sebesar 0,6 persen, membuat harga emas lebih murah bagi pembeli luar negeri.

Harga Perak Ikut Melambung

Selain emas, harga perak juga ikut melambung. Perak spot naik 2,2 persen menjadi 50,21 dollar AS per ons troi setelah mencetak rekor 51,22 dollar AS sehari sebelumnya. Sepanjang tahun ini, perak telah menguat 70 persen. Kontrak berjangka perak Comex pengiriman Desember 2025 diperdagangkan di 48,03 dollar AS.

“Backwardation perak adalah sinyal kuat, permintaan fisik menghancurkan pasokan kertas... Jika backwardation bertahan dan permintaan fisik terus meningkat, menembus dan bertahan di atas 50 dollar AS sangat realistis,” kata Alex Ebkarian, COO Allegiance Gold.

Backwardation terjadi ketika harga spot suatu komoditas berada di atas harga kontrak berjangkanya. Di tengah tekanan pasar global, sebagian pelaku pasar menilai emas tetap menjadi aset aman untuk menghadapi volatilitas.

Tag:  #harga #emas #dunia #bisa #tembus #6000 #dollar #usai #trump #ancam #tarif #persen #china

KOMENTAR