Indonesia Kehilangan Peluang Investasi Rp 2.000 Triliun 2024 Lalu, BKPM Ungkap Penyebabnya
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM Todotua Pasaribu saat membuka acara di acara Konsultasi Publik Rancangan Peraturan Menteri Investasi dan Hilirisasi yang disiarkan secara daring pada Kamis (3/7/2025).(Dok. BKPM)
11:32
3 Juli 2025

Indonesia Kehilangan Peluang Investasi Rp 2.000 Triliun 2024 Lalu, BKPM Ungkap Penyebabnya

- Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu mengungkapkan, Indonesia kehilangan peluang investasi sebesar hampir Rp 2.000 triliun pada 2024.

Penyebabnya karena rumitnya sistem perizinan dan iklim investasi yang tidak kondusif.

Menurut Todotua kondisi tersebut menyebabkan rencana investasi tidak jadi terealisasi atau unrealisasi investasi.

"Kita menemukan angka di tahun 2024, itu angka unrealisasi investasi itu, sekitar Rp 1.500-an triliun, mungkin tembus ke angka Rp 2.000 triliun," ujar Todotua di acara Konsultasi Publik Rancangan Peraturan Menteri Investasi dan Hilirisasi yang disiarkan secara daring pada Kamis (3/7/2025).

"(Itu) Unrealisasi investasi. Kenapa? Karena persoalan-persoalan seperti kayak begini. Perizinannya, iklim investasinya yang tidak kondusif, berbagai macam kebijakan tumpang tindih dan lain-lain," jelasnya.

Meski demikian, pada 2024 realisasi investasi Indonesia mencapai Rp 1.700 triliun.

Todotua menyebut capaian itu lebih tinggi daripada target sebesar Rp 1.650 triliun.

Merujuk kondisi tersebut, Kementerian Investasi dan Hilirisasi melakukan evaluasi dan ingin melakukan perbaikan

Sehingga menurut Todotua, pihaknya melakukan revisi sejumlah peraturan menteri untuk memudahkan dan mempercepat realisasi investasi.

Salah satu yang diperbaiki yakni soal perizinan langsung untuk investasi di kawasan industri, kawasan ekonomi khusus dan kawasan perdagangan bebas.

Izin bisa diberikan lebih cepat sementara sejumlah syarat tambahan bisa dilengkapi saat pelaksanaan post audit.

"Kalau investornya sudah siap mau masuk kita kasih izinnya langsung. Tapi persyaratan-persyaratan dasarnya kita post audit aja. Gitu loh. Pemerintah ini harus melakukan terobosan-terobosan. Dalam rangka kita bisa memberikan pelayanan yang cepat," jelas Todotua.

"Karena bagi para pelaku investasi ini, ini biasanya cycle bisnisnya yang dia mau investasi ini sudah berubah, izinnya baru keluar. Kalau perizinan itu baru bisa dia laksanakan, dia jalankan 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun setelah di-apply, nah ini persoalan," lanjutnya.

Todotua bilang, pemerintah perlu membuat terobosan untuk sejumlah wilayah khusus.

Yang mana ketika investor siap memberikan modal, izin bisa langsung diterbitkan.

"Selebihnya itu kita post audit. Karena kalau udah orang berinvestasi Pak, enggak akan mungkin lari juga. Tapi jangan juga kita suruh tunggu mereka sampai izinnya semua selesai, baru dia bisa melakukan investasinya," tutur Todotua.

Dalam pemaparannya Todotua juga mengingatkan target realisasi investasi sebanyak Rp 1.900 triliun untuk 2025 ini.

Untuk kuartal pertama, yakni Januari-Maret 2025, realisasi investasi sudah mencapai Rp 465 triliun.

Menurut Todotua, capaian tersebut sudah masuk ke kondisi aman.

"Kemudian di triwulan (kuartal) kedua, saya sudah mulai dari hari Senin dilaporkan, angka ini cukup relatif aman lah. Dari para deputi saya disampaikan mudah-mudahan triwulan dua kita masih aman," ungkapnya.

"Tetapi ini juga harus kita antisipasi ke depannya dalam triwulan ketiga, keempat, dan tahun-tahun berikutnya," tambahnya.

Tag:  #indonesia #kehilangan #peluang #investasi #2000 #triliun #2024 #lalu #bkpm #ungkap #penyebabnya

KOMENTAR