Sederet Dampak jika Pengemudi Ojol jadi Karyawan Tetap Aplikator, Salah Satunya Peningkatan Pengangguran, Ini Alasannya
Pengemudi ojek online (ojol) menunggu penumpang di dekat Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta. (Salman Toyibi/Jawa Pos)
09:27
14 Juni 2025

Sederet Dampak jika Pengemudi Ojol jadi Karyawan Tetap Aplikator, Salah Satunya Peningkatan Pengangguran, Ini Alasannya

- Grab Indonesia, secara resmi mengungkapkan sederet dampak jika mitra atau pengemudi ojek online (ojol) berubah status menjadi karyawan tetap aplikator. Salah satunya, akan ada peningkatan jumlah pengangguran di Indonesia.

Country Managing Director Grab Indonesia, Neneng Gunadi menyampaikan bahwa ada banyak mitra ojol yang merupakan pekerja paruh waktu. Di antaranya, mereka menjadikan aktivitas mengantar penumpang dan makanan sebagai sampingan atau bantalan sosial setelah mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Padahal, kata Neneng, menimbang hak yang melekat kepada pekerja/karyawan, seperti gaji, cuti pensiun, dan lain-lain, maka perusahaan aplikasi tidak mampu menyerap semua mitra pengemudi yang saat ini terdaftar.

"Adapun nantinya, akan berdampak terhadap putus mitra secara massal yang otomatis akan menambah jumlah pengangguran di Indonesia," kata Neneng dalam acara Media Briefing di Jakarta, Jumat (13/6).

Sebagai contoh, Neneng mengatakan di Spanyol sendiri telah menerbitkan Riders Law yang menjadikan mitra online delivery menjadi karyawan di tahun 2021.

Kemudian, aplikasi yang mampu bertahan adalah Glovo dan hanya bisa mempekerjakan sebanyak 2.000 orang dari mulanya sebanyak 12.000 mitra, atau hanya 17 persen dari mitra terdaftar yang bisa diangkat menjadi karyawan.

"Kebayang kalau di Indonesia, ternyata hanya 17 persen saja yang bisa diserap. Yang lain mau ke mana? Bagaimana cara mereka mendapatkan income?," ujarnya.

Lebih sulit menjadi ojol

Tak hanya akan meningkatkan pengangguran, Neneng Gunadi juga membeberkan peningkatan status mitra ojol menjadi karyawan akan disertai dengan kewajiban yang akan menyertainya.

Meliputi, jam kerja yang diatur, ketatnya persyaratan masuk, meliputi ijazah, batas usia hingga pengalaman kerja. Dengan begitu, aplikator tidak akan lagi memberi peluang fleksibilitas dan keterbukaan untuk semua orang yang membutuhkan.

Selain itu juga ada proses wawancara yang lebih selektif, hingga akan adanya evaluasi kinerja. Salah satunya, akan dikenakan surat peringatan atau dikeluarkan jika tidak mencapai target.

"Kemudian wawancaranya lebih selektif. Pasti dong, kan yang dipilih pasti yang bener-bener terbaik. Terus ada evaluasi kinerja. Kita semua kalau karyawan, pasti ada evaluasi kinerja dan kalau tidak perform, ada Performance Improvement Plan (PIP) dan sebagainya," beber Neneng.

Efek domino terhadap UMKM

Selanjutnya, Neneng juga mengungkapkan, selain jumlah mitra pengemudi yang akan menyusut, perubahan status mitra ojol menjadi karyawan juga akan mengurangi layanan pengantaran makanan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang akan menjadi merchants di aplikasi.

"Mengingat 90 persen dari merchants GrabFood adalah UMKM, penyusutan jumlah mitra akan menggerus arus ekonomi UMKM yang mayoritasnya mengandalkan pesanan online," pungkasnya.

Editor: Edy Pramana

Tag:  #sederet #dampak #jika #pengemudi #ojol #jadi #karyawan #tetap #aplikator #salah #satunya #peningkatan #pengangguran #alasannya

KOMENTAR