



Sulap Sampah jadi Aksesoris hingga Sofa Ecobrick Lewat 'Setor Jo', Inisiatif PGE Jaga Lingkungan sembari Tingkatkan Ekonomi Masyarakat
- PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) melakukan inovasi program Bank Sampah Setor Jo di desa sekitar operasional PGE Area Lahendong di Kecamatan Tompaso Raya, Sulawesi Utara. Inisiatif ini dilakukan dalam rangka pengelolaan lingkungan berkelanjutan, sekaligus memeringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
"Program ini bukan hanya tentang mengelola sampah, tapi juga membangun kesadaran, memberdayakan masyarakat, dan menciptakan nilai ekonomi baru dari limbah yang dulunya dianggap tidak berguna," ujar Corporate Secretary PGE Kitty Andhora, dikutip dari Antara, Minggu (8/6).
Program Bank Sampah Setor Jo berhasil membentuk empat unit bank sampah yang aktif memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Program ini terbukti mampu mengubah kebiasaan masyarakat dari membakar atau menimbun sampah menjadi memilah dan menyetorkan ke bank sampah.
Menurut Kitty, lebih dari 200 nasabah aktif, termasuk kelompok rentan seperti penyandang disabilitas, kini telah merasakan manfaat langsung dari keberadaan bank sampah ini. Sejak tahun 2024, PGE bersama NGO Liberty Society mengembangkan program Setor Jo dengan menghadirkan pelatihan pengolahan sampah anorganik, serta pelatihan kewirausahaan bagi pengurus dan nasabah bank sampah.
"Tak hanya itu, pelibatan karang taruna dan BUMDes juga dilakukan guna memperkuat jejaring pemasaran produk daur ulang secara berkelanjutan," ujar Kitty menambahkan.
Salah satu inovasi penting pada 2024 adalah penyediaan mesin upcycling plastik jenis sheet press yang mampu mengubah limbah plastik menjadi bahan dasar produk baru, seperti aksesoris, furnitur, hingga sofa ecobrick. Selain itu, bank sampah juga berhasil memproduksi eco-enzyme dan produk turunannya seperti eco-atsiri, yang dapat dimanfaatkan sebagai disinfektan alami.
Hingga saat ini, lanjut Kitty, program Setor Jo telah memberikan manfaat nyata bagi lebih dari 340 warga Tompaso Raya, Sulawesi Utara, dengan dampak lingkungan berupa penurunan signifikan volume sampah rumah tangga yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Program ini sudah mengolah lima ton sampah anorganik jenis HDPE, LDPE dan MLP menjadi produk daur ulang seperti sofa ecobrick, furnitur, dan eco-merchandise, serta dua ton sampah organik dari sisa buah dan sayur untuk pembuatan eco-enzyme.
General Manager PGE Area Lahendong Novi Purwono menyebutkan, pihaknya percaya bahwa melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, mulai dari NGO, pemerintah daerah, kelompok jahit, hingga dinas koperasi dan UKM, pengelolaan lingkungan yang baik akan berjalan lebih efektif. "Saat ini, program Bank Sampah Setor Jo menjadi model yang dapat ditiru oleh desa-desa lain di sekitar Minahasa," ungkap Novi Purwono.
Adapun PT Pertamina Geothermal Energy Tbk merupakan bagian dari Subholding Power & New Renewable Energy (PNRE) PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang eksplorasi, eksploitasi, dan produksi panas bumi. Saat ini PGE mengelola 15 Wilayah Kerja Panas Bumi dengan kapasitas terpasang sebesar 1.877,5 MW, terbagi 672,5 MW yang dioperasikan dan dikelola langsung oleh PGE dan 1.205 MW dikelola dengan skema Kontrak Operasi Bersama.
Kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE berkontribusi sekitar 80 persen dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi pengurangan emisi CO2 sebesar sekitar 9,7 juta ton CO2 per tahun.
Tag: #sulap #sampah #jadi #aksesoris #hingga #sofa #ecobrick #lewat #setor #inisiatif #jaga #lingkungan #sembari #tingkatkan #ekonomi #masyarakat