Pindah Bank, Pilihan Strategis Pejuang KPR untuk Atasi Floating Rate
Ilustrasi bank. (SHUTTERSTOCK/FRANK11)
12:04
5 Juni 2025

Pindah Bank, Pilihan Strategis Pejuang KPR untuk Atasi Floating Rate

– Ketidakpastian ekonomi global kini terasa hingga ke dapur rumah tangga. Bagi para pemilik rumah yang membelinya melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR), situasi ini menghadirkan tantangan tersendiri. Salah satunya adalah menghadapi risiko kenaikan suku bunga KPR yang mengambang (floating rate).

Tak sedikit yang mulai merasa waswas. Salah satunya adalah Lynda (30), pekerja swasta yang sudah lima tahun mencicil rumah melalui salah satu bank milik negara (Himbara).

“Jujur aku itu sekarang takut banget, karena ekonomi yang enggak jelas. Takut bunga bank naik, takut kena PHK. Kalau bunga naik, makin susah ini,” ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (9/4/2025).

Kekhawatiran Lynda bukan tanpa alasan. Dengan cicilan KPR yang sifatnya floating, ia harus siap menghadapi lonjakan angsuran ketika suku bunga naik. Situasi ini diperparah dengan kebutuhan pemeliharaan rumah yang juga menyedot dana tidak sedikit.

“Belum lagi harus maintenance rumah yang enggak murah kan. Tapi ya jalani saja. Sekarang sangat hati-hati di keuangan,” tambahnya.

Bunga Floating, Tantangan Pejuang KPR

Sistem bunga floating pada KPR membuat cicilan bisa berubah sewaktu-waktu tergantung pada suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).

Ketika kondisi ekonomi global tidak menentu, bank bisa menaikkan bunga kredit demi menjaga likuiditas, yang berdampak langsung ke para debitur.

Dalam kondisi seperti ini, opsi memindahkan KPR (take over) ke bank lain yang menawarkan bunga tetap (flat) atau skema syariah menjadi pertimbangan.

Strategi Lynda: Rencana Pindah Bank

Lynda mulai mempertimbangkan take over KPR ke bank swasta seperti BCA atau ke Bank Syariah Indonesia (BSI), setelah mendengar bunga yang ditawarkan lebih kompetitif.

“Aku ada niat pindah ke BSI atau BCA. Kata temanku lebih murah. Di Himbara mahal, aku hitung-hitung kok rugi,” ujarnya.

Namun, Lynda menyadari langkah ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Situasi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih membuatnya menahan diri dari keputusan berisiko.

Tips dari Lynda bagi Calon Pejuang KPR: 

  • Hitung cicilan berdasarkan penghasilan pokok, bukan bonus atau penghasilan tambahan
  • Bedakan biaya hidup dengan gaya hidup; prioritaskan kebutuhan
  • Pilih rumah dari developer tepercaya agar biaya perawatan tidak membengkak
  • Pertimbangkan lokasi rumah dan risiko lingkungan seperti banjir
  • Bandingkan bunga antar bank dan pelajari skemanya secara menyeluruh
  • Jika belum yakin, pertimbangkan untuk menyewa rumah sambil mengamati situasi ekonomi

“Kalau enggak bisa komitmen jangka panjang, sebenarnya ngontrak lebih bagus sih. Setahun atau dua tahun dulu sambil lihat ekonomi,” tambah Lynda.

Cerita Suci: Lebih Tenang Setelah Pindah ke BSI

Langkah yang baru direncanakan Lynda sudah lebih dulu dijalani oleh Suci (33). Ia dan suami memutuskan untuk memindahkan KPR dari bank Himbara ke BSI demi mendapat bunga tetap.

“Di bank BUMN, bunganya selalu meningkat karena floating. Akhirnya, di masa pandemi, kita pindah ke BSI. Di sana bunganya flat,” kata Suci.

Sejak saat itu, cicilan mereka menjadi stabil dan bisa diprediksi. Tidak ada lagi kekhawatiran soal kenaikan mendadak.

Suci menyarankan langkah ini bagi mereka yang merasa sudah tidak sanggup menghadapi bunga mengambang. Namun, keputusan tersebut tetap perlu pertimbangan matang dan kesiapan dana tambahan untuk biaya administrasi dan notaris.

Ini tips buat pejuang KPR dari Suci: 

  • Pilih bank yang memberikan bunga flat
  • Pertimbangkan bank syariah jika ingin skema tanpa bunga
  • Perhatikan biaya proses take over seperti appraisal dan notaris
  • Pastikan rumah dan dokumennya memenuhi syarat bank baru
  • Kendalikan pengeluaran untuk menjaga kemampuan bayar

“Kalau ada uang ya, pindah ke bank syariah, atau ke bank yang kasih bunga flat. Yang bunganya itu sama terus,” ujarnya.

Foly: Tak Ambil KPR, Lebih Nyaman Bangun Rumah Sendiri

Tidak semua orang menempuh jalur KPR. Foly (32), karyawan swasta asal Cirebon, justru memilih menabung sedikit demi sedikit untuk membangun rumah sendiri.

“Saya enggak berani ambil KPR karena enggak terbiasa hutang. Situasi saya rentan, bisa di-PHK kapan saja,” katanya.

Sejak 2018, Foly mulai menabung untuk membeli tanah di Cirebon seharga di bawah Rp 100 juta. Setelah terkumpul, ia mulai membangun rumah dengan konsep rumah tumbuh, menggunakan jasa tukang harian. Total biaya pembangunan tidak sampai Rp 300 juta.

Meski belum sepenuhnya lengkap, ia merasa lebih tenang karena tidak dibebani cicilan bank.

Tips ala Foly bagi Generasi Muda yang pengin KPR: 

  • Catat semua pengeluaran harian untuk kontrol keuangan
  • Hidup sederhana dan kurangi nongkrong
  • Cari pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan
  • Investasikan tabungan agar tidak tergerus inflasi
  • Pertimbangkan membeli tanah dulu dan membangun rumah secara bertahap
  • Pastikan cicilan (jika ada) tidak lebih dari 30 persen penghasilan

“Kalau belum sanggup KPR, ya ngontrak dulu saja. Atau beli tanah dulu. Karena keuntungan developer dan bunga bank itu besar banget,” ujarnya.

Panduan Ringkas Menghadapi Bunga Floating

Bagi yang sudah telanjur mengambil KPR dengan bunga floating, beberapa ringkasan langkah berikut bisa dipertimbangkan:

* Hitung ulang cicilan saat bunga naik 1–2 persen untuk mengukur kemampuan bayar

* Siapkan dana darurat minimal 3–6 kali cicilan

* Pertimbangkan take over ke bank dengan bunga flat atau bank syariah

* Bandingkan biaya administrasi dan keuntungan jangka panjang dari pindah bank

* Evaluasi kondisi rumah dan kelengkapan surat sebelum pengajuan take over

Mendapatkan rumah lewat KPR memang butuh perjuangan. Tapi perjuangan itu bisa terasa lebih ringan jika disertai strategi yang tepat. Mulai dari mengelola keuangan dengan bijak, memahami skema bunga, hingga mempertimbangkan opsi take over.

Seperti pengalaman Lynda, Suci, dan Foly, tidak ada satu cara yang paling benar. Namun yang pasti, setiap pilihan harus disesuaikan dengan kondisi keuangan, kesiapan mental, dan ketahanan menghadapi risiko ekonomi yang bisa datang sewaktu-waktu.

Jika Anda sedang mencicil rumah, mungkin kini saatnya mulai bertanya: apakah bunga KPR Anda sudah terlalu memberatkan?

Tag:  #pindah #bank #pilihan #strategis #pejuang #untuk #atasi #floating #rate

KOMENTAR